22. Young

637 113 117
                                    

"Young...

We were so young when we thought that we knew how to love 

Fought about anything, everything led to dysfunction 

But we just gotta own that shit!"

The Chainsmokers - Young

*A.N : Dengerin lagu ini pikiran auto-ngebayangin Soobin dkk menguasai jalanan Los Angeles, bersenang-senang, gila-gilaan selayaknya anak abg nikmatin masa muda*

.

.

.

.

Siapa bilang kehidupan di SMA payah?

Yang bilang begitu pasti tidak pernah tahu bagaimana rasanya memiliki wajah tampan seperti Jeon Soobin.

Swiiitt swiiittt... this is Jeon Soobin we're talking about...

Los Angeles adalah surga bagi orang-orang kaya dan terkenal. Keberagaman budaya disini sangat membantu sekali dalam membuka pola pikir masyarakatnya terhadap aspek ketampanan yang beragam. Terlebih, budaya Korea yang menjadi pintu masuk bagi wanita-wanita internasional untuk mempertimbangkan menikahi oppa ketimbang lokal.

Ya, thanks for that k-pop.

And thanks for that to... Daddy Jeon and Mommy Jeon. Soobin loves you so much.

Terima kasih telah mewarisi wajah seperti ini.

Sekarang lihatlah dia, tidak hanya di sekolah, di jalanan pun, di toko-toko, cewek-cewek remaja pasti menoleh untuk mengecek kehadiran Soobin. Minimal dua kali. Maksimal sengaja berdiri di sebelahnya demi mencuri-curi pemandangan surgawi. Tanpa dihalangi tiang listrik, pohon palem, atau rak makanan.

Geng Soobin terdiri dari Yeonjun, Hueningkai, Beomgyu, Taehyung. Semuanya dikaruniai wajah tampan dari lahir. Wajah-wajah masterpiece. The boyband. Korean sweetheart. 

Yaaa... begitulah... kalau boleh jujur, daripada menghabiskan waktu berkeliling dengan remaja-remaja kaya Los Angeles naik mobil seharga helikopter, pulang sekolah Soobin lebih suka berkeliling naik sepeda dengan geng-nya. Menikmati keseruan menjadi remaja bersepeda melalui setiap lokasi strategis, mulai dari Third Street Promenade, jalan berlapis batu yang diapit deretan toko dan restoran. Berhenti di lampu lalu lintas dan menangkap suara Frank Sinatra dari cafe disetel keras-keras. Entah dari restoran yang mana. Terlalu banyak restoran.

Sambil mengayuh sepeda, kadang-kadang di tengah jalan mereka menyapa seorang lelaki berusia enam puluhan, memakai topi fedora, jas hitam, dan dasi kupu-kupu. Penyanyi jalanan itu biasanya memegang mikrofon dan berjoget mengikuti irama musik dari perangkat karaoke besar di dekatnya. Gayanya sangat mirip Frank Sinatra. Bahkan sulit mempercayai penyanyi jalanan kadang lebih mirip Frank Sinatra ketimbang Frank Sinatra sendiri.

Bocah-bocah ini bukan tipe tukang belanja. Mereka penjelajah. Mereka berkeliling melepas penat setelah seharian diserang segunung tugas. Mereka nyanti teriak-teriak bikin rusuh, saling senggol-tendang, tertawa sepuas hati. Kadang-kadang kalau lagi iseng, Kai bawa gitar dan Yeonjun bawa tambourine, Soobin bawa saxophone. Ngapain? Mengiringi duet Taehyun dan Beomgyu konser di pinggir jalan. Sambil beraksi, mereka mengumpulkan tepuk tangan meriah dari penonton. Sudah jelas sekarang kenapa mereka dijuluki boyband? Tujuan Soobin dkk sih bukan duit. Walau terkadang banyak yang melempar koin begitu saja dengan entengnya. Toh koin bisa dicari lagi. Tapi anak-anak muda berbakat ini... sayang dilewatkan, penonton merasa tidak enak cuma berdiri dan mengamati dari pinggiran. Bakat performance lebih diapresiasi di kota ini. Orang-orangnya senang meluangkan waktu untuk berhenti sebentar, malah tak jarang turis-turis mengira mereka boyband sungguhan, berlomba-lomba ngajak mereka foto bareng. Yeonjun itu paling eksis, sering merekam aksi mereka untuk diunggah di koleksi akun-akun media sosial miliknya. Kenapa koleksi? Yeonjun punya banyak akun sosial media. Anak gaul masa kini si Yeonjun. 

1001 NightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang