~Happy reading~
.
.
.
.
Monday, October 20, 1985
Hai...
Guruku bilang orang harus menulis sesuatu untuk menolak lupa, menulis melatih kedisplinan kita dalam mengingat sesuatu, makanya diam-diam aku mencuri buku dari ruang kerja ayahku.
Lagipula menulis itu bagus untuk menumbuhkan otot tangan. Kalau aku mencengkram batang pensil cukup keras, tenagaku akan mendorong otot-otot bisep yang tersembunyi dalam lengan kurus payah ini.
Sudah cukup soal otot.
Mulai sekarang ini akan kunamai Kook's Journal.
Jujur, aku bingung mau menulis apa, jadi untuk hari ini aku tidak akan cerita apa-apa.
Kemungkinan yang akan kutulis hanya pengalaman normal dan membosankan yang bisa kuingat.
.
.
.
Tuesday, October 21, 1985
Aku sering berharap saat aku bangun tidur dunia akan berbeda. Semuanya akan berubah.
Pagi ini aku membuka mata dan dunia yang kutinggali masih sama.
Radio memutar lagu "Alone", dimainkan oleh grup Heart. Bukan lagu favorit. Bukan grup favorit.
Aku sembilan tahun.
Aku kacau balau.
Yang bikin aku muak, matahari pagi ini masih panas. Aku kasihan pada langit, matahari setiap hari membakar langit. Dengan kata lain, hidupku dan hidup langit sama-sama menderita.
Kebanyakan anak-anak seumuranku tidak suka bermain atau kumpul-kumpul bareng denganku.
Aku mulai merasa kasihan pada diri sendiri.
Merasa kasihan pada diri sendiri adalah seni. Sebagian dari diriku suka melakukan itu.
.
.
.
Wednesday, October 22, 1985
Hari ini Grande Mother datang mengunjungi kami.
Aku tidak pernah menyukai dia dari awal. Apalagi jika topik yang dia bicarakan sebagian besar tentang aku. Tentang apa yang harus dilakukan orang tuaku serta apa yang harus kami lakukan untuk mempersiapkan takhta kepemimpinan berikutnya.
Aku tidak pernah suka cara mereka melihatku, seolah-olah aku capung yang hendak mereka jerat dengan jaring lalu mereka bekukan di freezer untuk kemudian dipajang.
Bisa dibilang, tidak hanya jatuh cinta yang terjadi pada pandangan pertama, tapi jatuh benci juga.
Aku membenci dia, benci yang membuat ubun-ubunku panas, seandainya aku diperbolehkan menghajarnya dengan karate, sudah kuhajar wajah sombongnya dengan satu kali tendangan. Cuma kepingin lihat bagaimana bentuknya setelah babak belur.
Grande Mother suka berpakaian hitam, duduk di kursi takhta kebanggaannya yang berbentuk eboni dan bulan emas, dapat dia putar secara otomatis dengan cara menginjak pedal menggunakan kakinya. Di belakangnya duduk Grand Council yang beranggotakan 13 orang. Dewan Grande Druid adalah penyihir-penyihir kuat, mereka memiliki banyak kekuasaan di dunia. Menjadi seorang tradisionalis berarti mereka mempunyai pandangan hanya orang-orang yang dilahirkan dari keluarga penyihir yang bisa menjadi penyihir sejati. Jelas, keluarga ini memiliki sejarah sihir yang panjang jika diurutkan dari leluhur.
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 Nights
Fanfiction[INI BUKAN REMAKE ALADIN!] Jungkook si IBLIS dari keluarga misterius. Jimin si Gadis biasa-biasa saja dari keluarga wartawan. Mereka bersatu di negeri penuh konflik Timur Tengah dengan cara yang tidak pernah mereka sangka. BTS Jornalist AU! Konflik...