14 part III

767 118 81
                                    

Jeon Soobin, their lovely peacefully son

Jeon Soobin, their lovely peacefully son

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

.

.

18 April 2010

Los Angeles

Well okay, so... a key fact about Jimin, waktu ayahnya meninggal lima tahun lalu, itu jelas-jelas membuat Jimin sangat terpukul.

She didn't cope well, kata orang-orang. 

Belum sanggup move on. 

Itu yang orang-orang katakan, selalu, di belakang punggung Jimin. 

Jimin tau kok apa yang orang-orang itu omongin. Bukan berarti dia punya telinga tambahan dibelakang punggung. Tapi yaaa... mau gimana... Jimin "belum bisa move on" selalu jadi perbincangan hangat.

Terus terang itu mulai mengganggu.

Timbul pertanyaan di kepala saking gerahnya dia akhir-akhir ini. "Apa sih coping well?" Gimana caranya orang bisa merelakan kepergian ayah dengan semudah itu? When their father, their hero, just suddenly died in a car crash with no warning?

Orang-orang yang sanggup merelakan dengan baik seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa menurut Jimin sedang menipu diri sendiri. Atau kemungkinan mereka tidak punya ayah sehebat ayah Jimin. Atau bisa jadi mereka berhati dingin.

Terserah. Mungkin dia memang tidak ingin merelakan kepergian sang ayah dengan baik. Mereka paham gak sih?

Jimin menyisiri rambut Soobin sambil memandangi foto almarhum ayahnya yang tergantung di tembok, dibingkai figura berwarna platinum. Ayahnya yang tampan...

Jimin percaya ayahnya dibunuh. Dipaksa meninggalkan dunia ini sebelum sempat mengenal cucunya.

Tidak kuasa menahan diri, napasnya semakin terasa sesak, digenggamnya gagang sisir kuat-kuat. Jimin tau dia seharusnya merelakan... lagipula polisi tidak punya bukti kuat sopir yang menabrak mobil ayahnya waktu itu melakukannya secara sengaja. Polisi juga tidak menemukan bukti sopir itu mabuk atau berkendara sambil menelpon. Bangsatnya si pembunuh membuat alasan paling payah tidak rasional, sangat remeh, dengan pernyataan "tiba-tiba mengantuk". Bangsatnya lagi dibiarkan hidup bebas gara-gara miskin bukti serta uang jaminan besar. Sementara ayah Jimin mati dalam kecelakaan tragis.

1001 NightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang