Extra Chapter I

409 66 85
                                    

Soobin

Penderitaanku adalah tinggal bersebelahan dengan perempuan yang kutaksir.

Salah tidak sih aku menyukai adik sahabatku?

Aku selalu gugup setengah mati setiap kali melihat Yeji menampakkan diri, mengingat dia adalah makhluk paling rupawan yang pernah diciptakan Tuhan.

Pagi ini Yeji jogging di halaman depan mengenakan kaus ungu dan celana pendek warna hitam. Aku suka warna hitam, apalagi jika itu menempel di paha cewek secantik dia. Sepatu kets ungunya berderap-derap di atas rumput. Hari ini kebetulan cuacanya sangat panas, langitnya cerah, begitu pula wajah Yeji, dan tubuhnya yang... panas.

Untung ayahku tidak ada di sini. Si iblis tua itu senang sekali menghina mentalku yang mirip tempe katanya. Lembek. Kemudian dengan tidak tahu malunya dia teriak "Anakku yang gagah perkasa ini menyukaimu! Tolong pungut dia malam minggu nanti sebelum dia jadi gila!"

THANK YOU DAD.

Brengsek.

Yeji pasti mikir seribu kali bergabung dengan keluarga kami.

Aku tidak berharap. Faktanya, aku tidak akan berharap. Titik. End of story.

Aku lebih baik mengamati burung gereja yang hinggap di pohon.

Beginilah nasibku di usia 17, duduk di undakan tangga teras depan, sendirian saja, melukis hal-hal random sambil memangku sketch book yang telah setia menemaniku dari SMP. Tanganku bergerak membentuk sketsa kepala burung gereja, fokus menciptakan duplikatnya di secarik kertas.

Disaat semua orangbahagia menapaki usia tujuh belas tahun yang normal, aku malah mendapat takdir lucu ini. Ayahku raja iblis dan aku memiliki kekuatantolol yang tidak kuinginkan. Sekarang siapa yang sudi berkencan denganku? Tidak ada!

Heloo... iblis gitu loh. ANAK IBLIS!

Jujur saja, aku takut berubah menjadi seperti Dad. Aku takut menjadi jahat dan perusak.

.

.

.

Jimin ingin membuat sesuatu yang beda hari ini. Masakan korea. Selain itu dia bosan dengan makanan yang berbau kebarat-baratan. Lidahnya sudah kangen ingin mencicipi masakan tradisional.

Finally, setelah browsing dan searching di internet tutorial masakan korea, Jimin memutuskan untuk membuat Kimbap hari ini.

Dan itu dimulai dari...

Memasak nasi tentu saja.

Sambil memasak nasi, dia juga menggoreng telur dadar yang nanti akan dicincang-cincang dalam bentuk kecil dan memanjang. Berhubung Jimin adalah pemasak yang pro dan cepat, dia tidak ingin terlalu fokus di nasi dan telur yang belum matang. Dia mencuci wortel dan mentimun, kemudian memotong bahan-bahan itu diatas talenan. Lincah dan cekatan sekali gerakan tangannya. Mungkin para juri di masterchef akan dibuat terkagum-kagum melihat keterampilan Jimin dalam mencincang wortel.

"Sepertinya kau butuh bantuan," tukas suara dari belakang.

Jimin berdecak. Segala aktifitas normal yang dilakukan berdua bareng Jungkook, pasti berujung kegiatan ranjang.

"Sayang. Aku sedang tidak mood meladenimu hari ini. Oke?" ucap Jimin ketus.

Bukannya pergi, Jungkook malah memakai apron dengan santainya dan mulai membolak-balik telur dadar diatas penggorengan. "Wahh... ini belakangnya nyaris gosong, harus cepat diangkat."

"Kook..."

Jungkook bersiul-siul tidak jelas sambil memindahkan telur dadar keatas piring.

"Kook..."

1001 NightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang