[INI BUKAN REMAKE ALADIN!]
Jungkook si IBLIS dari keluarga misterius.
Jimin si Gadis biasa-biasa saja dari keluarga wartawan.
Mereka bersatu di negeri penuh konflik Timur Tengah dengan cara yang tidak pernah mereka sangka.
BTS Jornalist AU!
Konflik...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
[Pangkalan udara militer Bagram, Provinsi Parwan, Afghanistan]
Jimin yakin sekali, 100% yakin kehadirannya di tanah Afghanistan tercinta cuma dimanfaatkan kakak sepupunya, Kim Namjoono Bastardo Stupido.
Tugas meliput di pangkalan US seharusnya tugas Namjoon, harusnya BEGITU, lalu tiba-tiba saja kakak sepupu tampan nan baik hati menelpon meminta dengan sangat terhormat agar Jimin mau menggantikannya untuk sementara waktu dengan alasan tidak enak badan. Tapi Jungkook barusan ngasih kabar kalau Namjoon tengah asik berduaan dengan Seokjin nonton pertandingan bola, India versus Pakistan.
What a... fuckin liar!
Yang harusnya Jimin pulang dari sejam yang lalu, sekarang malah terjebak (again) bersama cowok bedebah di pangkalan militer. Pakai helm tentara dan rompi bertuliskan PRESS.
"Aneh nggak sih kalau aku merasa pernah bertemu denganmu sebelumnya," ucap Jimin.
Jungkook mendengus sok. "Kau mau bilang mukaku pasaran? Sori ya non, ketampananku cuma ada satu, dan cuma aku yang memilikinya."
Jimin memberinya tatapan sebal. "Dasar narsis!"
"Selama itu tidak membunuh seseorang, aku tidak keberatan diberi predikat narsis." Jungkook tetap sok.
Jimin tidak tahu harus gimana lagi menghadapi orang macam Jeon Jungkook.
Sebenarnya Jimin yakin sekali dia pernah bertemu Jungkook di suatu tempat. Dulu sekali. Tapi... sudahlah, tidak ada gunanya berdebat dengan cowok kayak Jungkook. Bikin capek.
Mungkin memang ingatanku yang mulai kacau, batin Jimin. Apa iya sekacau itu?
"Aku baru tau mata uang Afghanistan namanya Afgani," kata Jimin mengalihkan topi sambil mengamati kesibukan yang terjadi di sekelilingnya.
