"Aku tidak tahu harus bilang apa Imel.. Ini benar-benar sulit untuk aku cerna." Tio menarik napas dengan berat. Mereka sudah dirumah dan Imelda melakukan test pack. Garis dua dialat itu menegaskan kalau istrinya mengandung. "Kamu bilang kalau kamu pernah dioperasi karena kecelakan? Operasi itu menyebabkan kamu tidak bisa mengandung. Namun, sekarang alat itu membuktikan hal yang salah. Terlebih lagi dokter Puspa sudah memeriksa kamu tadi...!" desis Tio dengan suara kasar dan sarat emosi. Lelaki ini merasa kalau Imelda mempermainkan dirinya. "Ada apa sebenarnya ini Imel..?!!" kali ini Tio berteriak membuat Imelda tersentak ditepi kasur.
Wajah Tio terlihat tegang, pikiran yang tidak seharusnya ia pikirkan melesat masuk ke otaknya. Apa yang direncanakan Imelda dengan menikah dengan dirinya? Wanita ini mengatakan tidak bisa mengandung, tapi lihatlah sekarang. Didalam rahim istrinya ada calon bayi yang akan berkembang dan hidup. Video antara Imelda dan pak Aryan berkelebat juga dalam pikirannya membuat Tio menggengam tangannya dengan erat.
"Saya juga tidak tahu kang..?" bisik Imelda antara sedih dengan sikap suaminya yang seolah tidak menerima calon anak didalam rahimnya saat ini. Ia tidak bisa menjelaskan kenapa ia masih bisa mengandung. Ia dioperasi demi menyelamatkan hidupnya, ibunya menandatangani surat persetujuan untuk operasi yang harus mengangkat semua indung telur didalam dirinya. Hal ini menyebabkannya tidak bisa mengandung. Tapi, dokter Puspa tadi mengatakan kalau indung sebelah kirinya masih ada. Air mata yang terasa hangat mengalir dari kedua sudut mata Imelda, ia terisak tanpa sadar. Ini anugerah! Ia yang selama ini merasa takut untuk berhubungan secara mendalam dengan seorang lelaki karena takut tidak mampu memberikan keturunan. Namun, ia bisa mengandung. Dada Imelda terasa sesak. Ia tidak peduli kalau suaminya berpikiran tidak benar. Yang pasti didalam rahimnya ini seorang calon bayi akan tumbuh dan berkembang.
Tio mondar-mandir didekat TV. Lelaki ini masih tegang. Terlihat siap meledak jika dicuil sedikit saja. Bayangan Ira, mendiang istrinya yang mengatakan kalau hamil berkelebat. Istrinya dulu bahkan mempermainkan dirinya. Mengatakan kalau calon bayi didalam rahimnya itu adalah anak dari kakak tirinya! Bisa dibayangkan betapa hancur hatinya karena perkataan itu. Ia pada akhirnya tahu kalau anak dikandungan Ira adalah benar anaknya. Kenapa semua ini seolah terulang? Apa ini karma untuk dirinya? Apa yang sudah aku lakukan sehingga layak mendapatkan cobaan seperti ini? Tio mengeram, ia menatap istrinya yang terisak. Ia ingin sekali menenangkan Imelda, tapi tidak percaya dengan kendali dirinya sendiri.
"Aku akan ke ruko.. Kamu istirahat saja. Nanti kita bicara lagi..?!" setelah berkata seperti itu Tio meninggalkan Imelda yang masih duduk terisak ditepi kasur.
Imelda menangis tanpa suara. Bahunya terguncang sedih. "Sabarlah nak.. Ayah kamu mungkin sedikit shock. Tapi, bunda yakin kamu pasti bisa meluluhkannya nanti.." bisiknya sembari mengusap perut datar miliknya yang terasa lebih menebal.
*****
Di ruko laundry sikap Tio yang terlihat masam membuat para staff bertanya dalam hati. Ada apa dengan bos mereka hari ini. Via saja tidak berani untuk mengusik Tio, wanita ini segera mengambil jarak sejauhnya dari Tio menuju tumpukan linen saja supaya tidak terlihat bos jika lelaki tersebut membutuhkan sesuatu darinya. Ia biasanya menyiapkan teh atau kopi untuk Tio di siang hari.
"Kang.. Ada apa dengan akang Tio..?" tanya Via pada Ian. Kedua orang ini sekarang sudah semakin akrab. Ian mendekati Via semenjak Tio dan Imelda melangsungkan pernikahan.
"Tidak tahu nih... Akang aja tadi dipelototi oleh bos lantaran menanyakan apakah stock detergent kita masih ada atau sudah mulai habis.." balas Ian sedikit mengernyit lantaran sikap bosnya semenjak pagi tadi.
"Hmmm.. Apa ada masalah ya di laundry cabang..? Sepengetahuan Via sih laundry cabang banyak pemasukan.. ?" kali ini Via yang mengernyit.
Ian hanya diam saja, lelaki ini berharap sang bos tidak mendapatkan masalah yang bisa menyebabkan suasana laundry ikutan bermuram durja.

KAMU SEDANG MEMBACA
PELAJARAN NADA CINTA {Geng Rempong : 14}
RomanceTio Suwandi, 29 tahun, seorang duda anak satu. Selalu sibuk dengan urusan bisnis laundry dan tentu saja mengurus anaknya. Ia tidak peduli dengan urusan cinta lagi karena hatinya sudah mati bersama kepergian sang istri yang tiada. Imelda Marli, 24 ta...