"Kamu ini benar-benar bod*h ya..?!!" seru Fikri pada Fani ketika babysitter ini menemuinya.
Fani ketakutan dibentak seperti itu. Ia sudah melakukan apa yang diperintahkan oleh lelaki ini.
"Kamu tidak ada gunanya...! Aku sudah bayar mahal kamu, tapi tidak becus menuntaskan tugas kecil itu.." Fikri terlihat geram. Ia menugaskan Fani untuk membawa Tio ke dapur sebelum rencana tabung gas itu meledak. Ia ingin Tio yang menghidupkan kompor sehingga lelaki itu yang mendapat celaka. Namun, Fani pasti tidak bisa melakukan apa yang sudah ia ilustrasikan.
"Aku tidak bisa membawa pak Tio ke dapur.. Beliau sibuk ditaman belakang bersama teman-temannya.. " balas Fani dengan wajah tidak suka karena dikatakan tidak berguna.
"Iya kamu kan bisa merengek sedikit kalau anaknya mau apa.. Gitu saja tidak mampu kamu lakukan..!" tukas Fikri dengan mata menyala marah.
Fani ingin sekali kabur karena melihat wajah Fikri yang sangat menakutkan dirinya. "Maafkan aku pak.. Hmm.. Aku.."
"Sudah cukup..! Tidak usah kamu teruskan.. Aku tidak butuh juga penjelasan bodoh kamu ini.. Aku sendiri yang akan membereskan Tio.. Pergi..!!" Fikri mengusir Fani dari hadapannya.
Fani keluar dari rumah kost Fikri selama di Bogor. Ia menoleh kanan dan kiri memastikan tidak ada yang melihat. Tapi, Fani salah. Ada lelaki yang bertubuh tegap memperhatikan Fani sedari masuk dan menunggu wanita ini keluar. Lelaki ini mengambil handphonenya, lalu menekan dial.
"Bos.. Ternyata benar. Babysitter ini mengunjungi rumah seseorang yang bos bilang kemungkinan besar terkait dengan masalah bro Tio.." ucap lelaki tersebut.
"Pastikan kamu memphoto wanita itu. Biar jadi bukti kalau babysitter ini mengkhianati keluarga Tio.." balas suara diseberang telepon.
"Sudah aku lakukan sedari tadi bos.. Btw, aku sekarang harus pulang. Nanti aku ditanya Cepi kenapa belum pulang.." lanjut lelaki ini yang tak lain adalah Giri.
"Baiklah.. Kamu pulanglah.. Hati-hati.." jawab lelaki yang ditelepon. Giri menatap handphone miliknya, ia tadi menelpon Haris, mantan bosnya dikesatuan.
Giri sengaja turun tangan karena rombongan geng Rempong mau menindaklanjuti kejadian tabung gas yang meledak. Karena ia polisi, tentu saja hal itu harus ia lakukan. Mengingat ucapan Rendy dan Syarif yang begitu kesal karena istri mereka terkena dampak dari kejadian tersebut, Rendy langsung bergerak duluan mencari informasi yang berhubungan dengan masa lalu Imelda. Bukan bermaksud untuk mengulik-ulik kehidupan seseorang. Hanya saja, Rendy tidak ingin bahaya mengintai mereka semua. Terbukti, seluruh informasi Imelda sudah ada digengaman mereka, termasuk masalah Imelda yang pernah masuk rumah sakit karena mengalami kecelakan sekitar 8 tahun yang lalu. Tio pasti terkejut kalau informasi ini sampai ke telinga lelaki itu nanti. Dan, Fikri tentunya akan menghadapi kemurkaan Tio.
Giri menghembuskan napas dengan perlahan. Ia mengamati rumah kost Fikri yang hening. Ia lalu bergerak cepat ke arah mobilnya yang diparkir cukup jauh dari jalanan agar tidak terlihat oleh Fikri untuk pulang.
****
"Aku rasa Tio harus kita beritahu sekarang.." ujar Benny pada Gita.
"Iya kang.. Ini harus secepatnya. Fikri sudah keterlaluan.." balas Gita pada suaminya.
Mereka berdua baru membaca laporan dari Syarif perihal Fikri yang memalsukan surat hasil operasi Imelda 8 tahun yang lalu. Lelaki itu juga yang menyebabkan Imelda dan ayah wanita ini kecelakaan.
"Iya.. Aku tidak akan membiarkan Fikri menyusahkan Tio dan Imelda lagi. Cukup sudah Tio merasakan penderitaan. Fikri sudah sepantasnya diproses secara hukum.." desis Benny geram karena kelakuan Fikri ini. Gita manggut-manggut ikutan gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
PELAJARAN NADA CINTA {Geng Rempong : 14}
RomansaTio Suwandi, 29 tahun, seorang duda anak satu. Selalu sibuk dengan urusan bisnis laundry dan tentu saja mengurus anaknya. Ia tidak peduli dengan urusan cinta lagi karena hatinya sudah mati bersama kepergian sang istri yang tiada. Imelda Marli, 24 ta...