PELANGI ANASTASYA, Gadis cantik dengan rambut lurus dan juga kulit yang putih membuat siapapun yang melihatnya akan jatuh cinta.
Tetapi tidak dengan nasibnya, ia hanya anak dari seorang pedagang ikan, pendapatan orang tuanya tak seberapa. Membuat dirinya di kucilkan dari sekolah.
Berkat kepintarannya ia diterima di salah satu SMA ternama di Jakarta, walaupun awalnya ia menolak tetapi apa boleh buat ia juga harus bersekolah setinggi-tingginya agar dapat membantu kedua orang tuanya dalam mengubah nasib mereka.
Pelangi mengeratkan pegangannya di ransel sekolah yang ia pakai, melihat sekolah itu dari luar saja membuatnya merasa lebih takut untuk berjalan masuk. Sekolah ini jauh lebih berbeda dengan sekolahnya sebelumnya, Fasilitas sekolah ini lengkap, dari lapangan Basket dan kolam berenang yang sangat luas.
Dengan langkah yang ragu-ragu gadis cantik itu melangkahkan kakinya berjalan masuk. "Lo cuma harus bertahan sampai lo lulus! Semangat Pelangi!" Ujarnya seolah menyemangati diri sendiri.
***
Di lain tempat lebih tepatnya di rooftop sekolah tempat yang di jadikan tempat berkumpul untuk para orang-orang istimewa di sekolah ini, Tempat kedua yang paling nyaman setelah kantin, dan mungkin tempat yang lebih baik dari tempat yang lain, walaupun mereka hanya sekedar beristirahat, berpacaran atau sekedar membolos.
"Gue denger ada anak pindahan! Cantik sih tapi ya gitu" Ucap Dikta sambil membuka kaleng soda yang ia pegang "Gue rasa Qiana bakalan buat dia pergi dua bulan lagi, percaya gue!"
"Siapa?" Tanya Reza mulai penasaran walaupun tangannya masih sibuk menekan layar handphonenya, Dalam situasi seperti ini Reza tak suka di ganggu tapi ia juga penasaran dengan murid baru yang tiba-tiba membuat semua penghuni sekolah membicarakanya bukan karena siswa tersebut dari kalangan atas tapi mungkin karena kondisi ekonomi yang memengaruhi.
"Gue nggak tahu pasti, Yang jelasnya dia dari orang yang nggak berada, Makanya udah jadi sorotan di hari pertama!"
Salah satu pria di antara keduanya menoleh walaupun ja juga sedang sibuk dengan permainannya, tapi ia masih dapat mendengar kalimat yang di ucapkan oleh Dikta, ia tak ambil pusing akan dan memilih menyimak.
"Lo nggak mau Sam? Lumayan dia cantik Lo"
"Buat apa cantik, Sekolah disini cuma pandang orang yang berharta!" Ujar Pria itu Ia melirik ke arah Dikta yang mengangguk seakan setuju akan kalimatnya baru-baru itu.
"Nah yang itu gue baru setuju!" Dikta berujar. "Bapak Gue Jaksa tapi gue nggak nyombong tuh!"
"Bapak Gue Dokter tapi gue fine-fine aja sih!" Kali ini Reza yang berucap "Gue bahkan nggak pernah niat bully manusia di muka bumi ini"
Kedua pria tersebut Tertawa gembira menyadari bahwa mereka adalah orang berada tetapi mereka bahkan tak pernah ingin membully siapapun, walaupun kadang mereka juga ikut menyaksikan aksi Qiana ketika mem-bully siswa yang di bawah standar.
Samuel berdiri memukul kepala kedua temannya "Kok kalian jadi bangga-banggain orang tua kalian sih, Sombong banget"
"Yaelah Sam, Kan gue udah bilang tadi gue nggak nyombong berrro!" Dikta membela dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HoPe✔️
Teen FictionFollow dulu yuk baru baca! Untuk sebuah kisah yang hebat dan untuk kisah yang luar biasa, Terima kasih telah mencintaiku hingga akhir. ~SamuelAlexandre Terima kasih telah membuatku merasakan cinta yang hebat, cinta yang luar biasa dan cinta yang me...