*10*

1.4K 56 3
                                    

Pagi hari di meja makan sebuah rumah yang mewah sudah duduk tiga orang, Yang satu Pria yang sudah rapi lengkap dengan setelan jas berwarna navy-nya, Lalu seorang perempuan cantik dengan rambut bergelombangnya, Dan yang terakhir seorang gadis kecil yang sibuk memakan nasi goreng kesukaannya.

"Tumben Bibi masak banyak?" Novita menoleh ke arah Bi Jum, Jarang sekali sang pembantu yang sudah bekerja dengannya itu selama bertahun-tahun memasak sebanyak ini, mengingat mereka hanya berjumlah tiga orang.

Bi Jum tersenyum "Den Samuel datang tadi malam non!"

Novita terkejut, tapi ada rasa bahagia yang menyelimuti perasaannya, putranya berkunjung bukankah ini hal yang patut di syukuri

"Bibi bisa panggil dia?"

Wanita paruh baya itu mengangguk, dan segera berjalan menaiki tangga rumah.

"Kenapa anak itu pulang?" Suara bariton yang berasal dari seorang Pria yang sedang membaca koran pagi.

"Mas jangan bilang begitu, Samuel pulang setelah beberapa tahun, Mas setidaknya menyambutnya dengan perasaan senang!"

"Dia hanya anak tidak tahu malu, Sudah di usir malah kembali lagi disini!"

"Mas tolong!"

"Siapa suruh dia tak mau menuruti semua aturan saya dulu, Itulah akibatnya,Seorang pembangkang akan berakhir menyedihkan seperti dia!"

Pandangan Novita mengarah pada bi Jum yang turun dengan wajah gusar.

"Ada apa bi?" Novita keheranan.

"Samuel nggak ada di kamarnya Bu!"

Novita sudah mengira hal ini akan terjadi mengingat Samuel yang selalu menghindar tentang apapun yang berkaitan dengan keluarga.

Tanpa berkata apa-apa Bi Jum melihat keluar rumah, feelingnya benar,Ia melihat tuan mudanya itu berjalan sampai tubuh jangkung itu hilang setelah melewati pagar rumah.

Pembantu itu mendesah berat, Apa mungkin Samuel mendengar perkataan Papanya tadi, Sebenarnya Bi Jum sudah tak tahan dengan perlakuan majikannya itu kepada anaknya apalagi Samuel adalah anak kandung mereka dan satu-satunya lelaki yang mampu mewarisi perusahaan dari Papanya, Tapi Bi Jum hanya seorang pembantu yang tak bisa berbuat apa-apa kecuali mendoakan Samuel.

"Tuhan adil Sama ciptaannya Nak!"

***

Dengan terburu-buru gadis berambut lurus itu memakai sepatunya, Ia telat untuk bersekolah karena tak ada yang membangunkannya, Bukannya Pelangi gadis yang selalu bangun kesiangan salahkanlah kenapa ia begadang sampai jam dua shubuh di karenakan tugasnya yang terlalu menumpuk, Apalagi Mamanya sudah berangkat ke pasar begitupun Papanya ingin pergi ke rumah majikan barunya jadi tak ada yang membangunkan gadis cantik itu.

Dengan tergesa-gesa Pelangi berlari untuk mencari angkot, Setidaknya ia tak boleh di hukum hari ini.

***

Setelah bertarung dengan kemacetan Jakarta Akhirnya Pelangi sampai di depan gerbang sekolahnya tapi sayangnya Gerbang tinggi itu sudah tertutup rapat.

Gadis itu menggoyangkan pagar tersebut siapa tahu ada orang yang berbaik hati untuk membukakannya.

"Lo mau masuk?" Pelangi berbalik menampakkan seorang pria yang tak kalah tampan dari Samuel.

"Reza?"

"Lo mau masuk atau nggak?" Tanya Reza sedikit tidak sabar.

Pelangi mengangguk dengan memasang wajah polosnya.

HoPe✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang