Novita yang sedang membuat kue karena permintaan Samira ingin di buatkan cupcake merasa heran ketika mesin mobil terdengar di luar, Suaminya ada di atas maka mobil itu pasti milik anaknya, Tapi kenapa Samuel pulang secepat ini.
Wanita itu menyerahkan sapu tangan kepada Bi Jum menyuruh Asisten rumah tangga itu melanjutkan pekerjaannya ia segera berjalan ke ruang tamu.
"Loh Sam kamu udah pulang?" Novita Mengerutkan keningnya ketika melihat Pelangi, Tapi kenapa dengan ekspresi kedua remaja itu "Adik mu mana?" Novita ingin menghilangkan apa yang terlintas di pikirannya.
"Adik kamu mana Samuel?"
"Bunda," panggil Samuel lirih "Maafin Sam!"
"Kenapa minta maaf adik kamu mana, dia pergi sama kamu tadi mana dia?" Suara Novita meninggi, Hal itupun mengundang Alexandre yang berada di lantai atas.
"Aku nggak tahu bunda" Setitik air mata mengalir dari Pipi remaja laki-laki itu Pelangi yang berada di samping Samuel menggenggam tangan pria itu berusaha menguatkan.
"Jangan bercanda Samuelllll" Novita berteriak wanita itu mulai terisak, Ia berjalan mengguncangkan tubuh anaknya "Kamu apakan anak ku!"
Plakk
Suara itu mengalahkan desiran angin bahkan tangisan Novita pun terhenti sejenak, Pelangi membekap Mulutnya menyaksikan yang baru saja terjadi, Tangan Samuel bergetar Pelangi dapat merasakannya ia menggenggam tangan itu lebih kuat.
Samuel menatap sang Ayah yang terlihat murka, lagi-lagi ia merasakan tamparan dari tangan kekar itu.
"Kamu apakan adik mu?" Wajah Alexandre memerah menatap anaknya.
"Aku ngga tahu Pa, aku tinggal sebentar dia udah nggak ada pas aku balik!"
Plakkkk
Tamparan itu lebih keras "Keluar dari rumah ku!" Alexandre menunjuk ke arah pintu.
"Pa?"
"Keluar dari rumah ku!" Teriakan itu menggema di ruang tamu, bahkan Pelangi menutup matanya ketika teriakan itu menggema di telinganya.
Samuel berjalan ke arah bunda nya "Bun percaya Sama Sam, Sam bakalan cari Samira tapi jangan usir Samuel!" Mohon pria itu ia tak ingin meninggalkan rumah ini untuk kedua kalinya, tidak ia tidak ingin.
"Keluar Samuel!" Novita berucap di sela tangisannya "Jangan pernah menginjakkan kaki ke rumah ini lagi!"
"Bun?"
"Keluarrrrrr!"
Alexandre menarik kasar putranya sampai di depan teras rumah kemudian ia menutup pintu rumah itu, Alexandre segera menghubungi semua pengawal untuk mencari putrinya tak lupa menghubungi kepolisian untuk membantu.
----
"Balik sini!" Pelangi memegang pipi Samuel yang terlihat memerah "Sakit ya?"
Samuel menggeleng "Aku antar kamu pulang ya, Ini udah sore,"
"Aku temenin kamu aja!"
"Aku mau nyari Samira dulu, Kamu pulang ya" Pinta Samuel.
"Kamu nginap dimana malam ini?"
"Aku punya mobil Pelangi, Aku juga punya apartement, nggak usah pikirkan itu sayang!"
Samuel terkejut ketika gadis itu tiba-tiba terisak "Kamu kenapa?"
"Maaf aku nggak bisa bela kamu di depan orang tua mu tadi!"
"Nggak apa-apa Pel, Ini salah ku aku harus bertanggung jawab,"
"Itu pasti menyakitkan"
"Iya sangat, Tapi aku udah biasa aku mohon jangan nangis" Samuel menghapus air mata di pipi gadis itu lalu ia menarik Pelangi ke dalam pelukannya, Pelangi sempat terkejut tapi ia tak ingin melepaskan nya.
"Sebentar saja!" Ucap Pria di balik punggung Pelangi.
"Kamu Pria kuat!"
------
Setelah mengantarkan Pelangi Samuel kembali mencari Samira, Ia menghubungi beberapa toko yang berada di dekat kedai tadi untuk meminta rekaman cctv.
Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam tapi tak ada tanda-tanda adiknya di temukan, Dari kabar yang di dapat Samuel dari pengawal di rumahnya mereka pun belum mendapatkan apapun.
Informasi itu semakin membuat Pria itu merasa bersalah.
Samuel memeriksa satu persatu rekaman yang ia dapat menggunakan laptop yang ia pinjam dari Pelangi berharap bahwa ia mendapatkan petunjuk.
Tapi sampai jam menunjukkan pukul dua belas tak ada yang bisa membantu dirinya bahkan rekaman itu tak berguna karena kedai itu tak ada yang tertangkap kamera.
Ponsel Samuel bergetar nama Pelangi tertera di layar benda tersebut.
"Kamu belum tidur?" Samuel mengangkat pergelangannya menatap jam yang bertengger di tangannya ini sudah tengah malam kenapa gadis ini masih terjaga?
"Aku nggak bisa tidur!"
"Tidur Pelangi!"
"Kamu dimana?"
"Di pinggir jalan,"
"Kenapa disitu? Nginap dimana?"
"Apartement, nanti aku kesana Aku lagi tunggu Reza sama Dikta yang katanya mau nyamperin aku,"
Di seberang sana Pelangi merasa bersyukur setidaknya Reza dan Dikta ada untuk menjaga Pria itu.
"Kamu istirahat ya besok nyari Adik mu lagi!"
"Iya Pel!"
"Aku tutup ya!"
"Hmmm!"
Samuel menatap benda pipih tersebut dengan Nanar, pandangannya ia alihkan pada jalan yang nampak sepi, ia memang memilih tempat ini jarang kendaraan yang lewat itu sedikit tenang untuk suasana hatinya saat ini.
Sebuah mobil berhenti tepat di samping mobilnya, Ia melihat kedua remaja yang turun bersamaan.
"Gimana Lo udah dapat kabar?" Seakan tak sabar, Dikta yang baru saja turun langsung bertanya.
Samuel menggeleng
"Kenapa Lo baru ngabarin sih Sam?" Reza merasa kesal ia sangat khawatir saat ini.
"Gue dari tadi nggak tenang, Gue di usir dari rumah!"
Keduanya terkejut "Jadi gimana kita mau lanjut cari Samira!"
"Jika kalian tidak keberatan!"
"Jangan bilang seperti itu, Apa gunanya gue hidup kalau gue nggak bisa bermanfaat buat orang lain sih Sam?" Dikta berkata panjang seakan ia sudah menghafal kalimat yang ingin ia ucapkan.
"Makasih!"
Ketiganya memasuki mobil Reza, Mobil Samuel ia biarkan terparkir begitu saja.
"Lo udah periksa semua cctv yang ada di dekat kedai itu?"
"Udah, nggak ada yang bisa nangkap kedai itu!"
"Iyalah kedainya di ujung banget!"
"Gue merasa bersalah sama Bunda gue dia udah percaya banget gue bawa Samira tapi gue nge langgar kepercayaan dia"
"Ini bukan salah Lo!"
"Nggak Za, ini salah gue seandainya gue nahan pipis aja tadi nggak usah ke toilet adik gue nggak bakalan hilang"
"Itu takdir!"
"Tuhan kayaknya nggak sayang sama gue?"
"Maksud Lo?"
"Dia ngasih gue ujian yang mungkin nggak bisa lagi gue lewatin!"
"Lo salah itu artinya Lo itu orang terpilih, makanya tuhan ngasih Lo ujian kek gitu"
"Gue harap begitu!"
KeepVoment!!!!
-SalamManisDariPenulis-
KAMU SEDANG MEMBACA
HoPe✔️
Teen FictionFollow dulu yuk baru baca! Untuk sebuah kisah yang hebat dan untuk kisah yang luar biasa, Terima kasih telah mencintaiku hingga akhir. ~SamuelAlexandre Terima kasih telah membuatku merasakan cinta yang hebat, cinta yang luar biasa dan cinta yang me...