*29*

1.2K 68 4
                                    

"Aw!"

"Sakit ya?" Samuel mengusap kasar wajahnya, saat ini yang ia pikirkan adalah ke kelas Qiana dan melabrak gadis bar-bar itu.

"Nggak kok,"

"Gue tahu ini sakit"

"Makasih Sam"

"Gue udah berapa kali bilang ke Lo, lawan dia!"

"Gue takut"

"Lo takut apaan sih Pel, Kita sama-sama manusia, Jadi nggak ada yang perlu di takutkan"

"Pangkat,"

"Ha?"

"Pangkat kita yang beda"

Samuel mengembuskan nafas kuat-kuat.

"Sini tangan Lo!" Pria itu mengusap tangan gadis itu dengan pelan berharap warna kemerahan itu sirna jika ia melakukan seperti itu.

"Gue harus ke Qiana dulu" Samuel segera bangkit tapi pergelangannya di cekal oleh Pelangi.

"Temani aku disini"

---

Samuel keluar dari UKS, Ia berjalan ke arah kelasnya.

"Gimana tangan Pelangi?" Tanya Dikta khawatir, Walaupun ia senang menganggu gadis itu, tapi ia juga tak tega ketika ia menyaksikan kejadian di kantin tadi.

"Merah banget, Dan gue yakin itu bakalan jadi Luka"

"Wahhh, Qiana parah sih, seandainya dia bukan Cewek gue udah hantam dia"

"Jadi Lo mau kemana?" Seakan mengabaikan perkataan Dikta, Reza lebih ingin mengetahui mengapa Samuel meninggalkan Pelangi di UKS sendirian.

"Gue mau ambil tas, Gue mau ngajak dia pulang!"

"Oh gitu, sana gih!" Perintah Reza.

-----

Setelah mengambil tas miliknya dan juga milik Pelangi, Samuel tak langsung berjalan ke UKS tapi ia berhenti pada salah satu kelas yang sedari tadi menjadi incarannya.

"Qiana mana?" Tanya Pria itu ketika kakinya baru saja melangkah masuk.

"Kenapa Lo cari gue?" Qiana berdiri tegap, Menatap Samuel tanpa rasa takut.

"Jangan ganggu Pelangi lagi! Itu perintah gue!"

"Gue nggak mau, Dia pantas dapatin itu semua"

Samuel membanting meja di dalam kelas tersebut, Qiana terkejut ia sedikit ketakutan ketika Menatap wajah Samuel yang memerah karena amarah "Jangan ganggu pacar gue!" Teriak Samuel kesabarannya benar-benar sudah hampir habis.

Para Siswa di dalam kelas tersebut terkejut, pasalnya kabar Samuel berkencan dengan siapapun tak pernah terdengar, dan kali ini mereka mendengar kencannya seorang Samuel bersama dengan gadis beasiswa itu.

Qiana tertawa, Samuel mengerutkan keningnya " Selera Lo rendahan ya Sam?"

"Kurang ajar Lo" Samuel mengangkat tangannya berniat menampar tapi itu terhenti ketika satu tangan kekar menghalangi pergerakannya.

"Dia perempuan Sam"

"Dia bukan perempuan, Gue nggak pernah lihat perempuan yang modelnya kek gini"

"Samuel!" Teriak Dikta, Ya dia adalah Dikta "Gue juga nggak suka dia, tapi jangan main kasar sama perempuan!"

"Kenapa Lo selalu muncul sih?"

"Gue cuma nggak mau Lo buat masalah, Sana ke UKS Pelangi nungguin Lo nantinya!"

HoPe✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang