*6*

1.5K 67 0
                                    

"Bunda kenapa sih beli ikannya di pasar? kan Bisa di Supermarket" Tanya Seorang gadis Kecil, wajahnya semakin lucu kala bertanya akan pertanyaan yang seharusnya Novita tak harus jawab.

"Ikan di pasar lebih baik dek, Masih segar" Balas Novita, menjelaskan dengan baik kepada Si puteri kecilnya itu, Bocah tersebut pun mengangguk paham kembali memasukkan lollipop ke dalam mulut kecilnya.

"Mas Ujang udah, Ayo pulang" Perintah wanita itu kepada Supir Pribadinya.

"Bunda, Kenapa Kak Sam nggak pernah pulang lagi, Samira kan kangen" Ibu rumah tangga itu pun kembali berbalik, Ia menatap lembut putrinya seraya mengatakan.

"Kak Samuel kan sibuk sayang"

"Kenapa kak Samuel harus tinggal di apartement?" tanya nya lagi

"Jarak sekolah Kak Samuel dari rumah kita kan jauh banget, Makanya Kak Samuel Lebih milih tinggal di apartement,Yang dekat dari sekolahnya" Samira mengangguk paham "Jadi kalau Sekolah kak Sam pindah Deket rumah, kak Sam boleh dong tinggal di rumah lagi?" Tanya Bocah tersebut membuat sang Ibu tersenyum masam.

Apakah ia bisa melakukan hal itu, Mengingat bahwa sang suami tak akan dengan mudah melakukan hal tersebut, Bagaikan Samuel adalah hal yang selama ini mereka buang dan tak berniat untuk mengambilnya kembali.

Hati Novita sakit ketika membayangkan hal itu, Apapun keadaannya ia harus mengembalikan putranya tersebut, Harus! Samuel masih bagian dari mereka.

Kepalanya kembali tertoleh ke arah bocah yang duduk di sampingnya mengelus rambut tersebut dengan sayang.

Samira Alexandre, adik kecil dari Samuel Alexandre, Gadis itu sudah berpisah dengan Samuel sejak Kakaknya itu lulus SMP.
Tapi sampai sekarang hampir tiga tahun lamanya tak ada kabar ataupun informasi tentang kakaknya itu.

Gadis kecil itu sangat merindukan Samuel, Ia kadang jengah dengan sikap Papa dan Bundanya yang selalu OverProtektif dengannya, Samira tak pernah di izinkan untuk keluar rumah kecuali dia sedang sekolah. Waktu bermainnya  Selebihnya ia habiskan di dalan rumah bersama dengan Mbok Jum ataupun sang supir Mas Ujang, Papanya selalu melarangnya untuk bermain di luar padahal ia juga ingin mengenal dunia anak-anak diluar sana.

Tapi dia hanya seorang gadis delapan tahun yang belum mengerti apa-apa mungkin setelah dewasa nanti ia akan lebih paham kenapa papanya selalu melarangnya ini dan itu.

Sesampainya di rumah Novita dan Samira turun dari mobil terlihat beberapa pengawal berseragam hitam memenuhi rumahnya. Tapi pemandangan ini sudah terbiasa ia lihat sejak ia melahirkan Samira ke dunia ini.

"Bunda Samira duluan ya" Gadis itu berlari kencang membuat Novita mau tidak mau harus ikut mengejarnya. "Mira Jangan Lari nanti kamu jatuh sayang"

Salah satu pengawal menangkap Samira yang  hampir saja terjatuh, Dan  hampir juga membuat gadis itu memiliki luka baru di lutut mungilnya.

"Hati-hati nyonya muda" Ucap paman berseragam tersebut.

Samira melepaskan pegangannya ke paman pengawal itu lalu memukul wajah paman tersebut "Om nggak boleh pegang-pegang!"

"Astaga Samira" Novita dengan cepat menarik tangan putrinya "Maaf ya pak" Ucapnya meminta maaf, Samira memang selalu melakukan hal itu, Mau tak mau para pengawal harus menahan kesakitan jika harus bertemu dengan gadis kecil ini.

"Tidak apa-apa nyonya"

Novita kembali meminta maaf, Seraya berjalan memasuki rumah mewah bak istana tersebut, Katanya rumah hasil jerih payah sang suami yang di cap sebagai pengusaha tersukses di kota ini, hidup mereka nyaris sempurna.

HoPe✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang