Samuel menepati janjinya, Pagi sekali ia sudah berdiri di depan rumah Pelangi menunggu gadis itu.
Tak lama setelah itu, Pelangi keluar ia tersenyum melihat Samuel.
"Ayo!" Ajak gadis itu ia segera masuk ke dalam mobil.
"Semangat banget sih!" Samuel juga ikut duduk, segera menjalankan kendaraan itu ke sekolah.
"Kamu tahu nggak?"
Samuel menggeleng "apaan"
"Aku semalam berdoa, supaya warga sekolah nggak heboh"
"Heboh gimana?"
"Lihat kita berdua"
"Emangnya kita artis?"
"Bukan gitu Sam Aku terkenal sebagai gadis beasiswa dan kamu terkenal dengan pria yang kaya, tampan, kita tuh beda jauh"
"Lalu?"
"Ya semua orang pasti nggak suka la, kalau kamu pacaran sama aku level kita tuh beda banget"
"Kata siapa?"
"Gue"
"Tenang, hal itu nggak bakalan terjadi"
"Kalau terjadi gimana?" Ujar Pelangi takut, Menghadapi Qiana saja ia sudah tak sanggup bagaimana dengan menghadapi para siswi yang menyukai Samuel membayangkannya saja membuat Pelangi merinding.
----
Mobil Samuel memasuki area sekolah, tak ada yang berubah tapi tidak setelah kedua manusia yang berada dalam mobil tersebut keluar.
Para mata yang tak sengaja melihat kejadian tersebut mulai berbisik tak jelas.
"Dia pelangi kan?"
"Samuel dekat sama anak kampung itu?"
"Nggak bisa di biarin!"
"Ayo!" Samuel menarik tangan Pelangi , gadis itu hanya berdiri sambil melihat satu persatu siswi yang sengaja melihatnya.
Pelangi menatap senduh tangannya yang di genggam oleh Samuel, seakan Pria itu tak akan melepaskannya.
Sepanjang koridor bisikan itu terdengar jelas, Pelangi menutup matanya dan mencoba untuk tidak mendengar kata-kata yang saat ini melukai hatinya.
"Jangan denger! Pegang erat tangan aku!" Samuel berbisik pelan, Pria itu juga mendengar para siswa yang melihat mereka tapi ia menahan mati-matian untuk tidak memaki, Hal itu akan membuat masalah baru untuk dirinya dan akan membawa Pelangi juga ia tak ingin itu terjadi.
Pelangi menuruti perkataan Samuel ia menggenggam erat tangan lelaki itu, Sampai mereka benar-benar memasuki kelas.
"Nggak apa-apa kan?" Samuel tersenyum sedangkan Pelangi mengangguk, ia berhasil melewati rintangan pagi ini.
"Perkataan gue bener kan? Kalian tuh udah jadian pas di Bogor!" Dikta yang melihat kedua pasangan itu berujar.
"Lo dimana-mana selalu ada ya Ta?" Tanya Samuel merasa hilang kesabaran.
"Karena aku dan kamu itu di takdir kan bersama!" Jawab Pria itu asal.
Reza Tertawa pelan walau pandangannya tak beralih dari handphone nya.
"Pagi-pagi udah kencan aja Lo Za!" Kata Samuel.
"Lo juga!"
"Gue dunia nyata! Jelas beda lah!"
"Gue udah nyaranin cari cewek, Tapi Reza tuh udah nyaman banget sama Game!" Dikta berkata kesal.
"Kasihan, masih muda!" Ucap Samuel.
KAMU SEDANG MEMBACA
HoPe✔️
Teen FictionFollow dulu yuk baru baca! Untuk sebuah kisah yang hebat dan untuk kisah yang luar biasa, Terima kasih telah mencintaiku hingga akhir. ~SamuelAlexandre Terima kasih telah membuatku merasakan cinta yang hebat, cinta yang luar biasa dan cinta yang me...