Samuel pulang sambil menenteng kue cokelat dari kafe pemberian dari Pelangi.
"Bagaimana pertemuan kamu dengan pacar mu?" Tanya Novita kala melihat sosok putranya, ia tersenyum menggoda.
"Nggak lancar" jawab Samuel.
Kening Sang berkerut "Kenapa memangnya?"
"Aku ketemu banyak orang hari ini" Ujar Samuel sambil.berjalan lebih mendekat ke arah sang Ibu.
"Maksud kamu...?" Novita menggeser posisi duduknya ketika sang anak ikut duduk di sampingnya.
"Kafe bunda kok punya banyak pasien?" Tanya Samuel ia menoleh ke arah sang bunda, Wajah tenang itu menyambutnya.
"Anak-anak itu?" Tanyanya memperjelas, dengan cepat Samuel mengangguk.
Novita tersenyum, Mungkin ini saatnya ia harus menceritakan kejadian dulu kepada putranya, Ia yakin Samuel akan mengerti, Mungkin juga Novita bisa menganggapnya sebagai keuntungan untuk memotivasi sang anak untuk kedepannya.
"Bunda kasihan aja" ujar Novita ia menarik tangan sang anak lalu mengelusnya dengan pelan "Bunda pengen cerita sama kamu"
"Apa?"
"Bunda bangun kafe itu setelah kamu sembuh"
"Sembuh apaan?" Samuel semakin kebingungan
"Kanker!"
"Lahhh kan Samuel baru di vonis tiga bulan yang lalu?" Tanya Samuel, Kerutan di dahi pria itu semakin mengerut.
"Nggak Sam, Waktu umur kamu setahun kamu pernah di vonis kanker tapi Papa sama Bunda cepet nanganinya makanya kamu sembuh"
Samuel terkejut jadi penyakit ini sudah ada sejak jauh hari, Ia menghela nafas, Jika sang Bunda dan ayah tahu ia sudah sakit sejak lama, mengapa ia membiarkan Samuel hidup jauh dengan kehidupan yang tidak terkontrol sama sekali, tapi Samuel tahu hal itu bukanlah hal yang harus ia cemaskan mulai hari ini.
Kehadirannya di rumah sudah menandakan bahwa ia harus melupakan kejadian pahit itu, kehidupannya sudah berubah sejak ia pindah, seharusnya kenangan itu tak harus ia ingat lagi.
Ia kembali menatap mata teduh sang Bunda "Lanjutin Bun" Ujar Samuel kala sang Bunda terdiam.
"Bunda bangun kafe itu sehari setelah kamu pulang ke rumah, Bunda khususkan untuk para penderita kanker mengingat banyak anak-anak seumuran kamu yang mempunyai banyak harapan tapi terhalang sesuatu."
Samuel terenyuh kembali mengingat kejadian beberapa jam yang lalu di kafe tentang sosok bocah laki-laki yang memberikannya pelajaran hidup hari ini, Bahwa jika kita tidak menyerah kita akan mencapai kemenangan, Samuel tahu yang Qiano maksud dari kata kemenangan adalah kata sembuh.
Mereka semua adalah pejuang, tak ada yang perlu di sesali, karena kemarin hari ini esok dan seterusnya adalah rencana Tuhan yang tidak akan pernah mereka bisa untuk ikut campur, tuhan telah menentukannya dengan takaran yang pas tak lebih dan tak kurang.
ia menyandarkan kepalanya di pundak sang Bunda, Novita mengelus kepala Samuel merasa sedih ketika beberapa helai rambut itu berjatuhan lagi, Ia yakin anaknya itu akan sembuh ia yakin.
"Ke kamar kamu sana istirahat, nanti bunda panggil makan malam!" senyum tulus Novita ia berikan sebelum sang anak berdiri.
"Iya Bunda"
"Ingat Sam jangan main game!" Kata Novita mengingat watak Anaknya.
"Sam bukan Reza kedua"
-------
KAMU SEDANG MEMBACA
HoPe✔️
Teen FictionFollow dulu yuk baru baca! Untuk sebuah kisah yang hebat dan untuk kisah yang luar biasa, Terima kasih telah mencintaiku hingga akhir. ~SamuelAlexandre Terima kasih telah membuatku merasakan cinta yang hebat, cinta yang luar biasa dan cinta yang me...