*58*

1.9K 70 1
                                    

Novita berjalan masuk ke ruangan anaknya  dengan langkah tertatih, ia menahan untuk tidak menangis tapi itu sangat gagal karena ketika melihat putranya yang sedang terbaring tangis itu kembali pecah.

Ia duduk di sebelah putranya memandang wajah Samuel yang tenang.

"Bunda aja belum minta maaf sama kamu, Kok kamu gini sih sama Bunda?" Novita berbicara sendiri sambil mengelus tangan Samuel.

Wanita tersebut  mengalihkan pandangan ketika air matanya kembali terjatuh mengalir di pipi,  lalu ia kembali menatap wajah putranya, Novita terdiam ketika Samuel membuka matanya sedikit demi sedikit walaupun itu kembali tertutup.

"Sam?"

Samuel kembali membukanya ia tersenyum tipis sangat bersyukur bahwa bundanya lah yang ia lihat pertama kali.

"Bunda panggil Miko dulu" Novita berniat keluar tapi tangannya di tahan oleh remaja tersebut mungkin itu adalah perintah bahwa anak itu tak ingin di tinggalkan.

"Bunda panggil Abang kamu dulu" Ujar Novita memberi penjelasan.

"Nggak Bun" kata Samuel lirih "Temenin Samuel dulu"

Novita kembali duduk menatap wajah anaknya yang sangat pucat, Bahkan mata sang anak kembali tertutup, Ia terkejut ketika tangannya di tarik oleh  sang putra.

"Bunda?" Samuel menatap sang Ibu dengan lembut, Senyuman tipis terpampang dari bibir pucat Lelaki itu.

"Iya?" Novita membalas tatapan Sang Anak tak kalah lembut.

"Makasih"

"Untuk?"

"Udah lahirin anak nakal kek Sam"

Novita menggeleng, Walaupun ia belum menjadi Ibu yang baik tetapi melahirkan seorang putra yang bernama Samuel Alexandre bukan menjadi penyesalan dalam hidupnya. "Bunda udah bilang dari dulu sama kamu kan? kamu itu anak baik"

"Makasih udah jadi Bunda yang sabar Buat Sam"

"Iya" Kata Novita lirih, Mungkin hanya kalimat itu yang dapat ia utarakan.

"Walaupun Sam nggak bilang, bunda pasti tahu kan kalau Sam sayang sama Bunda?"

"Iya" lagi dan lagi, Novita menutup wajahnya, Ketakutan menggerogoti tubuhnya saat ini, Ia takut putranya akan meninggalkannya.

Novita keluar dari ruangan Anaknya tubuhnya meluruh membiarkan tangis itu menguasai dirinya para orang-orang diluar pun menyaksikan kejadian tersebut merasa sedih.

"Tan" Pelangi berjongkok , ia paham akan perasaan Novita kali ini, ibu mana yang tidak terguncang jika anaknya sedang melawan maut entah untuk yang keberapa kalinya.

"Kamu temuin Samuel sesudah Papanya Ya" Novita mengigit bibirnya dan Pelangi hanya tersenyum sambil mengatakan "Iya Tante!"

---

Reza dan Dikta berjalan masuk secara bersamaan, Keduanya menampakkan senyuman tetapi tidak dengan hati dan pikiran kedua pria tersebut.

Keduanya bersyukur telah di pertemukan dengan sosok laki-laki yang menjadi temannya sejak kecil, Pria nakal yang selalu membuat onar, pria tampan yang mengajarkan mereka bahwa hidup harus selalu di syukuri.

"Masuk lagi Sam? " Tanya Reza.

Samuel tersenyum kala melihat kedua orang yang paling berperan penting dalam kisah menyedihkan kehidupannya, Kedua temannya bukan teman yang sempurna tapi melebihi dari kata itu, Ia tak tahu jika ia tak di pertemukan dengan Reza dan Dikta mungkin ia tak akan sampai di detik ini. "Kalian datang?"

HoPe✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang