Pagi ini Samuel datang lebih cepat ke sekolah, mengingat dirinya sudah beberapa hari tak menginjakkan kaki ke tempat tersebut, Dengan langkah santai Pria itu berjalan ke arah kelasnya.
Ia tersenyum kala melihat bangku yang tepat berada di belakang bangkunya, Mungkin Pelangi sudah mengambil bangku sendiri di gudang.
Samuel berjalan ke arah bangkunya meletakkan tasnya di atas meja, Lalu melipat kedua tangannya untuk ia tiduri sebentar, Karena jam masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, Perkiraan semua siswa di kelasnya datang saat jam sudah menunjukkan setengah delapan, Bonus satu jam untuk Samuel tertidur sebentar.
Samuel mengangkat kepalanya ketika bunyi hentakan sepatu yang berjalan ke arahnya.
"Lo udah datang?" Tanya Pelangi merasa heran tumben-tumbennya Samuel datang secepat ini "Gue kira lo belum masuk hari ini! udah nggak sakit kan?" Lanjut gadis itu.
Samuel menggeleng "Temenin gue makan dong" Pinta Samuel, perutnya sangat lapar karena sedari tadi malam ia tak makan karena rasa mual yang selalu muncul.
Pelangi menaruh tasnya di meja lalu menoleh ke arah Samuel "Lo nggak sarapan?"
Samuel mengangguk, Pria itu melihat Pelangi yang membuka tasnya mengeluarkan kotak makan berwarna Pink.
"Makan ini aja!" Gadis itu menyodorkan bekalnya kepada Samuel, Padahal bekal itu ia buat khusus untuk makan siang nanti, Karena Pelangi sangat malas untuk makan di kantin apalagi Qiana dan teman-temannya akhir-akhir ini selalu mem-bully dirinya.
Samuel menatap kotak bekal tersebut lalu menatap Pelangi "Gue minta lo temenin gue, Bukannya gue minta bekal lo!"
"Ini aja, Enak kok"
"Nggak, Lo nanti siang makan apa?"
"Gue gampang" Pelangi menaruh kotak makanan itu di meja Samuel, Tak lupa menyingkirkan tas Pria itu. Lalu menaruhnya di meja Siswa lain.
"Makan cepet, Keburu teman-teman yang lain datang!"
"Makasih Pel" Samuel membuka kotak bekal tersebut, Nasi goreng dan telur ceplok membuat selera makannya naik, Padahal tadi pagi ia sudah di buatkan makanan oleh Miko, Tapi ia kehilangan Selera makan. Melihat makanan yang di buat Miko tadi pagi membuatnya hanya ingin muntah.
Bekal yang Pelangi bawa tak seberapa dengan makanan yang sering ia makan, tapi setelah menyantapnya, nasi goreng Pelangi sangatlah enak. Di tambah dengan telur setengah matang membuat Samuel lebih memilih masakan Pelangi di bandingkan masakan yang sering dibuatkan oleh Miko, Padahal Miko adalah salah satu lelaki yang sangat pandai memasak.
Pelangi tersenyum melihat Samuel yang semangat menyantap bekalnya, Seakan itu adalah makanan terakhir yang ada di dunia ini.
"Lo pintar masak, Nasi goreng lo enak!" Puji Samuel membuat Pelangi terdiam, jantungnya berdetak tak karuan tapi ia cepat-cepat merubah ekspresinya.
"Makasih"
Samuel merasa Pelangi adalah gadis yang sangat mandiri, Berbeda dengan gadis lain yang sering ia temui, memasak air saja sudah gosong. Bagaimana jadinya negara ini.
Tak lama Setelah menghabiskan makanan yang di berikan oleh Pelangi satu persatu temannya mulai berdatangan termasuk Reza dan Dikta.
"Woyy broo!" Samuel mengangkat tangannya ingin bertos ria dengan Reza lelaki itu pun memberikannya kepada Samuel.
"Lo udah baikan" tanya Dikta ia ikut duduk di bangku samping Reza.
"Yoi!"
"Wisss bekal siapa tuh dek" Ejek Dikta kala tempat makanan berwarna pink tertangkap di matanya.
"Punya dia"
"Makin dekat aja Lo berdua".
"Sirik aja Lo" Reza ikut nimbrung tangannya sudah sibuk dengan handphone nya lagi.
"Kita nyari kencan buta Yo Za, gue udah lama menjomblo" Ucap Dikta " Lo jangan pacaran sama Hp Mulu, cari yang bernyawa kek,"
"Gue kira Lo udah jomblo dari lahir ta" Samuel terkekeh pelan.
"Makanya gue bilang, gue udah lama menjomblo.
"Terserah lu"
----
Suara bel istirahat berbunyi, membuat sebagian penghuni kelas terburu-buru untuk pergi ke kantin.
"Lo mau ke kantin?" Tanya Dikta pada Samuel Pria itu sedari tadi hanya membenamkan kepalanya penjelasan dari guru pun Dikta kira tak di dengar oleh Samuel tadi, masih untung lelaki itu bertahan sampai jam istirahat, apakah Samuel tobat sementara dari membolos nya.
"Kalian aja! Ajak Pelangi jangan lupa!"
"Kenapa kita harus ajak dia"
"Ajak aja, nggak usah banyak bacot"
"Siap bossss, Pelangiiiiiii!
" Panggil Pria itu."Lo ke tempat dia goblok berisik banget tau nggak"
"Males gue"
Pelangi menoleh "kenapa?"
"Kantin yuk"
"Kalian ajak gue?"
Dikta mengangguk polos "Yaudah Ayuk''
Pelangi segera bangkit berjalan ke arah tiga Pria itu, fokusnya kepada Samuel yang masih membenamkan wajahnya di lipatan tangan.
"Sam Lo nggak mau ikut?" Tanya Pelangi Pelan mungkin saja Pria itu sedang tertidur.
"Lo aja, Minta traktiran sama Reza atau pun Dikta!"
"Kok gue sih" Heran Dikta.
"Itu tugas Lo"
"Terserah Lo aja Boss"
Pelangi tertawa "Yaudah gue pergi"
---
Di perjalanan mereka bertemu dengan Qiana dan gengnya.
"Apa Lo lihat-lihat?" Tanya Dikta "Gue tahu gue ganteng" Lanjut Pria tersebut.
"PD banget sih Lo" Ucap Qiana sinis "Lo udah punya pengawal yang jagain Lo ya?" Tanya Qiana menunjuk Reza dan Dikta satu persatu "selamat ya!"
"Lo iri pastinya kan, Pengawal Pelangi seganteng ini"
Qiana mulai kesal ia segera pergi meninggalkan ketika orang itu.
"Lawan dia" Ucap Reza kemudian, Sedari tadi ia hanya diam, karena Dikta yang sudah bacot bermanfaat.
"Nggak apa-apa!"
"Lo takut?" Tanya Dikta "tenang aja ada Samuel, tuh anak jago berantem kalaupun lawan si bapaknya Qiana Sam bakalan menang deh!"
"Ngandelin Samuel Lo" Reza kembali berjalan.
"Gue juga bisa lawan bapaknya Qiana sih, tapi berakhir di rumah sakit kali ya,"
Pelangi tertawa "kalian Aneh"
"Kita aneh tapi setia kok Pel" Ucap Dikta dramatis.
"Emang Lo pernah setia? cewek aja Lo nggak pernah punya"
"Wisss si Reza remehin gue;"
"Udah-udah yang ada kita nanti nggak sampai-sampai ke kantinnya"
---
Samuel mengangkat kepalanya ketika pening itu sangat terasa, ia segera mengambil tas ranselnya lalu berjalan keluar, ia berniat membolos lagi.
Di rasa sudah aman ia segera memanjat pagar sekolah yang cukup tinggi.
Ia menghentikan salah satu taxi yang tak sengaja lewat, dan segera masuk ke dalam, Samuel merasakan sesuatu yang mengalir di hidungnya pria itu segera meminta tissue kepada sopir taksi.
"Gue harus hidup, iya harus" Ucap Samuel lirih sambil membersihkan bercak darah yang mengotori seragam sekolahnya.
-SalamManisDariPenulis-
KAMU SEDANG MEMBACA
HoPe✔️
Teen FictionFollow dulu yuk baru baca! Untuk sebuah kisah yang hebat dan untuk kisah yang luar biasa, Terima kasih telah mencintaiku hingga akhir. ~SamuelAlexandre Terima kasih telah membuatku merasakan cinta yang hebat, cinta yang luar biasa dan cinta yang me...