Sepulang sekolah Reza,Dikta,Samuel,Pelangi juga anggota baru mereka Zasi yang akibat paksaan dari Pelangi harus ikut berkumpul di kafe milik Mama Samuel.
"Pertama kali gue kesini," Kata Dikta "Beneran punya Bunda Lo?" Tanyanya kepada Samuel.
Samuel berdeham.
"Pohon apaan itu?" Tanya Zasi canggung ia belum bisa beradaptasi dengan ketiga cowok tampan di hadapannya berhubung Pelangi sedang berganti pakaian dan harus bekerja jadinya ia harus sendiri .
"Kata Pelangi sih pohon harapan gue nggak terlalu percaya gituan," Jawab Samuel acuh.
Zasi bergerak ke arah pohon tersebut beberapa kertas tergantung disana "Katanya Pelangi besok ulang tahun," Kata Zasi sambil mengangkat satu persatu kertas harapan pengunjung kafe merasa terkejut ketika sebagian yang menulisnya adalah para penderita kanker.
Samuel terkejut "Astagaaaa gue hampir lupa," Teriaknya padahal itu hanyalah sebuah drama semata.
"Lo pacarnya nggak sih?" Tanya Zasi tajam "Gue tebak Lo pasti nggak tahu ultahnya dia deh,"
"Dari mana Lo tahu?"
"Dari Pelangi sendiri,"
"Wah pacar gue udah mulai percaya orang asing.
"Enak aja orang asing!" Jawab Zasi tak terima.
Samuel menyengir jelek "Gue butuh bantuan kalian jika seperti itu,"
"Bantuan apa Sam?" Kata Dikta sesekali mencomot kentang goreng di meja walaupun fokusnya pada layar handphonenya.
"Hentikan game kalian sekarang, Ada yang lebih penting daripada Push rank!" Reza dan Dikta benar-benar menghentikannya lalu menoleh ke arah Samuel.
"Gue mau ngasih kejutan ke Pelangi,"
"Besok sekolah di liburkan ,Kami rebahan," Ujar Reza menatap datar Samuel, Ia tak ada niatan untuk membantu sama sekali.
"Emang Iya?" Tanya Samuel tak tahu sama sekali.
"Besok tanggal merah Sam!"
"Bagus dong, Bantuin teman Napa sih kalian!"
"Yaudah deh kami ngalah demi Lo merelakan kasur dingin gueeeeeee," Ucap Dikta di hadiahi senyuman oleh Samuel.
"Nanti malam rencananya di rumah gue, Lo harus ikut Si!" Perintah Samuel kepada gadis pendek itu.
"Gue sih oke, Tapi gue butuh jemputan soalnya pasti Mama gue nggak ngizinin keluar malam,"
"Nanti Dikta yang jemput Lo!"
"Lahhh kok gue? kan acaranya pacar Lo harusnya Lo!"
"Lo mau lihat Pelangi ngamuk mangsa gue jemput cewek lain, mendingan Lo yang jomblo."
"Serah Lo deh Sam,"
Zasi menahan untuk tidak tersenyum ia kembali menyibukkan membaca satu persatu kertas di pohon harapan.
"Ngomong-ngomong kalian cocok, Gimana Zi Lo mau nggak sama teman gue ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HoPe✔️
Teen FictionFollow dulu yuk baru baca! Untuk sebuah kisah yang hebat dan untuk kisah yang luar biasa, Terima kasih telah mencintaiku hingga akhir. ~SamuelAlexandre Terima kasih telah membuatku merasakan cinta yang hebat, cinta yang luar biasa dan cinta yang me...