*51*

1.2K 68 4
                                    

Reza dibuat terperangah oleh sosok gadis yang baru saja muncul dari balik pintu rumahnya.

"Penampilan gue oke nggak?" Tanya Sosok gadis itu, Reza hanya mengangguk.

"Sam aneh banget sih, Ngasih baju kek gini, Masa gue ke rumah sakit jenguk orang kek gini sih ," Ujar Pelangi kesal penampilannya sekarang sangat tidak masuk akal apalagi sekarang ia akan ke rumah sakit.

"Udah bagus!"

"Beneran?"

"Iya Pel,"

--------

Benar saja pemikiran Pelangi sebelum ke rumah sakit tadi, ia pasti akan menjadi fokus orang-orang.

"Mereka liatin gue Za,"

"Liatin balik!" Ucap Reza acuh.

Pelangi menekuk wajahnya, seharusnya Ia di jemput Dikta saja daripada dengan manusia batu ini.

"Kok malah kesini sih?" Heran Pelangi ketika Reza membawanya pada tangga Rooftoop rumah sakit "Gue heran seistimewa itukah rooftoop bagi kalian,"

"Naik aja!"

"Lo nggak ikut?"

"Ngapain gue ikut," Reza segera pergi sedangkan Pelangi mulai menaiki satu persatu tangga dengan hati-hati, Karena heels yang ia pakai sekarang.

Ia membuka pintu besi itu dengan pelan-pelan, Pelangi terkejut ketika mendapati lilin-lilin putih yang membentuk jalanan, di ujung sana sudah berdiri seorang Pria dengan pakaian rumah sakit juga tiang infus di sebelah kirinya.

Ketika Pelangi berdiri di hadapan Samuel Pria itu segera menarik kursi menyuruh Pelangi untuk duduk

"Ini ceritanya dinner, Tapi penampilan gue nggak gini juga ya Pel?" Tanya Samuel sambil terkekeh.

Pelangi menggeleng "Itu sudah sempurna,"

Samuel tersenyum, Pria itu mengelus puncak kepala Pelangi. "Ini hari terakhir ulang tahun mu,"

Pelangi mengarahkan pandangannya pada Zasi yang membawa kue dengan lilin angkat tujuh belas di atasnya.

"Zasi ada juga?"

"Gue harus ada dong,!" Ucap gadis pendek itu menaruh kue tersebut di hadapan Pelangi, Tak lama kemudian semua lampu di rooftoop itu menyala, Dikta,Reza juga Zasi berdiri di samping mereka bersiap menyanyikan lagu selamat ulang tahun.

Pelangi tertawa bukannya terharu.

Setelah lagu itu selesai di nyanyikan ia menoleh ke arah Samuel yang memanggil namanya.

"Sini tangan kamu!"

Pelangi memberikannya, Samuel mengambil sesuatu lalu memakaikannya di pergelangan tangan Pelangi.

"Kamu udah ngasih aku kalung!" Pelangi berucap ketika Samuel memakaikan gelang itu.

"Aku pernah bilang jangan pernah tolak apa yang aku beri!" Kata Samuel kesal tapi senyuman pria itu kembali terbit "Apapun yang kamu pakai itu selalu cantik ya Pel!" Ucap Samuel ketika melihat gelang itu di pergelangan tangan Pelangi ia lalu mengarah pada leher Pelangi, Kalung itu lebih cantik di lihat.

Pelangi tersenyum, Ia selalu senang jika melihat Samuel tersenyum, Tapi hatinya berdenyut sakit kala paras itu nampak pucat tak sama dengan hari-hari yang lain

"Terima kasih!" Pelangi berjalan memeluk Samuel dengan erat, Ia tak tahu harus berterima kasih dengan apa untuk membalas kebaikan Samuel Pria ini benar-benar terlalu sempurna untuknya.

HoPe✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang