*12*

1.4K 61 3
                                    

Dengan sedikit berlari Pelangi menaiki satu persatu tangga sekolah, tapi belum sampai di ujung ia merasa ada sesuatu yang mengganjal pergerakan kakinya hingga membuat gadis itu tersungkur ke depan

Pelangi merasakan lututnya yang sakit karena berbenturan dengan lantai belum lagi seseorang menyentak rambut panjangnya seakan rambut itu akan tercabut.

"Hey gadis cantik!"

Pelangi dapat melihat wajah Qiana di hadapannya jangan lupa dengan senyum licik gadis cantik tersebut, setelah beberapa hari terbebas dari bully-an, wanita itu akhirnya membuatnya lagi-lagi terasa rendah saat ini.

Para siswa yang tak sengaja lewat di dekat tangga tersebut hanya melihat Pelangi dengan tatapan tanda tanya tanpa berniat membantu,mereka tak ingin berurusan dengan siswi yang bernama Qiana.

"Lama nggak ketemu ya!" Qiana membuka botol air minum yang ia pegang "Gue haus mau minum dulu!" Tapi Air itu bukannya mengalir di tenggorokan Qiana malahan Air tersebut berakhir di kepala Pelangi membuat gadis itu basah.

"Upss sorry!" Qiana melempar botol air yang sudah kosong ke sembarang arah lalu berjalan naik melewati Pelangi.

Dengan bantuan pegangan tangga gadis itu berdiri tapi kekuatan kakinya seakan hilang saat itu juga membuatnya kembali terjatuh.

Satu titik air jatuh dari mata gadis tersebut membentuk sebuah aliran.

"Jatuh ya berdiri aja kali mbak!" Samuel yang tiba-tiba saja muncul tepat di belakang Pelangi, Pria itu mengambil tas ransel Pelangi yang tergeletak tak jauh dari pemiliknya.

"Lo cukup tendang dia sekali aja!" Lanjut Pria itu.

Gadis itu mengusap air matanya dan kembali berusaha untuk berdiri entahlah kakinya mungkin terkilir akibat terjatuh tadi.

Belum sampai Pelangi berdiri dengan sempurna, Samuel mengulurkan tangannya untuk membantu gadis itu, Tanpa basa basi Pelangi menerima uluran tangan Samuel.

Arah pandang Pelangi mengarah kepada Samuel yang tiba-tiba saja berjongkok di hadapannya.

"Lo ngapain?"

"Cek lantainya, Mungkin aja dia kesakitan akibat lo jatuhin."

Dengusan kecil dari Pelangi Tapi senyumannya tercetak ketika Samuel memegang lututnya yang pasti saat ini sedang membiru akibat bertabrakan lantai dengan keras tadi.

"Lo bisa jalan?" Tanya Pria itu yang sudah kembali berdiri.

Pelangi mengangguk, Ia tak ingin menjadi gadis manja kehidupannya sudah keras sejak ia masih kecil masalah seperti ini hanya sekecil semut, ia tak boleh menyusahkan siapapun.

"Makasih Sam!"

Samuel tersenyum, Senyuman yang berarti hidupnya akan baik-baik saja selama ada Pelangi.

Gadis itu benar-benar seperti Pelangi yang muncul setelah hujan.

"Lo duluan gih!" Perintah Samuel Pria itu berjalan meninggalkan Pelangi.

Ada yang aneh dari Samuel, Pelangi hanya menatap punggung Pria itu sampai tertelan oleh belokan. Ia memilih untuk melanjutkan langkahnya ke arah kelasnya.

***

Samuel membungkuk di depan wastafel, mengeluarkan semua sesuatu yang membuat perutnya seakan bergejolak di dalam padahal ia belum memakan apapun.

Dirinya menolak sarapan dengan Miko tadi pagi, Salahkan Samuel yang keras kepala, Miko menyuruhnya untuk beristirahat sehari saja tapi tak di indahkan oleh Pria tersebut.

HoPe✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang