*57*

1.5K 84 16
                                    

Samuel belum mengubah posisinya sejak rumah mewah ini sudah sepi bahkan hening, semua pengawal tak ada Bi Jum pun sedang pulang kampung tersisa dirinya yang terduduk sambil melihat darah Samira yang masih ada di lantai bawah.

Samuel segera bangkit berjalan menuju kamarnya ia hanya butuh mengurung diri untuk sesaat.

Setelah masuk di kamarnya, Samuel menekan dadanya yang mulai terasa sesak, Ringisin terdengar.

Dengan bantuan tempat tidurnya, Pria itu segera berdiri, ia perlu mencari obatnya

----

Mobil sedan hitam terhenti tepat di depan kediaman Alexandre terlihat dua orang yang turun secara bersamaan dari pintu yang berbeda.

"Beneran ini rumahnya?" Tanya seorang berbaju hitam dengan masker menutupi wajahnya.

Yang ditanya pun mengangguk "Sepertinya kosong, Kita hanya butuh mengambil berkas yang di perintahkan bos"

"Sepertinya kita harus hati-hati, Cctv di rumah ini pasti sangat banyak, dan tumben tak ada satupun pengawal yang berdiri"

"Mungkin mereka semua sedang keluar, Ayo masuk!"

Keduanya berjalan masuk "pintunya nggak di kunci" ucap Salah satu dari mereka.

Dengan mengendap-endap mereka berjalan menaiki tangga menuju ke kamar seorang yang menjadi tujuan mereka datang.

Tiba-tiba sebuah pintu terbuka menampakkan seorang remaja yang menatap mereka dengan heran.

"Kalian siapa?" Tanya Samuel heran, Wajah mereka pun tak dapat ia lihat, Samuel mundur selangkah untuk jaga-jaga tapi....

Keduanya segera memegang Samuel dengan erat, Samuel pun memberontak "Mau kalian apa sih? Gue emang udah mau meninggal tapi jangan mati karena di giniin preman dong!"

"Kami bukan preman!"

"Lalu?"

"Suruhan!"

Kedua orang itu membawa Samuel masuk kembali ke dalam kamarnya, mengikat remaja itu di kursi depan meja belajarnya.

"Untung kamu ada" Ucap salah satu dari mereka, Ia merasa puas bahwa akan ada bocah ingusan yang akan ia temui dan akan lebih memudahkan aksi mereka.

"Mau kalian apa?" Tanya Samuel, Ia berusaha melepas ikatan di tangannya perih sangat terasa disana, Tapi ia tak menyerah, ia menatap tajam ke arah dua orang di hadapannya.

"Tunjukkan dimana berkas-berkas penting Papa mu?" Salah satu dari mereka berjongkok di depan Samuel.

"Ohhhh jadi kalian" Samuel tersenyum nyaris tertawa " Kalian juga yang nyulik adik ku dulu?"

"Anak pintar"

"Kalian cari saja sendiri aku tidak tahu!"

"Kamu anak pertama keluarga ini kan? Berarti kamu yang akan jadi pewaris perusahaan Papa mu"

"Wahhh Om pintar rupanya, Seandainya Om lepasin ikatan tangan ku pasti sudah aku traktir!"

"Banyak bacot kamu!" Mereka menendang kursi yang di duduki oleh Samuel Samuel terjatuh di lantai, Samuel berdecak merasakan Pipinya yang sakit karena berbenturan dengan lantai.

"Beritahu sekarang juga!" Teriak suruhan tersebut.

"Aku bilang cari sendiri Om kan punya tangan, punya kaki juga!" Ujar Samuel di sela ringisannya.

Kedua orang tersebut semakin geram, akhirnya mereka menyeret Samuel ke dalam kamar mandi,tepat di atas shower lalu menyalakan kerannya tentu saja tak melepaskan ikatan tangan remaja tersebut.

HoPe✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang