"Apaaaaa? Lo jadian Ama Dikta?" Pelangi membulatkan matanya, ketika mendengar cerita Zasi pagi ini, Bahkan cerita itu seperti karangan untuk kebahagian Zasi, Tapi Pelangi yakin itu bukan karangan.
Zasi mengangguk yakin, Bibirnya tak henti-hentinya untuk tersenyum, padahal cuaca lagi mendung-mendungnya.
"Lo yakin sama Dikta?" tanya Pelangi ragu, Bukannya ia tak menyetujui hubungan mereka berdua, Tapi yang ia tahu Dikta tak pernah pacaran dan yang lebih penting Pria itu tak pernah selalu serius dalam hal apapun.
"Gue yakin seratus persen!"
"Orang lagi jatuh cinta emang gini ya?" Pelangi menggelengkan kepalanya, keduanya sudah sampai di dalam kelas semua teman kelas mereka pun menatap keduanya heran serta terkejut bagaimana bisa Zasi dan Pelangi seakrab sekarang.
"Emang Lo nggak rasain gini pas Sam nembak Lo?" Tanya Zasi tak mempedulikan tatapan para teman sekelasnya ia malah fokus melanjutkan percakapannya dengan Pelangi.
"Rasa lah,pengennya Senyum terus jantung Lo deg-degan terus dan Lo bahagia jika bertemu dengan dia,"
"Gue bahagia Pel".
"Bersyukurlah,"
--------
Lain Pelangi lain pula Reza ia menatap datar Dikta yang menghentikan nya di parkiran guna mendengarkan curhatan laki-laki itu.
"Jadi Lo pacaran sama Zasi?" Tanya Reza datar
Dikta mengangguk polos "Gue nggak gila kan?"
"Tergantung"
Kening Dikta berkerut "Maksud Lo?"
"Jika Lo anggap diri Lo Gila berarti Lo Gila"
"Gue serius Za!"
"Gue juga serius,"
"Jadi gue harus gimana?" Tanya Dikta meminta bantuan setidaknya Reza pernah menjalin hubungan sekali atau dua kali mungkin.
"Jalani aja"
Dikta menghela nafas, Ia tak membayangkan dalam hidupnya untuk mendapatkan pacar secepat ini apalagi ini adalah pacar pertamanya, semoga saja Zasi mampu bertahan bagaimanapun keadaanya.
------
Samuel tersenyum melihat Pelangi yang berceloteh panjang lebar tentang Dikta dan Zasi yang berpacaran dari layar handphonenya.
"Kamu segitu senangnya lihat mereka?"
Pelangi mengangguk "Sayangnya Kamu nggak lihat gimana ekspresi Dikta pas lihat Zasi tadi muka bego dia tuh tambah Bego Sam!" Pelangi tertawa lagi.
"Kenapa nggak dari dulu gue urus mereka biar cepet jadian" ucap Samuel pura-pura menyesal.
"Kenapa emangnya?"
"Biar aku bisa lihat kamu ketawa kek Gini,"
Pelangi menutup kamera handphonenya dengan telapak tangan, kenapa gombalan Samuel selalu saja seperti ini padahal ia sudah terbiasa mendengarnya, ia merapikan rambutnya lalu menyingkirkan tangannya.
"Kamu kemonya jam berapa?" Tanya Pelangi mengalihkan pembahasan.
"Bentar lagi,"
"Kamu mau aku kesitu?" Tawar Pelangi.
"Kamu mau bolos gitu?"
Pelangi terlihat mengangguk
"Jangan bolos donggg, Murid pintar seperti kamu itu nggak boleh lakuin hal-hal kek gitu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HoPe✔️
Teen FictionFollow dulu yuk baru baca! Untuk sebuah kisah yang hebat dan untuk kisah yang luar biasa, Terima kasih telah mencintaiku hingga akhir. ~SamuelAlexandre Terima kasih telah membuatku merasakan cinta yang hebat, cinta yang luar biasa dan cinta yang me...