Mobil Samuel melintas menuju parkiran sekolah, Pelangi yang baru saja membayar ojek tersenyum bahagia, Ia segera berlari menghampiri Pria itu.
"Selamat pagi?" Sapa Pelangi ketika melihat Samuel yang baru saja turun dari mobil.
Samuel mengacak puncak kepala gadis di hadapannya, Ia tak pernah kuat ketika melihat Pelangi tersenyum, Karena kecantikan wanita itu akan meningkat dan akan membuat sensasi pada jantungnya.
"Sapaan itu harus di jawab!" Kata Pelangi ketika melihat Samuel hanya tersenyum tanpa berniat membalas perkataannya.
"Selamat pagi juga sayang!"
Pelangi tersipu.
"Kamu udah di bolehin datang?"
"Iya dong, Bunda mah aku bicara dia iyain aja,"
"Makanya aku bilang Tante Novita itu orang baik,".
"Aku lebih baik dan juga tam...."
Pelangi memutar bola matanya, Ia sudah bosan mendengar kata itu dari mulut Samuel, sebelum ia mendengarkan nya lagi ia segera menarik tangan lelaki itu tapi hal itu tidak berlangsung lama ketika mereka menginjakkan koridor kelas dua belas, Pelangi segera melepaskan tangan Pria itu ketika melihat Para siswa dan siswi menjadikan ia dan juga Samuel ajang bergosip ria, Tentang Samuel yang sempurna dan dirinya si gadis beasiswa.
Samuel yang mengerti segera menarik kembali tangan Pelangi ia menggenggamnya dengan erat ia melirik para siswa dan siswi yang tak sengaja melihat mereka "Kalian tahu dia siapa?" Tanya Samuel mengangkat tangan kanan Pelangi, gadis itu menariknya tapi kekuatan Samuel lebih kuat ternyata.
Tak ada yang menjawab, mereka hanya menatap Samuel dengan bingung "Dia pacar gue," Katanya lalu berjalan ke arah kelas mereka meninggalkan para siswi yang menutup mulutnya tak menyangka bahwa Samuel Alexandre bisa seromantis itu dan lagi-lagi mereka terkalahkan oleh Wanita yang sering mereka rendahkan.
Kedatangan keduanya membuat seisi kelas bingung, mereka bahkan tak menyangka bahwa selera Samuel seperti Pelangi semuanya mengira bahwa Samuel akan berkencan dengan sosok Qiana ratu SMA Wijaya tapi itu menurut yang lainnya tapi tidak dengan dua laki-laki yang sudah menatap mereka dengan cengiran khas mereka siapa lagi jika bukan Reza dan Dikta.
"Gue nggak tau mau percaya atau tidak, Tapi gosip Lo sama Pelangi ternyata benar," itu adalah Suara Adam teman sekelas Samuel.
"Nah Lo udah tahu, Makanya di kelas ini siapapun yang ganggu Pacar gue, Berhadapan sama gue;"
"Ngeri gue Sam" Dikta berpura-pura takut.
Pelangi yang tak sengaja melintas di samping bangku Pria itu memukul pelan kepala Dikta "Kalau ngomong itu di benerin"
"Lo udah berani ya Ama gue?"
"Berani lah, Sam di pihak gue,"
Dikta merasa tercengang ia pernah mendengar kata-kata itu dan gadis itu benar-benar melakukannya "Salut gue Pel,"
"Kembangkan," kata Reza, perlu di akui bahwa gadis itu benar-benar punya peningkatan ketika berpacaran dengan Samuel, Biasanya ia melihat Pelangi dengan seragam penuh lumpur memasuki kelas dan mungkin pemandangan itu tak mungkin pernah Reza lihat lagi selagi pria aneh yang sedang duduk di kursi guru sambil menyanyi lagu yang Reza yakini itu adalah lagu anak TK masih ada di muka bumi ini ya Samuel Alexandre.
--------
Pelangi berlari menyusuri koridor ia ingin menyusul Samuel yang sedang berada di rooftoop sekolah, tapi seperti biasanya setiap hal yang ingin ia lakukan pasti tidak berjalan dengan mulus ketika mendapati kaki Qiana yang menghalangi jalannya dan berakhir dirinya tersungkur di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
HoPe✔️
Teen FictionFollow dulu yuk baru baca! Untuk sebuah kisah yang hebat dan untuk kisah yang luar biasa, Terima kasih telah mencintaiku hingga akhir. ~SamuelAlexandre Terima kasih telah membuatku merasakan cinta yang hebat, cinta yang luar biasa dan cinta yang me...