*54*

1.2K 82 1
                                    

Langkah pelangi terhenti di pintu keluar koridor kelas sepuluh, Ia menghentak-hentakkan sepatu putihnya sambil tersenyum sepatu itu adalah hadiah dari Samuel.

Mendung sejak pagi akhirnya menurunkan hujan di siang hari tepat sebelum bel pulang berbunyi, Pelangi menghembuskan nafas pelan, Bagaimana caranya ia ke parkiran jika hujan sedang deras-derasnya.

Ia menoleh ketika seseorang datang dan berdiri di sampingnya.

"Halo Pel," Zasi melambaikan tangannya, terlihat Dikta di samping gadis itu sedang mengeluarkan jaket dari dalam tasnya

"Lo ikut jenguk Sam kan?" Tanya Dikta memastikan.

"Iya lah,"

"Lo sama Reza aja, anaknya lagi ke toilet bentar, atau Lo jalan kaki aja Pel lumayan olahraga!"

"Enak aja Lo, Gue sama Reza aja,"

Dikta memberikan jempol ia menarik tangan Zasi lalu membentangkan jaket yang di ambil dari dalam tasnya tadi guna melindungi mereka dari hujan hingga mereka sampai di parkiran.

Zasi tersenyum ,pipi gadis itu memerah ia melirik ke arah Pelangi yang melihatnya "Kita duluan ya Pel!" Kata Zasi sambil berjalan bersama Dikta ke parkiran.

"Mereka manis!" Pelangi tersenyum, Ia lebih baik menunggu Reza di parkiran saja, Ia nekat menerebos hujan.

Pelangi berjalan pelan, membiarkan rambut panjangnya berantakan karena air hujan juga angin yang menerpanya, Pelangi merasakan tangannya di cekal padahal ia baru setengah perjalanan.

Ia mendongak mendapati payung hitam yang sudah melindunginya "Lo mau sakit?" Tanya Reza dingin.

"Lagian Lo lama banget sih!"

Reza tak menanggapinya "Ayo jalan!" Kata Pria itu.

------

Reza memberikan handuk kecil kepada Pelangi gadis itu menerimanya dengan senang hati.

"Perlengkapan Lo lengkap banget sih!" Kata Pelangi terkekeh.

Reza bergumam ia lebih fokus untuk menyetir apalagi saat ini sedang hujan.

"Lo nggak keren!" Kata Pelangi lagi.

Reza menoleh sekilas lalu kembali fokus ke depan "Maksud Lo?"

"Kehidupan Lo cuma datar-datar doang,"

"Nggak juga,"

"Nggak bosan apa?"

"Apa?"

"Jalani hidup kek gitu?"

"Nggak!"

Pelangi merasa ia lebih baik diam saja.

------

Keempatnya telah sampai di rumah sakit, Mereka kebingungan kala tak mendapati Samuel di ruangan yang biasa di tempati oleh lelaki tersebut.

Reza menghentikan salah satu perawat yang tak sengaja lewat "Sus, Teman saya yang sering di rawat disini dimana ya?"

"Maksud kamu Sam?"

Dikta mengangguk "Di ruangan ujung dekat dengan ruang Dokter Miko!" Jelas sang suster.

"Makasih Sus!"

Sesampainya disana mereka menemukan Papa Samuel, Pria itu sedang sibuk dengan laptop yang berada di pangkuannya.

"Om?" Dikta memanggilnya dengan Pelan.

Alexandre menoleh "Kalian datang, Sam di dalam kemo nya baru aja selesai!"

HoPe✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang