Zasi dan Pelangi menuruni tangga keduanya berjalan ke arah lapangan basket, Jika siang-siang panas seperti ini akan lebih dingin jika menyaksikan para anak basket SMA Wijaya sedang bermain.
Keduanya duduk di kursi penonton Dikta juga Reza berada di tempat tersebut.
"Kalian nggak main?" Tanya Pelangi membuat kedua lelaki itu menggeleng.
"Panas, Kasihan seragam gue nanti bau," Dikta masih fokus dengan permainan di hadapannya, Naufal terlihat jelas disana lelaki itu memang hebat dalam bermain permainan tersebut.
"Samuel mana?" Pelangi mengedarkan pandangannya tak mendapatkan Lelaki itu sejak ia datang.
"Ke toilet,".
"Gue nyusul deh," Pelangi meninggalkan ketiganya, Zasi merasa canggung sendiri walaupun keduanya adalah teman sekelas tapi perasaan jika di dekat Dikta itu tidak bisa di atasi.
"Yahh Pel," Panggil Zasi tapi tak kedengaran oleh Pelangi gadis itu sudah terlihat berlari di pinggiran lapangan.
"Benar-benar bucin dia itu, Sam ke toilet aja dia susul luar biasa sekali!" Dikta menoleh ke arah gadis berambut pendek yang berjarak dua bangku dari dirinya "Lo nggak mau buat ngejar gitu?Tapi sejak kapan kalian akrab?"
"Sejak tadi, itu bukan urusan Lo,"
"Galak amat sih gue cuma nanya"
Pelangi berlari pelan di pinggiran lapangan tapi tiba-tiba fokus semua orang mengarah kepada dirinya ketika bola basket mengarah kepadanya Gadis itu menutup wajahnya berniat menghindari tapi tangannya tiba-tiba tertarik oleh Seseorang.
Pelangi melihat botol obat yang di pegang lelaki tersebut terjatuh dan isinya pun berserakan.
"Sam?"
"Kamu lihat-lihat dong, Kasihan kepala kamu benjol nanti" Kata Samuel ia menarik Pelangi untuk duduk di salah satu kursi pinggir lapangan.
Tiba-tiba Naufal datang mendekat mengarahkan tangannya kepada Pelangi "Gue minta maaf, Nggak sengaja"
"nggak apa-apa," Jawab gadis itu.
Samuel hanya terdiam mengarahkan pandangannya ke arah lain.
"Lo pinter pilih cewek, Cantik kek gini Sam" Naufal tersenyum sinis.
"Gue nggak punya urusan sama Lo!" Kata Samuel.
"Nggak apa-apa sih, ohh gue saranin jangan lihat cantiknya aja lihat ekonomi itu yang penting!"
Naufal berbalik tapi itu terhenti ketika Samuel menarik baju basket Pria tersebut "Jaga ucapan Lo brengsek!"
"Gue bicara sesuai fakta!"
Samuel berniat melayangkan tinjunya tapi tertahan ketika tangan kecil Pelangi menahannya "Aku mohon jangan!"
"Samuel Alexandre si mantan calon ketua basket bisa bodoh kek gini gara-gara cewek"
"Gue juga nggak mau main kasar, Gimana kalau three on three?"
"Lo masih mau nyentuh basket?"
"Olahraga itu untuk semua orang kan?"
"Bagus sih, Lo mau ajak teman bodoh Lo yang di atas sana?" Tunjuk Naufal kepada kedua teman Samuel yang sudah berdiri.
Samuel mengepalkan tangannya.
"Sam udah!" Bentak Pelangi ia tak ingin ada pertandingan hari ini ,Samuel baru saja sembuh dan jelas-jelas ia menentang hal ini terjadi.
"Cuma setengah jam yang ngumpulin point terbanyak itu yang menang," Ucap Samuel mengabaikan perkataan gadis di sampingnya
"Oke deal!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HoPe✔️
Teen FictionFollow dulu yuk baru baca! Untuk sebuah kisah yang hebat dan untuk kisah yang luar biasa, Terima kasih telah mencintaiku hingga akhir. ~SamuelAlexandre Terima kasih telah membuatku merasakan cinta yang hebat, cinta yang luar biasa dan cinta yang me...