Samuel menghempaskan tubuhnya di tempat tidur ia benar-benar lelah setelah mengantarkan Pelangi sehabis makan di rumah makan tadi.
Lelaki itu ingin kembali ke Rumah sakit menemani sang Bunda tapi ia di perintah untuk istirahat oleh wanita itu, Karena memang sejak Novita sakit kehidupan Samuel sangat tidak terkontrol.
Sebelum tertidur Pria itu mengganti seragam sekolahnya dengan baju kaos, Tak lupa ia meminum obatnya, setidaknya Ia harus hidup untuk besok.
------
Pagi harinya Bi Jum memasuki kamar Tuan mudanya itu, Remaja itu terlihat masih tertidur.
"Den bangun, Nyonya sama Tuan udah pulang,"
Samuel mengerjapkan matanya, Tertidur semalaman saja tidak membuat sakit di kepalanya itu hilang.
"Aden kenapa?" Bi Jum terlihat khawatir ketika melihat Samuel yang berusaha untuk duduk.
"Nggak apa-apa!" Pria itu memaksakan senyumannya "Sam mau mandi dulu Bi lalu turun, Aku juga harus nyambut Bunda sama Samira kan?"
Bi Jum mengerti Asisten rumah tangga itupun keluar dari kamar Samuel.
Setelah Bi Jum keluar Samuel menarik nafas dalam-dalam ketika merasa sesak itu hadir lagi, Tak ingin berlama-lama merasakannya Pria itu segera berjalan ke kamar mandi.
----
"Kak Sammmm!" Samira berteriak menyambut sang Kakak yang turun dari tangga, Gadis kecil itu terlihat sangat gembira hal itu pun lagi-lagi mengundang senyum tipis dari bibir Samuel.
"Duduk sini!" Novita menunjuk kursi di meja makan yang masih kosong.
"Bunda udah lama sampainya?"
"Tadi Pagi sekali, Bunda nggak mau lama-lama di rumah sakit, Bunda kira kamu bakalan sambut Bunda ngasih bunga kek atau ucapan apa kek!"
"Samuel nggak bisa gitu minta di Papa aja!"
"Kamu itu! Lanjut makannya lalu ke sekolah jangan lupa Jemput Pelangi!"
"Pelangi naik angkot pagi-pagi"
"Kamu jadi lelaki kok gitu sih? Masa pacarnya di suruh naik angkot?"
"Biasa dia nolak Bunda, Takut di karate massal sama Fans Samuel,"
"Fans apaan?"
"Bunda nggak tahu? Samuel tuh idola di SMA Wijaya,"
"Halu kamu, Yang pantas cerita kek gitu Papa mu, Dia tuh playboy Sma Wijaya dulu,"
"Udah ketebak dari wajahnya!"
"Apa kamu bilang?" Alexandre menatap tajam ke arah puteranya, Pria itu benar-benar tak pernah bisa berkata sopan kepada dirinya.
"Papa tuh Idola, Ketebak dari wajah Papa yang nggak kalah ganteng dari wajah Samuel ini!"
"Wajah kamu nggak ada tampan-tampannya"
"Wahhh Papa nggak tahu aja kalau sampai Fans Samuel denger aku harap Papa nggak pernah menyesal ucapkan kalimat itu!"
"Terserah kamu saja!"
"Kak Sam?" Samuel menoleh ke arah adiknya, Tangan lelaki itu bergerak membersihkan area pipi Gadis kecil tersebut, Samira memang tak pernah benar memakan sesuatu.
"Ada apa?"
"Aku mau kak Sam bawa aku ke kedai Es cream yang dekat Kafe Bunda itu!"
"Nggak boleh!" Bukan Samuel yang berkata melainkan Alexandre.
KAMU SEDANG MEMBACA
HoPe✔️
Teen FictionFollow dulu yuk baru baca! Untuk sebuah kisah yang hebat dan untuk kisah yang luar biasa, Terima kasih telah mencintaiku hingga akhir. ~SamuelAlexandre Terima kasih telah membuatku merasakan cinta yang hebat, cinta yang luar biasa dan cinta yang me...