03

20.6K 184 1
                                    

"Na… nangis…"
Waktu kuraba-raba pipiku, ternyata bener kalau airmataku udah jatuh' langsung kuhapus airmataku dan aku melanjutkan mengetik di laptopku lagi.

"Apa loh masih mengingat tentang keara itu ya…"

Aku hanya diam saja, kayaknya dia kesel karna aku nyuekin dia tadi' yang membuatku kaget? Dia menyender di samping pohon juga dekat denganku.
"Makasih minumanya…"

"Sama-sama, ea… ben… kenapa loh gak nyari pacar aja? Kan biar tenang loh tanpa mikirin keara lagi. Gue tau loh terlalu banyak mikirin dia' siapa tau loh lebih ceria nantinya jika dapat pacar baru…"

"Mungkin kau benar juga tapi aku gak tertarik untuk pacaran' mungkin keceriaanku berubah jika aku bersama anaku…"
Gian mala menyandarkan kepalanya kebahu tanganku, emang dia udah biasa kayak gini… tapi menurutku gak enak di lihat orang' gimana kalau mereka ada yang berfikiran negatif.

"Jujur ya, jika gue perempuan' udah lama gue mencintai loh. Ha… ha…"

Nih bocah punya tatakrama gak, ketawa terbahak-bahak kayak gitu lagi' mana di dekat telingahku juga.
"Ih… dasar, seharusnya kau itu yang cari pacar. Biar gak dekat-dekat denganku lagi' rasanya geli aku dekat denganmu tau…"
Yang membuatku kaget dia memukul kepalaku.

"Bukanya kau tau sendiri, kalau aku gay…"

"Justru itu aku geli dekat denganmu, ha… ha…"
Lucu deh jika dia cemberut kayak anak-anak' bisa di bilang' kalau gian ini suka di buli dari smp-kuliah' kenapa begitu… dia suka di bilang wajah cantik untuk kali-laki seperti dia? Rambut halus dengan poni panjang kesamping, alis tipis, punya bulumata yang panjang.

Dan mata yang besar, hidung kecil yang mirip seperti artis-artis korea, dan tentu juga bibir mungil merah merona' aku sih agak suka dengan wajahnya… tapi bukan berarti aku menyukainya! Emangnya aku gay… oh ia' adiku… jiki, dia suka sekali ngegangguinya kadang-kadang jiki suka memukul bokongnya gian, aku rasa jiki suka dengan gian karna tubuhnya pendek gak seukuran dengan tubuhku dan jiki… bisa di bilang kalau aku dan jiki jadi tontonan di kampus karna kecerdasan, ketampanan, kekekaran tubuh, dan ketinggian tubuh kami seperti orang luar negri.

"Nah… nah… nah, siapa yang datang kemari' adikmu yang tercinta' kakaku tersayang…"

Panjang umur adiku ternyata' baru di bilang dalam hati… noh orangnya baru nongol, yang membuatku kaget dia memeluk tubuhku.
"Woi… laptopku…"
Dia melepaskan pelukanya dan menatapku jengkel.

"Bekerja lagi ya, nolongin perusahaanya papa ya' huuh… anak teladan. Kapan kakak dapat senang-senangnya…"

"Aku udah ada hiburan…"
Kututup laptopku dan kumasukan di dalam tas' waktu aku mengatakan hiburan… yang adanya gian menggenggam tanganku dan menatapku sedih.

"Hi… hiburan, apa hiburan loh para jalang di luar sana' ea… lalu… lalu gue bagaimana… be… gue di tinggal begitu aja. Padahal gue menunggumu cukup lama diago…"

Tak bisa kupungkirin, temanku ini udah di mabukan cintanya kepadaku' tapi dia bisa mengerti keadaanku… kalau aku bukan gay.
"Oh my good, hiburanku bukan norak kayak gitu. Jalang gak perawan lagi' males aku ngadapin cewek di luar sana. Maksudku… hiburanku di rumah hanyala anaku seorang. Udah ah… mendingan aku pulang aja' dan kau jiki jaga gian untuku. Bey…"
Aku pergi meninggalkan mereka yang sedang berdebat tentangku.

Jiki POV.

Kakaku pergi meninggalkan kami berdua, entah kenapa aku suka sekali mengganggu gian… dan bahkan waktu aku masuk kuliah' aku pernah ketipu sama wajahnya? Aku kira dia perempuan tapi nyatanya dia laki-laki! Kulihat dia mau meninggalkanku juga dengan cepat aku langsung menarik tanganya, di karnakan kami ada di puncak dekat pepohonan jadinya agak sepih di tempat ini jadi gak ada orang lihat.

Bruuk…

Dia duduk di rerumputan lagi berhadapan denganku dan tangan kanannyaku genggam tadi.
"Kau mau kemana?…"

"Lepaskan tanganku…"

"Gak mau, kau temanin aku disini. Aku baru tiba! Kakaku pulang… pasti dia mau ngejemput anaknya lagi' dan sekarang aku harap kau menemaniku disini? Aku baru sampai loh…"
Badanya berbalik kedepan itu berarti dia membelakangiku' dengan cepat aku langsung menarik tubuhnya dan memeluknya.

"Sejak kapan kau gay…"
Badanya bergemetar hebat karna kaget mendengar ucapanku, waktu dia mau melepasukan pelukanku yang ada aku langsung memeluknya seerat mungkin.
"Jawab saja, aku gak memberitaukan pada siapapun. Walaupun kakaku… lagian pasti dia sudah taukan…"
Malahan dia menganggukan kepala, tandanya memang benar kakaku udah tau tentang masalah dia.
"Begitu cintanya ya, kau dengan kakaku. Apa aku kurang tampan untukmu…"

"Sudah cukup, berhenti mempermainkan gue…"

Plaak…

Bersambung

MERTUA'KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang