46

1.1K 20 0
                                    

Aku dan paman diago udah turun di lantai bawah, waktu aku mengikutinya keluar gedung... Tiba-tiba dia bertanya.

"beneran mau ikut' takutnya bosen di dalam mobil..."

"tapi... Benny menyuruhku menemani daddy..."
Dia membukakan pintu mobilnya untuku' aku langsung masuk... Tapi dia belum juga masuk? Waktu kulihat ternyata benny melihat kami berdua dari jendela kantor paling atas! Lucunya paman diago melambaykan tangan.

Anehnya... Bayangan dari luar jendela itu hanya menampakan lambayan saja tanpa eksfresi apapun di mukanya? Kok aku merasa takut ya sama benny.

Paman diago masuk kedalam mobil dan kami menjauh dari arena kantor, semua ini gara-garaku jika saja aku tidak mencium paman diago waktu itu! Pasti kami gak akan canggung kayak gini di dalam mobil.

"lupain aja yang waktu itu' anggap saja kayak gak pernah terjadi. Kalau mau ngobrol seperti dulu... Ya ngobrol aja gak perlu takut gitu sama saya..."

"yaudah' kalau gitu... Aku gak mau panggil daddy lagi? Maunya kayak dulu. Panggil paman diago..."
Gemesnya dia merengek seperti kayak anak kecil, sampai segitunya ya... Aku juga aneh kenapa paman diago suka sekali di panggil daddy.

"ea... Gak mau, panggil daddy... Harus panggil daddy..."

"kalau aku gak mau bagaimana..."
Malahan dia mengancamku tapi di balik ucapanya tadi bibirnya tertawa lebar kalau dia bercanda.

"aku gak mau merestui perjodohan kalian, dan aku mau minta balikan ciuman pertamaku..."

Ciuman pertama' bukankah... Paman diago sudah menikah? Lalu kok dia tegah sih bilang gitu... Apa dia gak pernah mencium tante keara! Wajahnya masih melihat kedepan memperhatikan sekitar jalan raya dengan senyuman yang gak kumengerti... Entalah dia mikirin apaan.
"kok paman bilang begitu' bukankah paman sudah menikah dengan tante keara. Seharusnyakan... Ciuman pertama paman sudah hilang sejak menikah dengan armahuma tante keara?..."
Yang membuatku bingung dia kaget mendengar perkataanku bahkan dirinya berubah gugup dan salah tinggkah' anehnya lagi... Dia menampar jidatnya sendiri.

"ha... Ha... Maaf, aku lupa' mungkin faktor pria duda. Jadi kalau ngomong agak ngacok? Jangan terlalu serius dengerin ocehanku! Tadi aku hanya bercanda?"

Mukaku melihat kearah sebelah di luar kaca jendela mobil ini.
"apa paman gak mencintai armahuma tante keara' apa paman... Gak pernah memberikan ciuman pertamu kepadanya. Lalu hubungan kalian seperti apa... Bukankah itu sangat kejam, kesian tante keara diatas sana..."
Dikarnakan aku melamun, jadinya gak sadar kalau mobil udah berhenti ketepi... Bukanya melaju ke TPK5 ini mala berhenti kesembarang tempat... Wajahku melihat kearah paman? Sedangkan paman hanya diam menatapi gagang stir mobil itu.
"paman?..."

"aku mengenalmu, karna jika aku ada rahasia apapun kau selalu menutupinya dengan sangat baik' kau penggenggam rahasia orang dengan sangat pintar bell... Tapi maaf kalau masalah keara aku gak bisa kasihtau sama kamu.."

"Kenapa... jadi paman gak mau curhat sama aku lagi, apa paman lupa... Ingat waktu dulu... Jika paman gak sengaja mematahi mainanya benny' paman diam-diam suruh aku untuk tutup mulut supaya jangan di bongkar rahasia itu' sampai ujung-ujungnya benny sedih karna gak ketemu mainan favoritnya tapi taunya besok. Di beliin yang baru sama paman sampai gak mau lihat benny nangis."
Kugenggam tanganya paman diago dan wajahnya melihat kearahku.
"Paman aku dari dulu sampai sekarang tetap sama saja... Gak akan pernah berubah' selalu diam jika sudah buat janji... Sampai waktu aku mengungkapkan perasaanku pada paman.. Aku sudah mikir kutau paman paśti akan menolaku...aku memang bodoh? Dan ternyata benar dugaanku... Coba aku gak jujur sama paman waktu itu mungkin aku gak akan sakit hati kayak gini..."




Bersambung

MERTUA'KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang