26

1.2K 20 0
                                    

Paman jiki udah pulang kerumah, jadinya kami berempat nongkrong diluar... Dikarnakan jam istirahat makanya kami sudah bergerumbul di kantin? Dari tadi om gian nampak mengeluh terus sampai mendesah pasrah.
"om...kau kenapa?..."

"punggung belakangku susah di gerakkan, sebab baju kemejanya agak kecil."

"sabar ya om, kalau udah sampai di rumah nanti... Boleh kok di lepas..."
Apa dia mendengarkan aku, yang membuatku lucu... Om gian dari tadi cuma menggaruk-garuk kepalanya.

"kan... Pulangnya di rumah daddymu' mana ada sih jiki pula... Mana bisa aku pulang dengan keadaan yang kayak gini. Gerah aku..."

"om... Kau bisa pulang ke rumahmu' gak apa-apa kok, kan ada paman jiki dan aku? Palingan yang masak paman jiki..."

"dari hongkong, dia gak suka masak-masak kayak gituan' yang ada di pikiranya cuma makan... Nah jadi gimana dong... Padahal daddymu udah mempercayakan aku untuk menjagamu."

Kuusap dahi dan rambutku.
"om... Kan waktu daddy ngechet itu' yang dia tau kalau paman jiki belum pulang. Ya jika om khawatir sama aku di rumah. Gak apa-apa main tapi ajak tante sania juga. Kalau om sendirian takutnya di gangguin sama paman jiki. Tau sendiri dia kayak curiga gitu sama om..."
Om hanya menganggukan kepala tanda mengerti, di karnakan kesempatan jadinya kusandarkan kepalaku di bahu tangannya abell? Sedangkan om gian dan tante sania hanya tersenyum melihat tingkah kami berdua.
"honey... Suapin..."

"ea... Malu ah, disini terlalu ramai pengunjung..."

"tak apa, biar di bilang romantis..."
Aku tersenyum mendengar perkataanku tadi, yang membuatku terkejut... Ternyata abell melakukanya sungguhan? Kepalaku gak menyandar di bahu tanganya lagi... Malahan membuka mulut merespon suapanya.
"he... He... Makasih honey..."
Dia hanya tersenyum manis kepadaku, tersenyum seperti itu wajahnya bertambah cantik... Saking senangnya jadinya tanganku refleks langsung kupeluk tubuhnya! Waktu aku mau menciumnya' yang ada? Dia mala menahan wajahku.

"darlyng... Maaf... Ini indonesia, jadi jangan asal nyosor aja' jangan agap disini kayak negara korea..."

"he... He, maaf..."
Nah... Itulah kenapa aku tadi terpaksa melakukanya, karna apa... Dia pasti akan bilang ini indonesia... Indonesia... Dan indonesia... Emang negara indonesia gak di perbolehkan ciuman ya.

Sudah beberapa tahun aku sudah pacaran dengan abell... Emang sudah di jodohkan kok, bahkan hubungan kami seperti biasa saja, layaknya hubungan romantis seperti yang lain? Pelukan, gandengan tangan, tapi pernah aku minta mau menciumnya... Tapi dia menolak? Katanya mau halal secara menikah... Dia gak mau langsung kebabasan.

Apa hubungan kami berdua ini sudah seperti pasangan kekasih ya? Aku juga gak ngerti pacaran itu seperti apa! Tapi yang aku tau... Mencintai seseorang baru kumengerti.. Anehnya pikiranku beralih memikirkan daddy?? Sekarang dia sedang apa ya.

"darlyng... Kau gak apa-apakan, kok ngelamun..."

Kaget aku, langsung kuusap wajahku.
"maaf... Honey' aku gak apa-apa..."

"bener gak apa-apa?..."

Yang kubisa kuanggukan kepala dan menyodorkan suapanku kearah mulutnya' dia hanya membuka mulut memakan makanan yang kusuapi tadi? Entalah aku merasa beban pikiranku sudah agak mendingan karna ada abell yang selalu menghiburku.























Sudah dua minggu, itu berarti setengah bulan daddy belum pulang? Yaialah... Dia sebulan- satu bulan baru pulang! Tapi rumah sangat sepih tanpanya... Walaupun ada paman jiki dan kakek-nenek' tetap saja aku merasa bosan karna gak ada daddy.

"woi kak... Kenapa gak kasih kabar sih, kan aku waktu itu chet kalau aku pulkam... Tapi gak di balas. Dasar... Selalu sibuk kerja mulu..."

Paman jiki videocall dengan daddy, aku ikutan nongolin kepala di layar hpnya paman dan melambaykan tangan.
"daddy... Aku Rindu... Daddy gak apa-apakan, apa sakit daddy kumat lagi..."

-maaf jiki...      Eah... Ada benny... daddy juga rindu nak, gak kok' daddy gak sakit lagi. Sekalian daddy berobat di singhapure...

"kak... Kau sakit, sakit apaan. Mama sama papa tau gak soal ini..."

Daddy mala menggelengkan kepala, aku berbisik sebentar ketelingahnya paman jiki' bahkan raut wajahnya berubah menegang dan ketakutan.

"de... Depresi..."







Bersambung

MERTUA'KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang