36

904 22 0
                                    

Abell.
Kupejamkan mata tapi gak bisa tidur karna pikiranku kemana-mana' terus yang membuatku kesal... Tante sania tidurnya ngorok! Tapi entah kenapa aku mikirin paman diago ya.

Aku bangun dari kasur ini dan keluar kamar, kudengar di bawah ada orang kayak bisik-bisik gitu? Waktu aku kebawah ternyata paman jiki dan om gian lagi makan.

"ea... Abell... Bangun tidur' apa gak bisa tidur..."

"gak bisa tidur, paman..."
Aku mengambil gelas dan menuangkan air, waktu aku lagi minum... Tiba-tiba paman jiki bilang.

"ciee... Sehati..."

Hkuukh khuuhk...
Sehati apaan sih' dasar paman gak jelas.
"maksud paman apaan?..."

"diago... Gak bisa tidur juga, dia di luar rumah..."

Tanpa membalas perkataanya paman jiki, aku buru-buru menuju ke luar rumah? Jika di lihat lebih jelas... Paman bukanya melihat ke kolam tapi malahan melamun' aku berjalan kearah belakang tubuhnya... Berlahan tanganku memeluk perut datarnya.

Syspack' itulah yang ada di pikiranku... Kayak Bentuk roti sobek? Tubuhku merinding, kakiku gemetaran, bibirku berdenyut... Ada rasanya aku mau mencium punggung belakangnya yang lebar ini juga.
"paman... Kau mikirin apa' di tengah malam begini kok gak tidur sih..."

Dia berbalik kebelakang, tanganya mengelus wajahku... Sedangkan pikiranku gak konsentrasi karna menatap bibirnya? Kugenggam tanganya juga! Tapi tiba-tiba dia bilang.

"ini untuk yang terakhir kalinya, aku memperlakukanmu seperti ini bell' maaf... Bisok kau gak boleh lagi mendekatiku! Jagalah jarak dariku? Karna aku calon mertuamu..."

Kecewa... Ya itu yang aku rasakan, sakit hati, dan menderita karna beban perasaan ini selalu menghantui pikiranku.
"paman... Aku mulai bersikap seperti ini karna mau memulai akrab denganmu lagi. Seperti dulu... Kau taukan' kalau aku sering bermanja denganmu. Kenapa aku mau berubah kembali karna aku menyayangimu..."
Lah kok omonganku jadi beda ya? Abell kuatkan dirimu... Jangan sampai keceplosan Kalau kau mencintai paman diago!!...  Anehnya dia mengangkat alisnya sebelah.

"ea... Bell' aku tau kau menyayangiku seperti menganggapku keluargah. Lalu letak kesalahan bicaraku tadi dimana! Wajarlah kalau aku bilang seperti itu tadi... Karna aku calon mertuamu, jadi kau gak perlu sedekat ini denganku..."

Paman diago melepaskan tanganya dari wajahku dan mengusap rambutku sebentar' barulah dia pergi meninggalkanku... Aku duduk di bebatuan dekat kolam ikan ini? Sudah beberapa menit aku diam diluar bahkan tubuhku menggigil kedinginan.

Tiba-tiba saja ada jaket menyelimuti belakang tubuhku, ternyata paman diago balik lagi kemari karna mau mengambilkan jaket untuku? Tapi dia gak pakek jaket.

"nih wedang jahe... Biar gak dingin lagi..."

"tapi... Paman bagaimana?..."

"tak apa-apa. Aku sudah biasa dengan udara dingin? Apa lagi aku baru pulang dari sana! Jadi tubuhku mulai agak mendingan setelah pulang ke indonesia ini..."

Paman memberikan gelasnya kepaku dan aku mengambilnya dan meminumnya' dia duduk di sampingku? Ada banyak batu besar disini tapi... Kenapa dia mau duduk di sampingku! Katanya gak boleh dekat-dekat.

"aku senang kalau kau dan benny' bentar lagi mau tunangan... Sebulan lagikan..."

Senyuman idahnya selalu terpancar jika membahas tentang benny... Sebegituh sayangnya kau dengan benny' paman. Pasti dia sangat mencintai keara? Sampai-sampai gak mau melihat benny sedih.
"paman..."

"heem... Apa?..."

"jika... Aku bukan jodoh benny bagaimana, gimana... Kalau aku gak pernah ketemu sama benny..."
Wajahnya mulai serius' mungkin dia mengerti apa maksudku.

"jangan ngomong gitu dah...  Yang telah terjadi harus di ikhlaskan. Sayang. Dengar... Abell tetaplah calon menantuku yang baik.."



Bersambung

MERTUA'KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang