96

457 14 5
                                    

Aku memeluk tubuhnya, dikarnakan terlalu banyak menceritakan tentang mamanya. Jadinya aku merindukan dirinya... Tapi sekarang dia gak ada lagi! Dan yang menggantikanya adalah anaknya.

Udah bertahun-tahun aku sangat merindukan benny dan akhirnya aku bisa memeluk tubuhnya juga, dia membalas pelukanku dan sampai dia menangis sejadi-jadinya.

Apa aku bisa memanggilmu dengan sebutan paman...

He...he... Apa dïa malu mengatakan hal itu sambil menatap mataku sampai-sampai dia hanya menutupi wajahnya, tanganku mengelus rambutnya.
"apa... aku menolaknya hem, bukankah aku memang paman aslimu... Aku bukan seperti jiki' yang menjadi paman bohonganmu he...he..."
Dia melepaskan pelukanya, kedua tanganya menghapus airmatanya.

"bisa jangan ngomong kayak gitu sama paman jiki, walaupun dia bukan keluargah kita' tapi tetap saja dia orang yang baik..."

"he...he... Ia... Ia, aku minta maaf kalau Aku ngomong kasar' aku mengerti kau menghormatinya walaupun kau juga merasa sakit hati padanya.."
Tiba-tiba suara keroncongan dari dalam perutnya mulai terdengar, kami ketawa bersama karna keadaan yang tadi canggung berubah normal kembali... Aku mengajaknya mencari makanan cepat saji.

Sampai di tujuan' benny memesan apa yang ia mau... Dia makan dengan lahapnya(anak orang kelaparan he...he), bahkan aku gak menyangkah bisa mendengarnya secara langsung' kalau benny mau menerimaku dan mau memanggilku dengan sebutan paman.

Keara... Rambut dan matanya benny sama persis seperti dirimu.

"paman dirza, kenapa melamun? Apa kau gak makan juga hemm"

"sejujurnya' aku udah makan... Sampai Aku males nungguin pesanan anehmu itu, jadi kerjaanku cuma makan di rumah... Beneran barang itu untuk istrimu? Huuh... Lagian aku udah menduganya... Kalau Kau akan kesal denganku karna terlalu lama menunggu ditaman walaupun esfresimu di tutupi' apa aku benar..."
Dia gak mendengarnya ya ha...ha.
Telingah nih anak kemana coba... Malahan dia hanya menyibukan dirinya dengan makanan yang diatas meja.
"apa kau tersiksa dengan diago?..."
Matanya melirik kearahku sebentar.

"em... Gimana jelasinya ya? Daddy orangnya baik kok, tapi aku kecewa padanya karna dia menutupi semua rahasia mama sampai aku sebesar ini... Jadinya aku gak tau menau soal tentang mama... Aku kesal pada daddy' dia membohongiku... Sejujurnya aku menghargai keluargahnya daddy... Mereka orang yang baik, aku menyayangi daddy dan paman jiki, tapi kurasa sakit hatiku sekarang udah gak bisa di obati lagi... Itu karna kesalahanya mereka sendiri karna menipuku..."

Kuusap rambutnya karna merasa ibah padanya jadinya kusemangati lewat elusan saja, sedangkan dia lanjut makan ayam lagi.
"apa benny... Mau ikut paman..."
Dia mala kebingungan dengan ucapanku.

"ikut paman, em... Ikut paman atau ikut nenek anira ya?... Aku bingung mau pilih yang mana diantara kalian..."

"terserahmu saja mau ikut siapa, yang penting pilihanmu adalah keputusanmu sendiri' oh ia... Mungkin papamu ikut denganku sebab ibuku adalah ibunya juga..."
Tiba-tiba suara hp benny berbunyi, kulihat raut wajahnya berubah seketika setelah melihat nama panggilan yang ada di layar hpnya.
"siapa?..."

"paman jiki..."

Anehnya, senyuman dan suaranya di buat-buatńya setelah mengangkat panggilan dari jiki(padahal dia muak dengan keluargah ADDREYRI).

"ea... paman, ada apa menelpon..."

Kau dimana benn?...

"lagi di rumahnya perzo... Kakeknya lagi ultah, emang ada apa?..."

Em... Eng... Enggak, ini udah sore... Aku khawatir saja sebab kau belum pulang' jam berapa pulangnya, kau taukan daddy khawatir... Jadi tadi dia menelponku menanyai kabarmu, aku bohong padanya bahwa kau sedang tidur padahal lagi diluar' em... Abell juga belum pulang, dia sibuk nemani daddy di kantor, jadi kapan pulangnya hemm... Aku gak ada teman dirumah...

MERTUA'KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang