118

247 10 0
                                    

Gimana gak shock coba' om gian mengirimkan fotonya mira winniara kepadaku, gaya dan kelakuanya mira sangatlah berbeda bener dengan yang aslinya.

Yang di foto menunjukan kalau tingkahnya agak tomboy' dengan rambut yang di sanggul tinggi, dandanan natural, dengan lipstik merah merona yang menyala karna pantulan cahaya flash hp, dan gaya bajunya yang enggak sekalem kayak siang tadi.

Dengan jari tanganya membentuk seakan kayak anak rocker(metal), gak kusangkah masalah besar seperti ini akan menjadi seserius ini, ternyata om gian mengirimkan pesan juga toh.

Abell, kata jiki' apa wajah mira winniara yang datang kerumah siang tadi' seperti di foto itu.

Waktu aku ngebaca pesanya dari om gian' tiba-tiba kakek alex langsung memangilku.

"cu... Kau mengacangi kakek..."

Ternyata sih kakek-kakek tuh butuh perhatian juga ya, aku tau dia gak mau di abaikan.
"ea... Hehe' Maaf kek, se... Sebentar ya' aku balas pesanya om gian dulu..."
Seriusan nih jadi om gian masih mengenal mira winniara.

Ya... Sama persis wajahnya seperti itu, om kenal denganya ya...

Em... Aku gak berteman denganya tapi' Sania yang berteman denganya, dia kenal dengan winni di facebook' yang mengajaknya berteman duluan tuh winni, oh ia... Kata sania nama aslinya tuh adalah winni ayuhara...

Winni ayuhara, ja... Jadi mira itu cuma nama samaranya saja.
Makasih atas infonya om, nanti kita bahas lagi ya' aku sedang di luar sama kakek alex, lagi ngantri pesan makanan' bey...bey hehe.
Om gian cuma membalas emoji senyum dan lambayan tangan' mengatakan bey to.

Mataku beralih melihat kearah kakek alex, dia cuma memangku tangan di dagunya' dengan tatapan kosong melihat keluar lingkungan kota.
"kek..."

"ea' i... Ia?"

"apa mataku masih bengkak..."
Dia mala ketawa, sedangkan aku sibuk ngurusin air beku mineral gelas yang kutekan di area kelopak mataku.
"kek, jangan ketawa dong' aku jadi malu tau, seharusnya aku gak mau ikut tadi? Tapi gak mood juga sih di rumah muluh' takutnya nanti benny mala minta penjelasan kenapa aku bisa nangis..."

"hehe... Maaf-maaf, tadi chetan sama gian'kan..."

Kuanggukan kepala tanpa menjawabnya, mala aku gak mau melihatnya' gara-gara keenakan karna rasa sejuk di sekitar mataku jadinya tubuhku ikutan merasa nyaman.

"kakek gak enak denganya, gara-gara diago yang kadang sakitnya sering kumat, kadang gak enak badan karna kecapekan selalu lembur di kantor oleh bergadang jadinya dia kurang tidur' mala sekarang gian yang harus ngurusin kantor itu, kakek ngerasa udah gak guna lagi jadi orangtua, ya... kakek tau sekarang udah pensiun' tapi entah kenapa kakek merasa gak enak aja ngebebani orang..."

Tanganya langsung mengigil kedinginan waktu kupegang tadi.
"kek jangan ngomong gitu, toh semuanya bukan salah kakek kok' om gian gak keberatan dengan pekerjaanya, kan om gian pacarnya paman jiki... Jika emang om gian keberatan' pasti dia udah ngomong jujur dengan paman jiki dan aku, lagian... Pasti ada tante sania juga kok ngebantuin om gian disana' kakek mesti senang loh dengan perusahaan kotor itu, jika bukan karna kakek yang menjadi atasan disana' kantor itu pasti gak akan pernah berdiri sampai sekarang..."

Kutarik lagi tanganku menjauh.
"hehe maaf ya kek, tangan kakek jadi dingin gara-gara aku..."
Aku tau umurnya udah sangat tua, tapi senyumanya masih sama seperti yang dulu' yap ketampananya gak akan pernah berkurang karna emang dia membiasakan sering tertawa jadi makanya diumurnya segini gak kelihatan kalau ternyata dia udah jadi kakek-kakek... Lagian vit tubuhnya kakek alex tetap terlihat bugar seperti biasanya tuh!.

MERTUA'KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang