13

3K 42 0
                                    

GIAN VOP.
Telingaku selalu mendengarkan perkataanya jiki… bahkan sampai dia mengancam, memarahi, dan pada akhirnya? Dia menyerah' memberikan aku pada kakaknya! Aku gak tau… kenapa dia menyukaiku, apa yang ia lihat dari topeng banci kayak aku ini' wajahku mendekat kearahnya bahkan dia juga kaget kalau wajahku sudah di depanya.

"Eah… gian…"

"Jika mungkin, gue gak cinta lagi sama kakak loh. Pasti gue selalu menunggu loh… kalau semuanya terjadi, mungkin takdir kita?…"
Yang membuatku kaget, dia memeluku' sedangkan aku hanya diam.

"Ku harap kau selalu menungguku ya' gian… aku akan menunggumu juga sampai kau mau menerimaku…"

Dia duduk di lantai dan mengankat tubuhku' sampai tubuhku sudah duduk di pangkuanya… gimana gak kaget coba? Udah on tuh penisnya, kok cepat amet sih! Di karnakan gak nyaman jadinya aku bergerak tapi malahan dia keenakan, langsung kujitak kepalanya.
"Otak mesum…"
Jiki hanya ketawa aja' anehnya dia menggendongku dan membaringkan tubuhku di kasurnya lagi.
"Ngapain gue tiduran di kasur loh, guekan mau keluar dari sini…"

"Hemm… kau udah baekan nih, jadi aku mau ngabisin malam berdua denganmu…"

Yang membuatku kaget' dia membuka celanaku dan memaksa membuka bajuku… di karnakan aku gak mau dia kecewa lagi! Mendingan aku nurut aja deh? Nyerah… sekarang jiki membuka seluruh pakaianya, gila dia bugil bener.

Berlahan badanya turun kearahku dan dia mencumbuiku' menciumku, mengemut puting dadaku, dan tangan sebelahnya memainkan penisku… aku hanya bisa menutup matasaja menahan segala nikmat dari sentuhanya? Tiba-tiba saja ada yang basah di bagian lobang pantatku.

Waktu aku membuka mata, ternyata dia menusukan jarinya yang basah karna air liurnya ke dalam lobang a*usku.
"Jiki… loh yakin' mau ngelakukanya…"
Dia hanya menganggukan kepalanya' sedangkan dia sibuk memaju mundurkan jarinya di lobangku, sedangkan aku mendesa gak karuan' di karnakan malu jadinya aku langsung menutup mulut… gilanya? Dia memasukan satu lagi jadi, bahkan lobangku berdenyut karna permainanya tanpa henti.

"Gian… aku menginginkanmu, honey…"

Tiba-tiba dia melakukan jarinya begitu cepat sampai-sampai tubuhku juga ikutan bergoyang karna kasur ini mudah bergerak, tapi dia menarik jarinya… loh kok berhenti? Waktu aku melihat kearahnya! Jiki maju kearah pahaku, itu berarti dia sungguh-sungguh berniat mau melakukanya' benda keras dan lonjong itu, berusaha masuk kedalam lobangku? Aku hanya bisa menahan rasa sakitnya' sampai-sampai kedua tanganku menggenggam sepre kasur ini sangat kuat sampai berantakan.

"Gian… maaf…"

Aku tidak mendengarkan perkataanya, malahan pokus sama hal yang terjadi sekarang ini… dia berlahan memaju mundurkan penisnya, bahkan lumayan cepat, dan sangat cepat… jiki selalu mendesah, sedangkan aku? Gimana mau mendesah coba! Korbanya yang jadi sasaran sekarang mala berperang akan menahan rasa sakit yang luar biasa.
"Jiki…"

"Ah… ada apa' hon… honey, ahh…"

"Itu… a… apa' apa, lobang gue berdarah…"
Dia berhenti dan menatap kebawah, kearah pantatku' anehnya… matanya membesar karna kaget? Sekarang matanya beralih menatap kearahku! Dan dia menganggukan kepalanya.

"Maaf…"

"Gak apa-apa, lanjutkan lagi…"
Kok mala diam' anehnya? Dia mala menangis.
"Loh kok' nangis. Jiki ada apa?…"

"Maaf' gara-gara aku jadinya kayak gini"

Aku bangun dari tidurku dan duduk di pangkuanya' bahkan penisnya masih berada di dalamku, kuusap rambutnya dan menghapus bekas airmatanya lalu mencium keningnya juga.
"Tak apa kok' anggap aja. Semua yang loh ambil dari gue adalah hadiah untuk loh, contohnya ini…"
Kutunjuk kebawah' sedangkan dia malah ketawa.
"Geu ngerti loh menyukai gue, tapi beri gue waktu. Mungkin jika loh pulang ke indonesia dan telah selesai menggapaikan cita-cita loh' gue akan langsung menjawabnya di depan loh secara langsung, jadi semangatlah untuk berjuang menggapai tujuan indah loh ya…"

Bersambung

MERTUA'KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang