60

796 14 0
                                    

Selesai ganti baju' aku turun kebawah, gampang amet keara akrab sama orang ya? Terutama sama orangtuaku! Aku duduk di sampingnya keara, waktu aku mau ambil nasi? Yang ada... Keara ngambilin aku nasi.
"ea... Aku bisa sendiri..."

"gak apa-apa' sesekali... Siapa tau momen kayak gini gak ada lagi he... He..."

Aku tersenyum saja' dia menaruh semua lauk di piringku.
"kebanyakan..."

"ha... Ea... Maaf' he... He... Aku gak tau... Kalau kebanyakan' ternyata porsimu sedikit... Ya gak apa-apalah- makan yang banyak biar gendut..."

"ha... Gak mau gendut' yaudah kumakan ajalah..."
Dia nyengir senang, gampang amet buat dia senang' cuma nurut aja sama dia? Senangnya udah cengengesan kayak gitu! Kudengar papa membuka percakapan.

"keara... Kau tinggal dimana..."

Tanganya yang tadi lagi pegang sendok kini di letakanya lagi di atas piring? Senyumanya memudar seketika dan berubah lagi sekejap ceria.

"Di dekat sekolahan' gak jauh kok..."

"em... Orangtuamu..."

"ada semua lengkap' aku anak sulung, ayahku tukang bangun biasa dan ibuku IRT... EM... kalau om sama tente?"

"om... kerja di kantor' tapi lagi libur sementara, karna gak enak badan, kalau tante buka cafee... Tapi udah pulang kerja..."

"em... Pantesan aja' masakanya enak-enak. He...he.,"

Mala mama yang membuka mulut.

"kalau mau, nanti tante bungkusin buat keara. Masih ada kok di dapur' dari pada disimpan terus nanti basi. Mendingan kasike keara aja... Gak apa-apakan..."

"gak apa-apa kok tan. Malahan aku suka loh' makasih ya tan he... He..."

"sama-sama...cantik..."

Waktu kami makan dengan keadaan diam, papa bertanya pada keara.

"keara... Kau suka sama jiki..."

Khuuk... Khuuh...khuuhk...
Kami berdua kebatuk-batuk' aku dan keara minum dan menatap kearah jiki? Sedangkan jiki... Mengangkat alisnya saja.

"ea... He... He... Om... Sebenarny-"

"kau membantu diago di depan gerbang iakan' makasih udah mau ngelindungi anak om. Tapi bagi om anak cewek gak semestinya bersikap kasar pada cowok? Gak enak lihatnya. Siapa tau... Mereka nanti bersikap kasar pad-"

Yang membuat kami kaget? Keara nangis tanpa bersuara! Aku langsung menghapus airmatanya.
"keara... Keara... Hei... Keara, sadar..."
Matanya masih terbuka' dia ngelamun tapi gak menangis lagi? Bingungnya... Dia memeluk tubuhku! Sampai dia nangis sejadi-jadinya.

"maaf... Apa... O... Om salah ngomong..."

Keara menggeleng tapi wajahnya masih di pelukanku' yang kubisa hanya mengusap rambut dan punggung belakangnya saja... Walaupun dia agak berguman tapi masih bisa kudengar.
"em... Wajar saja nangis' ayahnya gak pernah menasehatinya seperti papa..."
Mereka menghembuskan nafas legah bersamaan' keara menjauh dari tubuhku dan dia mengelap bajuku.

"maaf... Bajumu basah semua...hemm..."

"He... He... Gak apa-apa keara... Dah di lanjut lagi ya makanya..."
Mukanya masih gak sanggup melihat kearah keluargahku' dia hanya sibuk dengan makananya saja.
"keara..."

"em..."

"kau baru tidur jam tiga dini hari tuh' emang... Lagi ngapain. Sampai tidur semalam itu... Lagian bukan dini hari lagi tapi udah pagi..."

"masalah keluargah... Maaf aku gak bisa kasihtau... He... He... Oh ia... Diago... Kau tau gak tadi diluar kelas aku lihat kakak kelas cowok gila itu di tolak sama cewek he... He' rasain. Wajah pas-pasan tapi gaya belagunya minta ampun? Emang tuh cowok sinting ya. Masih berani mau cari gara-gara!"

Sudah kuduga' dia gak mau membuka cerita.
"huus... Gak baik gitu' gimana nanti dia buat ulah lagi sama kamu ra..."
Emang dia gak malu ya' ketawa kaya gitu.

"tinggal aduh aja kepala sekolah' bereskan... Untuk apa juga takut sama tuh cowok sedeng itu..."


Bersambung

MERTUA'KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang