24

1.3K 21 0
                                    

Gian.

Aku yakin keduaorangtuanya abell sangat akrab dengan diago, sampai-sampai mereka menjodohkan anak mereka sendiri.
"ia bu, semalam... Kami berdua memberikabar lewat telpon. Aku takut benny menguping jadinya tengah malam kami masih telponan..."

"oh syukurlah' jadi gimana masalahnya. Apa dia beneran mengejar pria itu..."

"ia... Bu, katanya lio sudah tertangkap? Tapi bingungnya' lio gak di bawahke penjara... Malahan di tahan sama diago?"
Makin aneh emang tuh diago, tapi emang dia dari dulu penuh ke cengkraman emosional yangkuat kalau masalah kayak gini menyangkut nama keara.

"di tahan kayak gimana' gian?..."

"nah... Aku juga gak tau bu, sebab waktu aku tanya semalam' dia langsung mengelak pertanyaanku, mengubah topik yang lain... Mengatakan benny lah... Benny udah makan belum lah' atau apapun yang menyangkut benny? Selepas itu baru dia mengakhiri hubungan kami di telpon..."
Ibu rini hanya mengangguk mengerti, aku meminta izin pergi' dan masuk mengemudi mobil menuju ke kantor? Tapi anehnya di dalam kantor nampak heboh? Sangking kagetnya aku langsung menancap gas.

"loh... Om' kok gak berenti sih?..."

"benn... Tadi aku lihat pamanmu sudah datang, dia bagiin bingkisan dan foto-foto bareng sama karyawan lain. Kita mesti gimana..."

"lanjut mengemudi..."

Yang kubisa hanya menurut saja, mobil ini stop di dekat moll? Benny menyuruhku turun, dan kami bertiga masuk ke moll! Mencari pakaian kantoran untuk perempuan' benny menyuruh abell ketempat toko kosmetik dan mencari jelbab.

"Permisi, apa baju ini ada ukuran xl..."

"oh ada, untuk siapa ya pak..."

"untuk om saya..."

Benny menunjuku, aku hanya kelagapan? Sedangkan mbak-mbak yang membantu kami hanya melongok kebingungan.







Benny.
"carikan saja, dan om... Kau ketempat ganti sekarang..."
Om gian hanya pasrah saja, dia ketempat ganti dan para embk-embk tadi hanya memberikan bajunya saja.

"benn..."

"dapat gak..."
Abell menganggungkan kepala, dia kearahku.

"dimana om gian?"

Kutunjuk ke ruang ganti, abell kesana dan memberikan bra dari balik gorden' aku hanya bisa menahan tawa saja... Bahkan para perempuan disana juga ikutan? Yang membuatku gak tahan lagi' om gian mengatakan.

"haa... Gak mau ah, masa pakek ginian..."

"kalau gak pakek bra, yang adanya ketahuan kalau gak ada buah dada..."

"ih... Ia... Ia, aku pakek"

Abell mala meminta kain bekas, dan mereka memberikanya... Entalah, dapat dari mana.

"nih om, masukin kedalam bra, biar gak kempot..."

"dasar..."

"he... He, lakuin aja..."

Udah selesai ganti, abell menandani wajahnya om gian' udah pakai dalaman kepala, udah pasang jilbab' dan selesai dandan... Barulah dia melihat kecermin!! Kami juga gak nyangka kalau wajahnya sangat cantik kalau di make up.

"pintar bener loh bell, dandani wajah om. He... He..."

"siapa dulu..."

"nah... Jadi apa lagi..."

Dikarnakan kami pelanggan dan mereka pelayan, jadi mereka menurutin apa yang aku katakan saja? Mereka mengecat kukutanganya om gian, yang awalnya tadi om gian memakai jam tangan cowok' sekarang berganti memakai jam tangan cewek.

Cat kuku tangan sudah selesai, dikarnakan agak kaku memakai sepatu jangkung' jadinya... Di ganti pakek sepatu hak rendah, dikarnakan di dalam tokoh ini heboh jadinya' banyak yang minta poto sama om gian? Selesai membayar tagihan kemeja, kami membeli tas perempuan untuk om.

"pakek tas juga, tanganku kaku... Pegangnya kayak gimana nih..."

"biasa ajalah om, masa jari tanganya mesti kayak gitu' persis kayak bencong jadinya..."

"ai... Dasar..."

"he... He... Tapi ngomongnya, agak lembut ya' em... Kalau emang gak berani menatap matanya paman jiki. Mendingan gak usah di lihat deh? Dari pada ketahuankan..."

"ia juga tuh..."






Bersambung

MERTUA'KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang