75

835 16 2
                                    

"ea... Nanti aja pulangnya..."

Diago melirik kearah jam dinding' ternyata udah hampir magrib... Kami berdua melihat om sama tante turun dari lantai atas.

"ma... Keara mau pulang..."

"ea... Kok tiba-tiba. Tidur disini aja, kalau masalah baju' pakek punya tante aja dulu' em... Apa mau tidur bareng sama jiki..."

"ea... Eng... Eng... Ah... Malu lah tan..."
Tidur disini' gak akan, mana mungkin aku harus tinggalin ibu di rumah.
Wajahnyaku memerah sewaktu tante mengatakan mau tidur bareng sama jiki? bahkan aku salah tingkah? Dan Sampai tangaku memukul bahu tanganya diago.

"khuuh... Keara' yaampun... Kaget ak-"

Aku merasa bersalah padanya.
"eaa... Diago maaf... Maaf' gak sengaja aku... Ea... Maaf..."
Aku mengusap bahu tanganya sampai kupeluk tubuhnya juga dengan wajah memelas karna merasa bersalah.

"ia... Gak apa-apa... Sebagai gantinya tidur disini ya..."

Aku menginginkanya tidur disini, bercanda tawa dengan keluargahmu tapi disisi lain aku mikirin ibu.
"maaf... Aku gak bisa' kesian ibu..."
Mulai lagi... Aku suka keceplosan.

"ada apa dengan ibumu..."

Aku bangun dari duduku' mengambil tasku yang tergeletak di sampingku juga... Tadi aku meminta ambilkan tasku padanya! Kusandang tasku dan bersalaman dengan orangtuanya diago.

"keara... Kenapa kau gak mau terbuka..."

Aku kesal dengan diago, dia pemaksa ha...ha.
"maaf... He... He, ayo... Tunggu apa lagi, antar aku pulang..."
Kusuruh diago kearahku, Bibirku tersenyum kearah om dan tante tak lupa melambaykan kedua tanganku keatas dan mengucapkan salam... Barulah kami berdua keluar rumah.

Di perjalanan kami berdua hanya diam tanpa mengatakan apapun di atas motor, aku memeluk tubuhnya seerat mungkin? Sampai di depan gerbang sekolah... Aku turun dari motornya dan mengusirnya dengan senyuman yang kubuat-buat tapi aku tau kalau dia gak menyukai senyumanku.

"rumahmu dimana sih ra' aku anter sampai dirumah ya..."

Emosiku mulai datang.
"jika kau ngotot kayak gini, mau nganter aku sampai pulang kerumah' mendingan kita gak jadi temenan aja..."

"keara... Aku cuma mau bersikap baik sama kamu..."

Ya aku tau! Dia berlahan-lahan mau menarik isi hatiku biar aku membukanya.
"tapi mau tau isi dari masalaluku dan kesedihanku, supaya bisa tau aku siapa gitukan..."

Dia cuma mengatakan maaf kepadaku' aku menyuruhnya menunduk. Kepalanya menunduk mendekat kearahku' mungkin aku agak mulai kasar padanyatadi? Langsung kucium keningku, sedangkan dia tetap diam.
"he... He... Maaf' aku marah tadi..."

Aku pamit pulang, waktu aku bersembunyi di balik pepohonan yang lumayan gelap ini' kulihat dia sudah pulang dengan motornya yang semakin menjauh? Aku keluar dari sini dan berlari pulang kerumah, cukup jauh juga baru sampai di rumah.
"asalamualaikum bu..."

Selesai membuka sepatu dan meletakanya di raksepatu, aku masuk kedapur' ternyata ibu tidur sambil jagain makanan.
"bu... Bu... Jangan tidur disini nanti masuk angin?..."
Kuguncang-guncang tubuhnya supaya dia mau bangun.

"haoom... Keara kamu udah pulang nak..."

Aku menganggukan kepala dan menyaliminya' dia mengambil piring dan aku balik ke kamar ganti baju, waktu aku kedapur lagi mau makan' ibu memberikanku uang.

"uang itu di simpan ya, sebagai ganti waktu tabunganmu di ambil ayah..."

"tapi banyak amet?..."

"tak apa, biar buat cicilan spp sekolahmu perbulan juga..."

Yang kubisa hanya tersenyum dan berterimakasih pada ibu' tapi bagaimana uang sebanyak ini bisa ada di tangan ibu? Apa ibu mati-matian kerja siang malam karna kasihan denganku.

Selesai makan' aku beres-beres dapur tapi kudengar ayah pulang sambil membentak-bentak ibu, aku sembunyi di samping tembok mengintip di balik gorden' melihat pertengkaran mereka.

"masa gak ada uang mulu,minta uang lah..."

"yah... Enak bener ya idupmu selalu minta uang padaku,dimana tangung jawabmu sebagai seorang suami dan imam? Semua tentang dirimu itu adalah zero!hidup berantakan karna alkohol dan judi' yap... Kosong?? Gak ada guna sebagai suami... bekerja saja jika kau membutuhkan uang..."

"kau berani menceramahiku ya, dasar istri kurang ajar, jalang sialan..."

Ibu dipukuli habis-habisan, akugak bisa bantuin ibu' tubuhkugemetar ketakutan? Kulihat ayah mau masuk ke dapur! Aku berlari bersembunyi di bawah meja makan.

"dimana keara ha...anak kurang ajar itu, berikan ayahmu ini uang' apa kau dengar. Gak anak... Gak ibu?? Sama-sama keras kepala..."

Kakinya kesana kemari mencariku' masuk ke kamar mandi dan keteras belakang? Yang kubisa hanya menundukan kepala ke lenganku dengan tangan memeluk kakiku! Aku takut sama ayah dan sekaligus membencinya.

"ha...ha... Ketemu, Keluar kamu..."

Dia menarik kakiku' aku memberontak minta lepas, dia melepaskan kakiku karna kesal padaku.

"dasar perempuan gila' semuanya gila..."

Ayah mendorong kursi itu' sampai mengenai kakiku seakan-akan dia memukul kursi itu padaku, tubuhku berbalike belakang supaya gak mengenai kakiku lagi? Tapi taunya... Dia menarik rambutku! Ternyata kursi tadi udah gak ada... Dia menarik rambutku sampai aku juga keikut keluar dari bawah meja ini.

"cepat serahkan uangmu keara... Ayah mau senang-senang di luar sana' apa kau gak kasihan sama ayahmu ini..."

Yang kubisa hanyalah menangis dan menggelengkan kepala' aku sangat terkejut sewaktu kulihat ibu kearahku dengan tubuh ngesot sambil memegangi perutnya karna kesakitan' apa perutnya juga di tendang ayah ya.

"yah... Lepaskan keara' dia gak salah apa-apa."

"mau kulepaskan, ya ok... tapi mana' aku minta uang dulu..."

Kulihat dia melempar cincin pernikahanya.

"tuh ambil aja, lepaskan keara..."

Ayah melepaskan rambutku' aku merangkak kearah ibu dan memeluknya, ayah mengatakan trimakasih dengan tawa setanya dan barulah ia keluar dari rumah? Kulihat ibu masih megangin perutnya.
"bu... Istirahat dulu aja di kursi ya... Aku kompres pakek airhangat"

Dia menganggukan kepala dan aku berlari mengambil handuk dan baskom kecil' selagi menunggu air di teko mendidih, aku membantu ibu untuk duduk di kursi ini dulu.
"maaf... Aku gak bisa bantuin ibu..."

"gak apa-apa nak, lagi ibu udah biasa kayak gini... Oh ia? Gak usah terlalu mendidih, sudah cukup anget-anget kuku saja..."

Aku mengganggukan kepala' kumatikan kompor dan kutuangkan air anget ini ke baskom tadi, sesekali kukompres perutnya ibu? Dia meringis menahan sakit.
"maaf bu, aku gak sadar kalau tadi menekanya..."

"tak apa..."

Kubisa hanya melihatnya saja' sebab sekarang ibuyang mengompres sendiri......   Jujur saja? Aku bertambah benci pada ayah! Seakan-akan dia gakpernah menganggap kami berdua seperti keluargahnya.

Bersambung

MERTUA'KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang