111

430 9 3
                                    

Aku... Aku... Aku sungguh benar-benar sangat puas mendengarnya, apa yang ia katakan... Aku sangat menyukainya.
"he...he' seriusan nih, gak bohongkan..."
Daddy cuma menggelengkan kepalanya.

Langsung kutarik tanganya kebawah' sampai dia jatuh terlentang di sebelahku.

Sekarang tubuhku yang berbalik menindihnya, kedua tangan kutarik keatas kepalanya(di kunci), sedangkan tangan sebelahku mengelus bagian bawahnya.
"daddy pengen jugakan..."
Yang membuatku senang, dia membalas perkataanku dengan cara memberi tanda memanggukan kepalanya.
"tapi ada syaratnya..."

"syarat..."

"ia... Daddy harus tutup mata..."
Kurasa dia agak nampak ragu untuk menjawab.
"mau atau enggak..."

"em' oke..."

Aku turun dari atas tubuhnya dan menjauh dari springbed' membuka lemari mini kayu (sorokan) yang berada di sebelah lemari besar kayu (pakaian).

Dasi yang di lipat menggulung tersusun rapih di dalam lemari sorokan ini membuatku sangat terkejut karna benda seperti ini masih sama seperti yang dulu.

Yap... Daddy gak pernah berubah, dia selalu afik akan barang dan sangat pembersih soal makanan dan rumah' sampai dia gak tanggung-tanggungnya untuk bantuin mama.

Kuambil dasi yang berbahan lembut dan bermotif polkadot berbintik hitam ini.

Apa yang daddy lakukan dan apa yang ia sentuh, semuanya telah terpikat masuk keulu hatiku sampai untuk pertama kalinya aku sangat terobsesi padanya dan dia benar-benar sangat mencuri pandangaku untuk yang kesekian kalinya, aku benar-benar sangat mencintainya.

Langkah kakiku menuju kearahnya lagi, kulentangkan dasi keudara dan langsung mengarahkan dasi ini kearah depan kelopak matanya yang tertutup.

Dikarnakan sudah keikat di belakang kepalanya' jadi aku langsung mengambil hpnya dan juga hpku yang ada di atas meja.

Tubuhku sudah di atas pahanya' menggesekan milik kami berdua, sejujurnya mulutku belum mau merespon tapi nyatanya mala mulut daddy yang menggerang seolah gak tahan lagi mau berteriak mendesah.
"daddy..."

"huuh... Hemm... Ya... A... Apa..."

"kenapa hp daddy' pakek sidik jari sih..."
Kuangkat lenganya mendekat kearahku lalu kuarahkan ibu jarinya menuju kedepan hp untuk memencet pola hp yang bergambarkan sidik jari tersebut.

"emang untuk apa hp? Apa momm lebih memilih hp dari pada aku..."

Aku terkekeh mendengar candaan' seolah dia sedang cemburu.
"kamera hpku agak buram' kurang bagus untuk potoh, jadi aku mau motoh tubuhnya daddy di hp ini' kalau sudah selesai nanti aku kirim ke hpku pula... Siapa taukan jika aku rindu kepada daddy jadi gak perlu menerawang wajah ataukah tubuhnya daddy lagi, lagian apa salahnya' jika aku memegang hpnya daddy..."

"he...he' dasar, ia boleh kok terserah mommy aja mau ngapain..."

Selagi yang bagian bawah bergerak' tanganku memencet tombol kamera untuk memotretnya? selesai kulakukan, jariku beralih memecet aflikasi whatsApp.

Nama kontaknya banyak amet' yang kutau pasti isi semuanya adalah rekan bisnisnya, tapi ada beberapa kontak cewek disini.

-mama.
-‎sania.
-‎ibuku.
-‎dan juga aku.

Kulihat ada kontaknya pak adi wibooda, tapi jika aku ngechat dia di WhatsApp' mungkin agak berlebihan dan dia pasti akan mencurigaiku tentang hubungan aku, daddy, dan paman jiki.
"dadd..."

"huuh... Hemm' a... apa?..."

Apakah aku harus jujur padanya' sebab aku gak tau nama rekanya pak adi, karna kutau cuma pak adi dan daddy aja yang tau tentang rencana pemasukan tahanan di singapura sana, Aku tau daddy menutupi nama rekanya pak adi di WhastApp ini.

MERTUA'KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang