59

777 18 0
                                    

Jiki pamit pergi kesekolahnya, sedangkan aku dan keara masuk kesekolah kami? Didalam kelas' keara gak memperhatikan keterangan pelajaran yang ibu guru berikan... Mala dia ngelamun keluar jendela! Melamun.

"KEARA... APA YANG KAU LIHAT, JELASKAN APA YANG IBU TERANGKAN TADI..."

"Eah...i... Itu bu..."

Aku berbisik sebentar mengatakan' kalau rumus itu tadi adalah bilangan diagonal... Keara menjawab apa yang kukatakan? Dan ibu tidak bertenya lagi pada kearah! Mala tanya kemurid lainya.

"he... He... Makasih diago..."

"sama-sama, ra... Jangan ngelamun lagi ya... Kau puñya masalah apa sih' cerita dong sama aku..."
Tapi dia hanya menggeleng dan mengatakan aku gak kenapa-napa kok, aku tau kalau dia menutupi sesuatu? Kugenggam tanganya yang ada di bawa meja.
"ada aku kok disini' jangan sedih lagi ya..."
Senyumanya kembali datang' senang jika melihat bibirnya tersenyum seperti itu! Dan aku gak mau melihatnya sedih.

Pelajaran keempat sudah selesah' belpulang sekolah tiba... Keara menola ajakanku? Tapi anehnya! Eksfresi wajahnya rubah murung lagi.

"diago... Em... Kalau main ke rumahmu boleh gak' tapi malamnya antar aku kesini lagi, sore ini aku males pulang kerumah. Soalnya ada masalah... Aku gak akan nyusain kok, cuma antar lagi disini nanti..."

"kenapa gak langsung aku antar sampai kerumahmu aja ra' dari pada aku ninggalin kamu malam-malam disini... Emang masalah apa, masalah keluargah? Cerita..."
Dia menggeleng dan hanya diam saja sambil melamun, aku menghembuskan nafas beratku dan meńyuruhnya naik kebelakang.

"tinggi ame motor kamu diago' susah naiknya..."

Aku hanya tertawa saja melihat tingkahnya yang terlalu kampungan' tapi aku suka karna apa? Tingkah dan gayanya apa adanya! Kami pulang kerumah? Lumayan jauhlah.

Sampai di rumah' kami disambut dengan aroma masakan dari belakang dapur? Kulihat papa sama jiki lagi asik nonton sule.
"asalamualaikum, dari tadi aku mengucapkan salam' tapi gak di jawab..."

"ea... Diago udah pulan-"

Muka papa dan jiki melihat kearah sampingku' wajahku menatap tingkahnya keara... Sedangkan dia celingak-celinguk memandangi perabotan dan isi rumahku.

"diago... Kamu tinggal disini' dari depan rumah aja tadi kelihatan luar biasa. Sekarang isi rumahnya juga kelihatan... Mewah? Ais... Parah eui..."

Kupegang bahu tanganya' wajahnya melihat kearah aku... Dan beralih melihat ke papa dan jiki? Keara berlari menghampiri papa dan jiki... Mala keara gak canggung dekat dengan papa? Mereka bersalaman.

"he... He... Salam kenal om... Namaku keara wingnar' teman akraanya diago di sekolah..."

Papa tersenyum ke keara? Papa sih orangnya ramah tapi gak terlalu mencolok! Ya maksudku dia jarang kalau tersenyum... Mungkin jika udah kenal lama baru berubah?? Yang membuatku bingung jiki berbisik ketelingahnya papa.

"ha... Jadi ini yang nama keara... Cantik' rambut panjangnya bagus. Kau kuterima jadi menantuku he... He..."

"haha... Aku kira di terima kerja om' taunya menantu' emang mau ngejodohin sama siapa toh... Aku baru kenal dengan keduanya. Takutnya om gak percaya denganku..."

"percayalah... He... He..."

Tiba-tiba mama memanggil mau ngajak makan.
"ra... Aku mau keatas' kamu mau ganti baju gak, em... Pakek bajuku dulu sementara. Ya kalau mau..."

"gak usah deh' ngerepotin aja..."

"ya gak apa-apa sesekali' lagian kamukan banyak ngebantu aku..."
Dia menyodorkan tasnya pertanda mau di bawain keatas, aku kelantai atas... Sedangkan keara-papa-dan jiki ke dapur! Kudengar? Keara berkenalan sama mama... Gede juga suaranya keara ya.


Bersambung

MERTUA'KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang