37

942 19 0
                                    

Calon Menantu ya... Telingaku merasa gatal mendengar kata CALON MENANTU yap... Di hatiku? Gak rela di bilang seperti itu! Tapi Yang kumau kau menyebutku CALON ISTRI? Aku hanya bisa tersenyum lembut di hadapanya... Aku tau kalau dia gak peka.

Aku bangun dari duduku, kuberikan gelas ini kepadanya dan memasangkan jaket ke belakang badanya... Dia masih melihatku dengan tatapan bingung? Mulutnya mau berusaha untuk mengatakan kata tapi kutahan.
"daddy..."
Senyumanya datang setelah kupanggil daddy... Karna dia menginginkan aku untuk mengucapkan kata daddy.

"hemm..."

"ok... Aku akan menikah dengan benny' tapi kumohon. Jangan kasih tau kepada benny, kalau aku memberitaumu sebuah rahasia..."
Kutarik tanganya dan kami berdua ketempat duduk dimana belakangnya ada tempat air mancur dekat taman.

"rahasia apa' kenapa mesti duduk disini. Lagian... Aku memberikanmu jaket karna... Emang mau kuberikan padamu tapi. Mala kau yang memberikanya padaku' nih gelas... Diminum..."

Dia memberikan gelasnya, sedangkan aku gak merespon' kutatap mata sendunya.
"rahasiaku adalah..."
Matanya mengerjam beberapakali dan memiringkan kepalanya karna masih kebingungan dengan rahasia terbesarku... Kepalaku mendekat dan langsung mencium bibirnya.

Aku tau dia kaget' ha... Masa bodoh? Lagian paman diago gak peka! Kepalaku menjauh dan kuakhiri ciuman singkat tadi... Matanya belotot karna masih kaget? Aku harus jujur' hatiku terlalu sakit menahan perasaan ini.
"Aku Mencintai Mu... Bukan sebagai calon mertuaku tapi Sebagai kekasihku. Aku mencintaimu paman diago..."

Kuhembuskan nafas legahku dan kuletakan tanganku di dadaku... Waw ternyata jantungku berdebar.
"jaga rahasia ini, dan sebagai gantinya' aku menikah dengan anakmu..."
Malahan paman diago masih diam seperti patung tanpa mengatakan apapun, aku menjauh darinya meninggalkanya masuk kedalam rumah? Waktu aku menutup pintu, rasanya pertahanan kakiku mati rasa karna bergetar memaksa untuk berjalan... Aku terjatuh duduk di lantai sambil memegangi bibirku sendiri dengan senyuman yang membingungkan.
"ci... Ciumn pertamaku. He... He..."












Jiki.
Sebenarnya aku dan gian tadi lagi asik makan di dapur, tapi kudengar langkah kaki orang berlari terdengar di telingahku... Ternyata kakak berlari kelantai atas toh? Tapi waktu dia turun lagi tanganya membawa jaket!! Dia kedapur membuka lemari pendingin.
"kak... Cari apaan..."

"jahe..."

"untuk apa..."
Udah ketemu toh' dia kearah kompor memasak air dan membersihkan jahe.

"buat wedang jahe..."

"kakak kedinginan ya..."

"untuk abell, dia duduk di luar..."

Hemm... Wiw? Perhatian juga nih kakak sama abell! Ampun dah... Kenapa gak nikahin aja mereka berdua... Dasar sama-sama blo'on.

Yang kakak gak peka, sedangkan abell terlalu merasa rendah diri...     Ea taunya udah selesai buat wedang jahenya! Kayaknya kebanyaan ngelamun aku? Kulihat kakak berjalan keluar sambil memegang gelas gagang yang ia genggam.

"sampai segitunya ya' diago menyayangi abell dan benny... He... He' pengen deh dapat anak perhatian kayak diago..."

Aku menatap jengkel kearah gian, sangking kesalnya kucubit pipinya.
"berhentilah menghayal..."

"ea... Dasar... Darlyng' gak seru. Dari tadi ngelamun mulu... Dah ah... Sini piringnya..."

Gian mencuci piring di westafel, kukecup pipinya sebentar dan menjauh darinya... Kulihat dia menatapku datar? Dikarnakan merasa kalau aku meninggalkanya jadi yang kubisa hanyalah cengar-cengir gak jelas.

Waktu aku membuka pintu mau keluar menyusul mereka berdua...... tapi dipikir-pikir mereka cukup mesra juga, kakak memberikan jaketnya kepada abell dan juga wedang jagenya.






Bersambung.

MERTUA'KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang