10

4.8K 46 1
                                    

"Lalu… dan kenapa jiki senyam-senyum sendiri seperti itu!…"

"Gak kok' siapa yang senyam-senyum…"

"Em… dasar gaje'   coba disini ada abell ya benn…"

"Ia dadd, kapan-kapan ajak dia kesini lagi dadd…"

"Ia… sayang…"

Yang membuatku kesal ternyata' dia melakukanya lagi, yaampun… rasanya spremaku mau keluar.
"Jiki… heemm……… hen… hentikan…"

"No way…"

"Oh ia jiki, kata papa… kamu yang mintakan' mau berentih kuliah, kenapa…"

Loh… tadi diago bilang apa? Jiki mau berhenti kuliah! Kenapa… dia punya masalah apa.

"Woi… kak kenapa malah tiba-tiba sih!…"

"Egh… aku kira gian udah tau masalah ini' jadi aku bertanya?… ada apa sih, padahal kamu hampir mau wisudah… kenapa langsung mau pindah keluar negri gitu aja…"

Jiki melepaskan remasanya yang waktu masih berada di luar celanaku' selamat… saking legahnya jadinya aku menghembuskan nafas beratku.

"Huuhh…"
"Aku gak mau bahas sekarang, kenapa juga papa mau kasih tau sama kakak! Ahh… yaudah aku keatas aja…"

Ea… orangnya malah kelantai atas, masuk kamar lagi.

"Woi… jiki' aku ini kakakmu… kenapa kamu gak kasih tau sama aku, dasar…"

Kugenggam tanganya diago
"Sudalah… mungkin jiki lagi gak mau bicara sekarang' kasih waktu aja buat dia berpikir, kalau gitu… gue yang ke kamarnya…"
Makananya yang ada di atas meja ini kubawa, sudah berada di lantai atas dan sudah di depan pintu kamarnya… langsung kuketuk pintunya.
"Jiki… makan dulu…"

"Gak mau, gak nafsu lagi…"

"Ngambek mulu' mirip amet kayak anak-anak, ada apa sih… loh punya masalah heem…"
Yang membuatku kaget, perkataanya dingin amet.

"Bukan urusanmu gian, dan untuk apa aku kasih tau rahasiaku padamu. Jangan ikut campu-"

Saking kesalnya' aku langsung membuka pintu kamarnya dan menguncinya? Nah… sekarang aku berada di dalam kamarnya, rapih amet kamarnya, bahkan cet dindingnya warnah agak kehitaman… cool amet kamarnya' kamar cowok bener nih.
"Bukan urusanku ya…"
Kuletakan piring ini di atas meja belajarnya dan sekarang aku duduk di sampingnya menatapnya tapi sementara dia tidak menatap keaku malahan menatap kebawah.
"Bukanya loh yang bilang' kalau loh menganggap gue seperti keluargah sendiri, tapi kenapa loh gak mau cerita sama gue' loh curang… semua rahasia gue loh tau semua tapi masalah rahasia loh gak mau menceritakanya pada gue… kejam loh… heem…"
Pura-pura cemberut, ternyata mempan juga toh' bawelnya mulut aku ini… kulihat dia tersenyum sebentar tapi tidak menatap kearahku.

"Huuh… oke… oke' aku cerita, aku keluar negri itu hanya mau mewujudkan cita-citaku saja' di karnakan kami punya keluarga disana makanya aku mau ikutan sekolah dalam bidang acting… kalaw disinikan beda lagi… tenang saja aku tetap wisudah disini tapi di percepat, selama disana aku harap kau menjaga dirimu dengan baik ya gian…"

"Tapi… kenapa terburu-buru sekali sih, apa gue membuat kesalahan' sampai loh mau cepat-cepat kesana…"
Anehnya kenapa dadaku sesak' rasanya sakit, kenapa jiki gak mau cerita tentang masalah ini sama aku? Yang membuatku bingung dia maen hp menyalakan musik roknya… mana volumenya full lagi.
"Maaf jika gue selalu membuat loh gak nyaman…" teriak.

"Kenapa harus teriak-teriak segalah sih?…"

"Takutnya' gak dengar, apa yang gue bilang nanti. Makanya gue teriak…"
Yang membuatku tersenyum' dia tertawa terbahak-bahak.

"Hah……hakh… gian… gian' kau tau' itu sebabnya kenapa aku selalu suka mempermainkanmu, karna apa… kau selalu membuatku bahagia…"

Tiba-tiba saja' wajahnya jiki mendekat kearahku' pasti… pasti… pasti dia akan itukan… yaampun' ke… kenapa ja… jantungku? Aku pernah bertanya sama diago… sebenarnya jiki sama diago merokok gak!  Kata diago… mereka berdua gak merokok.

Pantas saja… bibir mereka berdua' licin,basah,lembut,dan berwarna kemerahan! Yang membuatku kaget… benar apa yang kupikirkan' jiki menciumku tepat' di… di… bibir pula… di karnakan gak mampu menahan berat badanya jadinya, badanku sudah berbaring di atas kasur ini dan jiki sudah di atasku? Dia mengangkat kedua kakiku dan melebarkanya.

Lidah jiki sudah masuk di dalam mulutku dan terus-menerus melilit lidahku berulangkali' yaampun… aku hampir kehabisan oksigen, dia menarik kedua tanganku dan melingkarkanya di leher belakangnya? Akhirnya dia melepaskan ciumanya.
"Haah… huuh, jiki… loh keterlaluan sekali…"
Menghirup oksigen.

"Keterlaluan…"

Bersambung

MERTUA'KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang