07 - Aftertaste

3.7K 568 57
                                    


Jam makan siang, Brian bersama keempat temannya memilih untuk makan siang di Ayam Penyet yang ada di sekitar kantor.

"Bang, ati ampela sama kol gorengnya ya. Terus, cabe nya banyakin." kata Brian. "Duh kangen gue makan disini—eh, kenapa lo pada?"

Brian memandangi teman-temannya yang ternyata sejak tadi sudah memperhatikannya. Dahinya berkerut, berusaha mengingat perkataannya kepada pelayan tadi dan mencari kesalahan yang ia sebutkan sehingga membuat teman-temannya memperhatikan dia seperti ini.

"Bri... lo udah comeback beneran ya?" sahut Jerremy.

"Perasaan minggu lalu bang Brian mesannya nggak sebanyak ini..." tambah Danu.

"Minggu lalu cuma makan ayam penyet aja dia, nggak pake cabe lagi..." lanjut Wirga.

Sementara Satria hanya tersenyum mendengar komentar teman-temannya terhadap Brian. Bukannya dia tidak kaget, tapi dia bersyukur Brian sudah kembali seperti semula.

"Ada sesuatu pas lo di Bandung ya, Bri?" tanya Satria tiba-tiba.

Dengan kompak, Jerremy, Wirga, dan Danu menoleh pada Satria. Lalu dengan cepat menoleh lagi pada Brian.

"Ah, cewek! Waktu kita nelepon lo bang! Ada cewek kan?!" seru Danu membuat Wirga juga menyadari hal itu.

"Sip, Bri. Sampai disini aja. Lo nggak mau lagi cerita, terutama sama gue! Ya ampun parah lo, Bri." sungut Jerremy dengan dramatis.

"Kalo lo pada ngomong terus, gimana gue mau cerita?" ujar Brian membuat teman-temannya diam dan menatapnya serius. Serius ingin tahu tentunya. Brian tersenyum melihat hal itu, "Namanya Aneska, tapi gue nggak ada hubungan apa-apa sama dia."

"Namanya aja udah cantik bang." komentar Wirga membuat Danu ikut mengangguk setuju.

"Iye, dia cantik." lanjut Brian, "Agak unik sih cara gue ketemu sama dia. Dia tuh hampir tenggelam, terus gue tolongin deh."

"Hmmm, modus lo kan?" sahut Jerremy.

Brian tidak memperdulikan dan melanjutkan ceritanya, "Terus,ternyata Aneska juga punya masalah yang sama dengan gue. Dia gagal nikah juga. Tapi, dia lebih dewasa. Dia yang ngajarin kalo gue harus relain Cerlia."

"Terus, sekarang lo masih berhubungan sama dia?" tanya Satria yang dari tadi hanya menyimak.

"Iya, yaa cuma temen aja sih, nggak lebih kok." jawab Brian.

"Yakin lo bang?" tanya Danu sangsi.

Brian tidak menjawab. Lalu makanan mereka datang dan seketika mereka lupa dengan cerita Brian. Untuk saat ini, mungkin masih teman.

-ooo-

"Nes, jadi gimana lo sama si Brian itu?" tanya Nayla.

"Nggak gimana-mana, Nay. Cuma temen kok. Nggak lebih." jawab Aneska singkat, agak malas untuk membahas masalah Brian dengan Nayla. Karena ia tahu, Nayla akan berusaha membuatnya untuk bersatu dengan Brian.

"Ah, masa sih, Nes? Masa cuma temenan doang. Nggak asik banget." balas Nayla lalu menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya.

Aneska mengangkat wajahnya, menatap Nayla sebentar lalu mengedikkan bahunya. "Serius, Nay. Sekarang gue belum mikirin itu. Nggak mau buru-buru."

"Tapi dia baik kan, Nes?"

"Baik banget, Nay. Brian baik banget... tapi gue rasa, Brian juga nggak bakalan siap untuk buka hati lagi. Dia lebih parah dari gue. 8 tahun bersama terus diselingkuhin di depan mata, udah gitu, diundang lagi ke pernikahan cewek itu."

When We MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang