Hari sabtu siang dan Aneska baru saja pulang dari Kantor. Ya, ini hari sabtu tapi Kantornya tak kalah sibuk dengan Kantor Brian. Sebentar lagi, Kantornya akan ulang tahun, karena itu mereka tetap ke Kantor di hari sabtu.
Aneska sekarang sedang berada di Dine In, salah satu coffee shop yang ada di Jakarta bersama dua temannya, Nayla dan Junior. Tadi saat ingin pulang, Junior yang mengajak mereka. Kebetulan, Aneska dan Nayla tidak membawa kendaraan.
"Hah? Jerre pulangnya hari ini? Bukannya besok ya?" Nayla yang baru saja ingin meminum kopinya langsung membatalkan niat itu begitu mendengar kalimat yang keluar dari mulut Aneska.
Aneska mengangguk, "Iya, Nay. Harusnya sih besok dan nyampenya senin pagi banget gitu, tapi Jerre buru-buru pulang kata Brian."
"Kemarin katanya sama gue minggu," gumam Nayla lalu kembali menyeruput minumannya.
Junior yang sejak tadi memainkan ponselnya lalu mengangkat wajahnya dan menatap mereka bergantin, "Jerre? Siapa tuh?"
"Gebetan Nayla," Aneska yang menjawab dan tentu saja membuat Nayla menatapnya tajam. Aneska malah ketawa saja melihatnya.
Junior tersenyum, "Beneran, Nay? Akhirnya, ya!"
"Apaan sih, Jun. Sumpah bukan kok. Temennya Brian itu," sanggah Nayla. Lagi pula, Nayla memang tidak ada hubungan apa-apa dengan Jerremy. Mereka hanya teman yang hampir mirip sifatnya. Semenjak mendengar nama Ica dari mulut Jerremy, Nayla juga tidak mau ambil pusing.
"Jun, lo nggak cari cewek?" tanya Nayla tiba-tiba. "Masa sih sampai sekarang lo nggak ada deket sama siapa pun."
Junior terdiam sebentar. Ia melirik Aneska sekilas yang untungnya Aneska tak menyadari itu. Junior lalu menyengir, "Lagi nggak ada yang gue taksirin."
"Masa sih, Jun." sahut Aneska.
"Ya ada sih, tapi keburu diambil orang. Gue bisa apa coba," balas Junior lagi.
Nayla menatap Junior dan Aneska bergantian. Aneska hanya tertawa, entah ia sadar ia adalah orang yang Junior maksud atau bukan. Sementara Junior, Nayla tak tahu apa Junior serius mengatakan itu atau tidak.
"Kok nggak jalan sama Brian, Nes? Kan saturday night." ujar Junior.
Aneska meletakkan green tea frappe yang barusan ia minum ke atas meja, "Brian lagi sibuk banget. Gue cemas dia kenapa-napa. Terakhir ketemu, dia makin kurus terus kayak setres banget."
Nayla menatap Aneska dengan penuh minat, "Kayaknya kantornya mereka lagi sibuk banget deh itu."
Aneska mengangguk. Tapi ada satu hal yang masih membuatnya penasaran hingga sekarang. Ketika terakhir mereka bertemu, Brian buru-buru pulang. Brian memang berjanji akan menceritakan sesuatu kepada Aneska. Tapi, sampai sekarang hal itu masih wacananya saja. Bohong jika Aneska tak penasaran, karena semenjak itu, Brian jadi semakin sibuk.
Setelah bersenda gurau selama beberapa jam, Aneska dan yang lainnya memutuskan untuk pulang dan diantar oleh Junior tentunya. Sembari bercerita soal kerjaan, Nayla yang lebih turun menuruni tangga dikarenakan tempat mereka makan dan minum tadi ada di lantai dua.
Nayla tiba-tiba menghentikan langkahnya, membuat Aneska dan Junior yang ada dibelakang sontak bertubrukan dengannya bagikan domino.
"Duh, kok berhenti mendadak sih, Nay?" tanya Junior seraya mengusap hidungnya yang berbenturan dengan kepala Aneska.
"Eh, itu Jerre bukan, Nes?" sahut Nayla sambil menunjuk sosok yang mirip sekali dengan Jerremy sedang berdiri di depan muka pintu masuk utama Dine In dengan koper disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When We Met
General Fiction[Completed] Kita bertemu untuk sebuah alasan. Entah itu berupa karunia atau hanya sebagai pelajaran. Ketika kita bertemu, kita saling tahu bahwa kita sama-sama spesial. Aku menganggapmu spesial dan kamu juga. Dari cara kita menatap satu sama lain d...