"Nggak, nggak bisa! Nggak adil!"
Sambil bertegak pinggang, Brian hanya memandang Danu yang barusan protes dengan wajah cemberut.
"Lah, kenapa lagi, Nu?" tanya Jerremy.
"Bang, kalo pembagian timnya begitu namanya curang." kata Danu lagi. Bella dan Arini mengangguk setuju. "Masa kita berempat, kayak anak bawang gitu. Tim sana senior semua!"
Brian melihat timnya yang tadi dibentuk sendiri oleh Jerremy. Ditimnya, ada Jerremy, Stella, dan Satria. Sementara Danu bergabung dengan Wirga, Bella, dan Arini. Yang menurut Danu, tidak adil. Sementara Johan hanya menonton dan duduk tenang di Gazebo sambil menonton pertikaian mereka.
"Jadi lo maunya gimana, Nu?" sahut Satria.
Danu tiba-tiba menyeringai, "Bang Brian sama Mbak Stella kesini, Bang Wirga sama Arini bisa ke sana. Kita tukeran!"
Jerremy memandang sengit ke arah Danu. Sementara Wirga yang sebenarnya tidak terlalu memperdulikan anggota tim, dengan malas menghampiri tim Jerremy.
"Asal lo tau aja ya, Nu. Gue nggak bisa main voli." ujar Stella yang menghampiri tim Danu.
"Gue juga nggak bisa, Mbak." timpal Bella.
Brian tertawa, "Nggak usah serius amat lah, main doang."
"Yang serius tuh cuma dua orang, Bang." ujar Bella lagi sambil menatap Danu dan Jerremy bergantian.
"Udah kan?" tanya Johan yang tiba-tiba berdiri dan melempar bola. "Mulai!"
Tiba-tiba, Jerremy berlari dengan sekuat tenaga dan menendang bola tersebut dengan kakinya sehingga melambung jauh.
"Apaan sih, Bang Jerre!" seru Danu kesal.
"Kok pake kaki sih, Jer!" tambah Stella.
"Lah, kan bebas!" sergah Jerremy tak mau kalah.
"Iya, tapi bolanya jadi ngilang, Jer." sahut Satria menghela nafasnya. "Mulai aja belum,"
Sementara Johan sudah tertawa hebat dari tempatnya duduk.
"Ambil sana, Nu." kata Bella.
"Kenapa harus gue?!"
"Masa gue? Sana ambil!"
"Kan, Bang Jerre yang tendang!"
Jerremy berdecak, "Ya udah, Nu! Lo sama gue yang ambil. Ayo!"
"Kenapa gue?!"
Jerremy tidak memperdulikan protesnya Danu dan tetap menarik tangannya untuk ikut bersamanya mencari bola.
"Padahal gue udah niat main lho." ujar Stella.
"Gue yakin lo juga nggak bakalan bisa sih, La. Gimana lo mau main kalo tangan lo cantik gitu." komentar Satria.
Arini mengangguk, "Iya, Mbak. Ntar kalo patah kan serem."
Stella menatap kuku-kuku cantiknya seolah-olah ia melupakan tentang itu dan lebih bersemangat untuk bermain.
"Nggak apalah, udah lama banget tau nggak main gini." kata Stella lagi. Arini tersenyum dan mengangguk setuju.
"BAAANG! TUNGGUIN GUE BAAANG!"
Mendengar teriakan Danu, spontan mereka semua langsung menoleh dan membesarkan mata begitu melihat Jerremy dan Danu berlari dengan ekspresi wajah yang takut. Setelah melihat apa yang mengejar mereka, Brian, Wirga, dan Satria tergelak hebat. Begitu juga dengan Johan yang masih setia duduk di Gazebo.
Tapi, tidak untuk Stella, Bella, dan Arini. Mereka langsung berteriak dan mencari perlindungan.
"Ya Allah, perut gue." gumam Satria sambil menyeka air matanya yang keluar akibat terlalu banyak tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
When We Met
General Fiction[Completed] Kita bertemu untuk sebuah alasan. Entah itu berupa karunia atau hanya sebagai pelajaran. Ketika kita bertemu, kita saling tahu bahwa kita sama-sama spesial. Aku menganggapmu spesial dan kamu juga. Dari cara kita menatap satu sama lain d...