42 - All Good Things

2.3K 367 23
                                    

"Bang, ngeteh yuk."

Brian menatap Danu yang tiba-tiba datang menghampirinya. Kening Brian berkerut karena kebingungan. Bingung kenapa tiba-tiba Danu malah mengajaknya minum teh dan itu adalah hal yang aneh karena sepengetahuan Brian, Danu tidak suka teh.

"Teh? Tumben banget, Nu. Perasaan lo nggak suka minum teh deh." balas Brian akhirnya yang kemudian bangkit berdiri.

Danu malah menyipitkan matanya lalu kemudian menepuk jidat. "Bukan minum teh, bang! Sampai sekarang gue tetep nggak suka."

"Lah, terus?"

Jerremy kemudian datang ikut bergabung dengan Brian dan Danu sambil tertawa. "Maksudnya bukan itu, Bri. Nih anak akhir-akhir ini lagi main twitter, sok amat lu."

Brian menatap Jerremy dan Danu bergantian. Setelah berpikir sejenak, akhirnya pria itu paham dan tergelak. "Spill the tea? Ada-ada aja lo, Nu."

Danu tidak memperdulikan Brian dan Jerremy yang menganggap bahwa ia sedang konyol. Ia malah semakin bersemangat menatap Brian. "Cerita dong, bang. Gimana lo di Jogja kemarin? Lo dikasih restu atau enggak?"

"Sumpah ya, Nu. Keingin tahuan lo ini melebihi anak-anak cewek di Kantor." Brian menggelengkan kepalanya.

Danu menatap Brian sejenak dengan tampang datar. Kemudian ia merogoh sakunya dan mengeluarkan ponselnya lalu menunjukkan isi pesan seseorang kepada Brian. Jerremy ikut mengintip karena ingin tahu.

Setelah Brian dan Jerremy membaca isi pesan singkat dari Bella, Danu kembali menyimpan ponselnya kembali saku dan menyengir.

"Kalo dia baik-baik aja kayak sekarang, gue yakin seratus persen kalo lo dikasih restu. Iya kan, Bri?" sahut Satria dari mejanya. Brian, Jerremy, dan Danu menatapnya kompak.

Brian kemudian tersenyum. Tanpa perlu bertanya lagi, mereka pun sudah tahu apa jawabannya.

"Oh oh, senyumnya manis amat bikin klepek-klepek." ujar Wirga dari mejanya.

"Makan yuk?" ajak Brian kemudian. Tentu keempat temannya itu mengiyakan karena mereka tak ingin melewatkan cerita Brian kali ini.

-ooo-

"Terus terus gimana bang? Kapan lo nikahnya?" tanya Danu tak sabaran. Bahkan nasinya belum ia sentuh karena terlalu antusias mendengar cerita Brian.

"Sebenernya gue kepikiran mau kasih Neska kejutan... menurut lo gimana?" tanya Brian.

Satria terlihat berpikir keras lalu ia menatap Brian, "Emangnya semua cewek tuh suka dikasih kejutan dan harus dikasih kejutan?"

Brian tak menjawab. Ia seolah sedang memutar memorinya saat ia dekat dengan Cerlia dulu atau bahkan dengan sebelum Cerlia. Tapi sebanyak apa pun ia berpikir, Brian tidak pernah memberikan kejutan.

"Bri, dulu ya lo bilang ke gue kalo ngasih kejutan tuh ribet banget." sahut Jerremy setelah ia menelan makanannya. "Udahlah nggak usah pake kejutan segala. Neska juga kan udah tahu niat lo apa."

Danu mengangguk setuju, "Ribet banget pake kejutan segala, bang. Gue sih paling males tuh yang kayak begituan."

"Jadi, lo ke Hara gimana? Buat nyenengin dia gimana?" timpal Wirga yang sedari tadi diam.

Mendengar nama Hara disebut, Danu menutup mulutnya rapat-rapat. Keempat orang yang lebih tua darinya itu menahan tawa karena melihat betapa merahnya telinga Danu saat ini.

"Kalo Wirga gue jamin sih dia tuh sweet banget ke Isha. Iya kan, Wir?" sahut Jerremy membuat semua orang kini menatap Wirga. Wirga hanya tersenyum sambil menggedikkan bahunya.

When We MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang