Double A | BAB 1.

64.5K 875 24
                                    

"Kesempatan Tak Datang Sekali, Hanya Saja Mereka Yang Mempersulit."
(Duble A~)

"Anniaaaa!" tante Sonya berteriak memanggil Annia yang masih bergulung di dalam selimut tebal miliknya.

Gadis berumur sembilan belas tahun itu masih bernaung dalam mimpi indah saat matahari sudah menyinari dunia sejak beberapa jam lalu.

"Annia bangun..sudah jam 9 belum juga bangun?"

"Maah.. Masih ngantuk nih."ucap Annia sambil mendudukkan badannya dan mengucek mata yang masih terbuka setengah, lalu kembali tidur dengan posisi tengkurap.

"Kamu bangun atau Mama seret ke kamar mandi dan Mama ceburin ke Closet!! "

Dengan malasnya Annia bangkit dari kasur yang sangat nyaman baginya.

"Iya iya, jangan ceburin ke Closet. Kan gak muat!"

Annia, Annia Ganisha Robert adalah gadis blasteran inggris dan indonesia,memiliki mata yang biru sebiru batu safir, yang membuat siapapun yang melihatnya ingin sekali memiliki Annia.

Annia memiliki kulit yang putih dan badan yang ideal, rambut yang coklat sebahu menambah kecantikan tersendiri dalam diri Annia.

Namun, dibalik semua keistimewaan Annia, terdapat satu hal yang membuat orang menghindar dari dirinya. Annia bersikap kekanak-kanakan,dan malas.

Langkah gontai bak Zombie ia paksakan untuk menuju kamar mandi, menyikat gigi, mencuci wajah dan mencepol rambutnya setinggi yang ia mau, lalu keluar dan kembali tengkurap di kasur.

Sungguh mandi yang sangat ideal!

****

Keluarga Robert sedang menikmati makan malam bersama di dapur.
Tidak ada suara yang memenuhi ruangan kecuali bunyi dentingan sendok yang beradu dengan piring.

"Annia, Papa mau bicara dengan kamu," ucap Tuan Roberto pada anaknya yang berusia 19 tahun itu.

Annia menatap Papa nya dengan tatapan bingung, masih dengan menyuapkan makanan ke dalam mulut. Ia tak peduli dengan mulutnya yang masih penuh dan bahkan belepotan.

Tuan Robert menghentikan aktifitasnya, "Kamu tahu, kamu adalah anak Papa satu satunya, dan Papa nggak mau kamu jatuh dalam perbuatan yang salah. Dan papa mau yang terbaik dari kamu."

Annia terkejut dengan pernyataan papanya.

"Maksud Papa?" tanya Annia.  "Papa mau Annia Kuliah di Negeri grandma? Menyebalkan sekali."
Sambung Annia dengan nada tak suka. Entah mau jadi apa anak ini, hingga kuliah pun malas.

"Mau jadi Apa kamu ini? Menghandle perusahaan Papa tak mau, kuliah tak mau."

"Annia maunya di rumah, sama mama. Mama aja di rumah, gak ada masalah, tuh."

Om Roberto menghela nafas, berdebat dengan Annia sama saja dengan makan hati. Selalu terjawab.

dengan menggenggam tangan tante Sonya. Tante Sonya membalas genggaman itu dengan tersenyum, meyakinkan Tuan Roberto dengan pilihannya.

"Papa mau kamu menikah dengan anak teman Papa,"

Annia tercekat, sendok yang sudah sampai di depan mulutnya ia letakkan kembali. apakah telinganya rusak hari ini?

"Pa, umur Annia masih muda, Annia bisa cari pendamping sendiri Pa, Annia gak mau dijodohin dengan orang yang gak Annia kenal. Annia gak mau! "

Om Roberto terkekeh. "Kamu mau cari pendamping sendiri? Sedangkan mengurus dirimu saja masih tidak bisa,"

D o u b l e A | TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang