Double A | BAB 3

22.4K 556 6
                                    

"Jangan mengupat dalam hati apabila tak ingin terkena batunya"
(Double A~)


Hari ini adalah pertemuan Azmi dan Annia yang telah disusun oleh orang tua mereka dengan sebaik mungkin.
Mereka bertemu di restoran ternama yang ternyata adalah salah satu restoran yang dimiliki Azmi seorang, bukan hasil campur tangan ayahnya.

Keluarga Annia telah tiba di restoran tempat mereka akan mempertemukan kedua manusia yang sama-sama keras kepala itu.

Annia menggunakan dress biru langit selutut yang sangat pas di tubuhnya.
Bedak tipis dan olesan liptint yang cocok dengan warna kulitnya itu sangat membuatnya menawan.

Jangan kalian kira bahwa Annia yang membuat ini semua, ini semua adalah ulah tante Sonya. Bahkan Annia tidak tahu bahwa hari ini adalah hari pertemuannya dengan seorang lelaki yang akan dijodohkan pada dirinya.

"Ma, kita ngapain kesini?" tanya Annia pada mamanya yang tengah duduk di sebelah dirinya.

"Kita akan makan bersama, sayang." jawab mamanya dengan santai, membuat Annia mengangguk mengerti.

"Ma, masalah kemarin... Annia gak mau dijodohin, Annia gak mau nikah dulu, Ma." ucap Annia merengek pada Mama nya.

"Sayang, kalian akan bertunangan lebih dulu kok, jadi masih ada waktu untuk mengenal satu sama lain."

"Tapi tetep aja gak mau, Annia masih mau menikmati masa muda Annia." lirih Annia.

"Selamat Siang, " ucap tuan Hidranata dengan menggandeng tangan sang istri.

"Siang,"

"Maaf telah menunggu lama, kami baru saja membujuk anak kami. Dia sungguh keras kepala," kekeh tuan Hidranata.

"Tidak apa. Oh ya, mana Azmi?"

"Saya disini," ucap seseorang dari belakang tempat mereka duduk.
Semua mata tertuju padanya.

Annia yang awalnya menunduk memilin ujung dress nya kini ikut melihat Azmi.

Azmi yang menggunakan pakaian formal itu mampu membuat siapa saja terpikat, kacamata hitamnya bertengger pas di batang hidung yang terlihat sempurna.
Namun, sifatnya yang terlalu dingin, hal itu terlihat dari raut wajahnya yang tidak tersenyum sama sekali.

Kesan pertama yang terlintas di benak Annia adalah...

"Anjiiir, Sok Cool ni cowok!! Siapa sih?"

Saat Azmi membuka kacamatanya, Annia sedikit terpesona melihat mata coklat terang milik Azmi yang rasanya mampu menusuk pandangan siapapun. Rahangnya yang tegas memberikan pandangan tersirat bahwa Azmi adalah bukan tipe orang yang suka bertele-tele.

Saat Annia sekilas melihat wajah Azmi secara keseluruhan, rasa sakit dikepalanya menyerang begitu saja, membuatnya memegangi kepala dengan kedua tangannya.

Melihat Annia memegangi kepalanya, Tante Sonya sempat Panik. "Ada apa nak?" bisiknya sembari mengelus punggung Annia.

Annia menggelengkan kepalanya, menandakan bahwa dirinya tak apa-apa.
Untung saja sakit kepala itu tidak berlangsung lama.

Tanpa basa-basi lagi, Azmi langsung mendudukkan tubuhnya di kursi yang telah disediakan di sebelah Annia.

Tidak ada sapaan, tidak ada kata "Hai" dan lain sebagainya.

"Jadi kapan kita akan melaksanakan pernikahan mereka?" ucap tuan Hidranata dengan tenang. Sepertinya sikap dingin Azmi turun temurun dari tuan Hidranata.

"Hahh??" Annia terkejut,dan menoleh ke Azmi.

Annia baru menyadari bahwa ini adalah pertemuannya dengan sang calon suami.

"Shit! Harusnya Annia pake Daster aja!!"

Annia menoleh ke arah Mamanya yang kini tengah tersenyum kepadanya, lalu kembali melihat Azmi.

Namun Azmi tetap saja menatap lurus kedepan. Yang membuat Annia kesal adalah, kenapa wajah lelaki yang dijodohkan dengannya ini sangatlah datar? Tidak punya ekspresi.

"Kenapa tak lusa saja?"

Sekejap hening melanda kedua keluarga itu, bukan lah tuan Hidranata maupun tuan Roberto yang bicara,
Melainkan Azmi!!!

Annia melotot mendengar pendapat dari mahluk disebelahnya itu.

"Nak Azmi beneran,?"

"Lalu? Apakah ada ekspresi mencurigakan diwajahku?"ucapnya spontan.

"Baiklah, besok kalian bertunangan, dan lusa kalian akan melaksanakan ijab kabul, dan kalian akan sah menjadi Suami Istri." ucap Tuan Roberto.

Annia semakin terkejut dengan keputusan yang telah di sepakati, tanpa meminta suara, pendapat, atau masukan sedikitpun darinya.

"Pa... " ucapan Annia terputus karena mamanya memberi kode agar ia mengikut saja apa yang dikatakan oleh papanya.

Lagi lagi Annia harus menahan tangisnya agar tidak pecah disana.
Namun ada satu hal yang ia pelajari hari ini.

Jangan mengupat dalam hati apabila tak ingin terkena batunya.
Kini, ia berfikir bahwa Azmi begitu Tampan. Buktinya, ia terus curi-curi pandang.

------------------------
Pendek? Maafkan diriku guys...
Butuh support dari kalian 😚😥
Jangan lupa vote yaa

D o u b l e A | TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang