Double A | BAB 34.

8.5K 172 10
                                    

Annia dan azmi tengah berada di toko peralatan bayi.

"kak, warna pink aja gimana?"

"warna oren?"

"warna ungu?"

"hijau gimana,hijau?"

Azmi menghela nafas mendengar annia yang sedang memilih warna untuk peralatan bayi mereka.

"sayang, kamu mau beli peralatan bayi atau absen nama warna?" cibir azmi sembari mengacak rambut annia.

"ish.. Annia itu lagi absen warna pelangi tau" ucapnya sembari memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"jadi warna apa kak? Ungu? Hijau? Pink? Merah?" tanya annia antusias pada lelaki berwajah tembok alias suaminya itu.

"terserah kamu aja" jawab azmi malas. Mereka sudah satu jam disana, namun annia masih saja bingung.

"hm.. Yaudah deh, karna annia sukanya warna pink, annia pilih warna cream aja"
Azmi melongo mendengar pilihan istrinya itu. Ia ingin tertawa, namun ia takut istrinya itu akan melayangkan cubitan mautnya.
Itu baru memilih kasur bayinya saja ya gengs.. Sudah selama itu.

Lama annia dan azmi disana. ya... Namanya juga wanita, kalau masalah belanja itu paling ribet!
Setelah menempuh berjam jam lamanya, azmi dan annia pun pulang.

Saat azmi dan annia hendak menyebrangi jalan,.. Tiba tiba..

"Awaas!!!"
Azmi menarik annia kepelukannya, sehingga annia tidak sampai tertabrak motor yang melintas dengan kecepatan tinggi itu. Azmi mengamati, sepertinya si pengendara motor itu adalah wanita.

Walau tangannya sesikit lebam Akibat terkena stang motor wanita tadi, ia bersyukur bukan annia yang terluka.

"kamu nggak apa apa kan?" tanya azmi yang melihat wajah annia memucat, ia yakin wanita itu shock. Annia hanya mengangguk kecil.

"tap.. Tapi tangan ka...Kakak lebam" jawab annia terbata bata.

"udah,. Yang penting kamu selamat, jangan difikir lagi yah," ucap azmi sembari melangkahkan kakinya bersama annia untuk pulang.

****

"shit!.. "
Upat seorang wanita yang tadi hampir saja menabrak annia.

"gue gagal lagi!" pekiknya pada seorang lelaki didepannya yang tengah meminum secangkir teh.

"hahaha, nabrak aja lo gak berhasil, gimana mau ngebunuh, bodoh!" cibir lelaki itu.

"gue kalah cepat dengan gerakan azmi, heran gue.kecepatan gue udah gas pol"

"anda belum beruntung!"

Mereka adalah Roza dan Alvin. Ya, mereka telah merencanakan hal tersebut untuk melukai annia, namun keadaan menolak. Keadaan lebih berpihak pada annia dan azmi.

****

Toktoktok

Terdengar suara ketukan pintu depan, mbak wati pun membukakan pinru untuk tamunya,yang ternyata orang tua azmi.

"nyonya besar, silahkan masuk, saya panggilkan non annia dan tuan azmi dulu" ucap mbak wati sopan.
Orang tua azmi pun tersenyum saat memasuki rumah azmi.

"mamaah" pekik annia histeris lalu memeluk mama mertuanya yang sangat ia sayangi itu.

"sayang,.. Apa kabar?" tanya tante sinta pada annia.

"alhamdulillah mah, sehat."

Mereka berbincang bincang di ruang tamu, ditemani dengan secangkir teh melati hangat buatan mbak wati.

"mama kesini mau ngasi ini ke kamu"
Tante sonya mengeluarkan sebuah bingkisan yang berisi peralatan bayi bewarna coklat susu. Annia terkejut atas pemberian mama mertuanya itu.
"kami sudah membelinya mah" ucap azmi datar,tanpa ekspresi. Annia yang mendengar ucapan suaminya itupun langsung melayangkan cubitan mautnya.

"kak, kalau ngomong sama orang tua itu pakai ekspresi kek,"cibir annia.

"mah, kami sudah membelinya tadi siang," ulang azmi dengan senyum yang terlalu lebar.membuat semua orang disana tertawa.

"dikasih ekspresi malah ketawa, aneh!" ucap azmi tak mengerti.

"mah, kami sudah beli peralatan bayi tadi," ucap annia.

"ya udah, gak papa,. Simpan aja untuk anak kedua,ketiga,keempat kalian." tante sonya dan tuan hidranata terkekeh.

"satu aja udah repot mah" cibir azmi.
Annia menjulurkan lidahnya meledek suaminya itu.

Mereka kembali tertawa akibat ulah azmi dan annia yang tidak pernah akur ini.

"kaki kamu bengkak bengkak ya annia," tanya tante sinta menyelidik.

"eh,.. Iya ma,"

"Jangan terlalu kecapean ya, sini mama pijitin."

"eh.. Ma.. Ga... " belum selesai annia menolak, tante sonya sudah meraih kaki annia terlebih dahulu dan memijitinya dengan kasih sayang. Annia begitu terharu diperlakukan seperti itu. Ia kini bersyukur karena memiliki mertua sebaik tante sonya dan tuan hidranata.

"ini masih mending, mama dulu sampai nggak bisa ngapa ngapain, hamil anak pertama itu emang rempong!" ucap tante sonya di sela sela pijitannya. Annia hanya menganggukkan kepalanya.

"udah mah, sini biar azmi aja yang mijitin,nanti mama kecapean lagi." ucap azmi hendak mengambil alih.
Namu mamanya menolak.

"gak, biar mama aja,. Kapan lagi coba mama memperhatiin menantu mama ini,"

"mamah ini, besok besok kan masih bisa" tukas azmi.

"iya kalo mama masih bisa, kalo nggak?"

"hus, mama gak boleh bilang gitu" ucap annia kepada mama mertuanya itu.

"makasih ya mah, udah mau menerima annia,walaupun dulu annia pernah menolak perjodohan ini, tapi sekarang annia mensyukurinya" ucap annia sembari tersenyum kepada mama mertuanya itu.

"kami yang harusnya berterimakasih annia, karena kamu sudah mau menjadi istri azmi, seorang lelaki dingin dan datar seperti dia" ejek tuan hidranata pada azmi. Namun azmi tidak menanggapinya.

"annia bersyukur mempunyai keluarga seperti kalian.. Makasih ma, yah" lirih annia lalu memeluk mama mertuanya.

"mama jadi nggak sabar mau gendong cucu pertama mama nih," ucap tante sonya.

"Sabar ya mah.. Udah tujuh bulan mau masuk delapan bulan kok." ucap annia sembari mengelus perutnya yang sudah besar, seperti telah berumur sembilan bulan itu.

"pokoknya mama adalah orang pertama yang mau gendong dia" tante sonya ikut mengelus perut annia.

"nanti ayah ajakin main bola!" ucpa tuan hidranata.

"enak aja, ini cewek ya.. "

"cowok!"

"cewek yah... "

"pokoknya cowok.."

Azmi dan annia menggelengkan kepala melihat orang tuanya memperdebatkan jenis kelamin anaknya lagi.

_______________________
Tbc

Jangan lupa vote ya..

Yeah, luvluv untuk kalian semua

PutriKaloka.

D o u b l e A | TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang