Double A | BAB 60.

7.5K 147 5
                                    

"Semut di ujung laut keliatan, eh ini... Upil di depan hidung aja nggak nampak,"


"Daun yang jatuh tidak pernah membenci pohon,"

(Kamus Peribahasa Gaje
Double A~)

"Eh... Udah selesai jalan-jalan nya?"
Tanya tante Sonya yang tengah mengganggu Arusha dan Shashi dengan mencoel-coel pipi tembem cucunya, sepasang suami istri itu hanya terdiam, sama-sama sibuk pada fikirannya masing-masing.

"Dikacangin!" kesal tante Sonya dengan melirik ke arah anak dan menantunya yang masih berdiri di depan pintu kamar. Azmi menghela nafas, melangkahkan kakinya mendekati tempat dimana mertuanya sedang 'ngerusuhin' si kembar.

"Gak kok ma, cuma disayurin aja." celetuk Azmi sekenanya, ia sama sekali tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Lama Azmi diam,berfikir keras hingga ia menggendong sang jagoannya. Seharusnya ia mandi terlebih dahulu, namun ya... Bukan Azmi namanya kalau tidak ber-kepala batu.

"Disayurin?" gumam tante Sonya bingung, ia celingukan mencari keberadaan Annia yang ternyata masih berdiri di tempatnya, tidak berkutat sama sekali. Tante Sonya memicingkan matanya yang sudah mulai rabun, ia berdiri dan mendekati Annia.

"Annia," Panggil tante Sonya sekali, namun tidak ada jawaban.

"HELLOW!!" ucap tante Sonya mengibaskan tangannya tepat di depan wajah Annia dan beberapa jarinya mengenai mata Annia, untung aja nggak keculek. Annia terkejut,

"Ah... Ngg.. Apa ma?"

"Ye... Ngelamun ni bocah," cibir tante Sonya memanyunkan bibirnya.
Tante Sonya baru menyadari bahwa mata Annia sedikit sembab,dan hidung mungilnya itu memerah.

"Eh.. Kamu nangis? Kenapa? Huh??" tanya tante Sonya memegang wajah Annia dengan kedua tangannya, memutarkan kekiri dan kekanan.

Annia tidak menjawab, fikirannya kembali menerawang kejadian di pemakaman. Melihat Annia yang tidak kunjung memberi jawaban, tante Sonya memutar tubuhnya dan menatap Azmi dengan garang. Azmi kembali menatap tante Sonya,Eh..tante Sonya malah tambah melotot, kan takut jadinya si Azmi.

"Azmi, kenapa Annia?" interogasi tante Sonya dengan nada yang dibuat-buat garang, hal itu bukan membuat Azmi takut, malah membuatnya ingin tertawa namun ia tahan. Bisa-bisa nanti ia di pecat jadi menantu.

Azmi meletakkan Arusha dan menyenderkan tubuhnya pada dinding bercat cream itu,

"Tadi pas kami pergi ke ku---"

"KAK AZMI GAK BOLEHIN MAKAN ES KRIM!!! Ucap Annia kesal. Ralat, kesal yang di buat-buat supaya tante Sonya tidak tahu apa yang ia rasakan sekarang.
Mendengar jawaban Annia, tante Sonya menatap Annia dengan tatapan tak percaya, sedangkan Azmi dengan tatapan gabut, seperti orang kalah main kartu sama bocah.

"Hahahahaha,"
Tante sonya tertawa terbahak, sangat. Hingga membuat Arusha dan Shashi menangis, mungkin bayi kembar itu mengira tengah ada nenek lampir dirumahnya.
Annia dan Azmi mendekati bayinya bersamaan, dan pada saat Annia ingin mengambil Arusha, Azmi ikut ingin mengambil Arusha. Sewaktu Annia ingin mengambil Shashi, Azmi ikut mengambil Shashi. Annia mendengus kesal, apa yang di inginkan oleh tiang lampu merah ini sebenarnya?

"Ck..." decak Annia saat tangan mereka bersilang saat mengambil sang bayi. Azmi hanya cengengesan tak jelas, Arusha dan Shashi masih merengek, mungkin mereka haus karena sudah beberapa jam di tingg oleh sang bunda.

"Sstt... Sstt.. Sstt... Sayang," bujuk Annia menenangkan anaknya, annia tengah menggendong Shashi.

"Sstt... Sstt.. Sstt... Sayang," tiru Azmi menimang-nimang Arusha dengan kembali cengengesan saat diberi tatapan mematikan oleh sang istri.

D o u b l e A | TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang