Double A | BAB 54.

6.9K 150 8
                                    

Selamat membaca dears**
Budayakan Vote terlebih dahulu ya.
______________________________

"Nyawa dibalas Nyawa!"
~Azmi.

Azmi memakirkan mobilnya di parkiran kantor yang sudah sepi, sangat sepi. Tidak ada satupun mobil atau kendaraan lain disana, karena mobil Mr. Leo terparkir di tempat tersembunyi.

Azmi memerintahkan Mr. Leo dan Mr. Candra untuk mengurung orang yang telah membuat Annia hampir celaka di gudang kantornya yang hanya memiliki jam kerja pada pagi hingga sore hari. Maka dari itu Azmi bebas akan melakukan apa saja nantinya.

Azmi melewati lorong-lorong kantor dengan santai, namun otaknya bekerja keras. Siapa yang melakukan ini semua?

Saat Azmi sampai di depan pintu gudang, Mr. Leo dan Mr. Candra menyambutnya dengan hormat, Azmi hanya menatapnya dingin.

"Dimana dia,"

"Ada di dalam tuan," jawab Mr. Leo dengan sopan, Azmi mengangguk. Tatapannya membuat Mr. Leo tahu bahwa Azmi tengah mengintruksikan mereka untuk membuka pintu.
Tanpa berfikir lama, Mr. Leo membuka pintu dengan perlahan-lahan.

Mata Azmi menyorot seorang lelaki yang tengah terikat di atas kursi kayu, wajahnya terlihat lebam.
Azmi merasa terkejut. Ia memprediksikan bahwa yang melakukan ini semua adalah Roza atau Alvin, namun tidak. Ia salah prediksi.

"Kenapa wajahnya lebam?" tanya Azmi dengan intonasi tak suka.
Mr. Canda menjawab dengan gugup.

"I--itu karena dia mencoba kabur, Tuan."
Jantung Mr. Candra berdegup kencang, ia sangat takut dengan tuannya itu. Mr. Candra Teringat saat mereka gagal melacak dimana keberadaan Annia dulu, Azmi mengamuk tak karuan dan hampir saja membunuh mereka.

Azmi tersenyum sinis, "Bagus. Kenapa tidak sekalian kau patahkan tulang hidungnya?"

Mr. Leo dan Mr. Candra terkejut bukan main dengan perkataan Azmi. Apakah mereka tidak salah mendengar?
Mr. Candra kira Azmi akan memarahi mereka, namun sebaliknya.

"Siapa nama lelaki keparat ini?"

"Zilam tuan," jawab Mr. Leo,

"Lepaskan saya!" pinta lelaki itu dengan mencoba memberontak. Azmi tersenyum melihat tingkah lelaki itu.

Dengan kasar Azmi menarik tengkuknya hinga ia mendongak melihat wajah Azmi.

"Lepas? Tunggu aku selesai bermain-main dengan mu,"
Azmi melangkah mundur, tubuh lelaki itu bergetar mendengar suara Azmi yang berat dan menakutkan.

Azmi mengambil balok kayu yang digunakan untuk mengganjal meja yang telah lapuk hingga menghasilan bunyi keras. Mr. Leo dan Mr. Candra hanya dapat berdiam diri, mereka tak tahu apa yang akan dilakukan oleh Tuannya.

"Siapa yang menyuruhmu?" tanya Azmi dengan menghantamkan balok kayu itu ke kaki kiri Zilam.
Ia mengerang kesakitan,

"Sampai mati aku takkan mengatakannya padamu," ucap Zilam yang membuat Azmi naik pitam.

"Oh... Kau ingin bermain dalam Api kiranya,"

Azmi kembali memukulkan balok kayunya ke kaki Zilam tanpa ampun.

"Kau tahu apa akibat dari perbuatanmu?" tanya Azmi dengan suara yang membuat semua pendengarnya ketakutan. Tak ketercuali Mr. Leo dan Mr. Candra.

"Istri ku hampi celaka kau buat!"
Azmi mengayunkan balok itu ke tubuh Zilam. Zilam masih tak bergeming, ia hanya dapat merasakan sakit yang menjalar ke seluruh tubuhnya.

D o u b l e A | TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang