Double A | BAB 9.

16.3K 385 1
                                    

Mobil Rosa berhenti di depan rumah baru milik Annia dan Azmi.

"Wow....ini Rumah baru nih, ceritanya." goda Rosa. Annia hanya tertawa mendengar ucappan sahabatnya itu.

"Mampir dulu?" ajak Annia saat keluar dari mobil tersebut.

"Gak ah, Gue mau langsung pulang aja. Bye!" ucap Rosa mengakhiri pertemuannya.

"Hati-hati!"

Annia melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Melepas sepatu Ketsnya dan berjalan menuju kamar, dengan maksud ingin tidur, karena jam sudah menunjukkan pukul 23.00. Ya,jika Annia sudah bertemu dengan Rosa, ia akan lupa waktu.

Ceklek

Annia melihat Azmi tengah tidur di kasur king size miliknya. Tampak jelas raut wajah lelah nya karena bekerja dari pagi hingga sore. Annia menatap wajah Azmi sebentar, namun ia alihkan pandangannya.

"Kak"

"Kakak!!"pekik Annia sembari menggoyang-goyangkan kaki Azmi.

"Hm."

"Bangun, Annia mau tidur,"

"Kakak tidur di luar aja ya,"

"Ngalah sama Annia kek!!"

Melihat lawan bicaranya masih terlelap di dalam mimpinya, Annia terlihat kesal dan berdecak.

"Ck.. Ooh, Tuan Es nggak mau bangun ya?!" decak annia. Annia menyeringai sinis, dan mengambil sesuatu di dalam tas nya...

"Rasain tuh, mau main-main dengan Annia, eh eh.. Annia gulingin dari sabang sampai merauke ntar!" kekeh Annia sembari membaringkan badannya di sofa depan Tv. Annia lebih memilih tidur di sofa karena lebih nyaman daripada di kamar tamu.

****

"Tidaaaaaaak!" pekik Azmi saat terbangun subuh dan melihat wajahnya di kaca Toilet.
Wajahnya sebelas duabelas dengan muka ondel-ondel. Bibir yang belepotan lipstik, alisnya, matanya,keningnya, pipinya yang penuh dengan blush on.

"Annia!!!!!!" geramnya memanggil sang istri yang ia yakini adalah dalang dari ini semua.

Azmi melangkah keluar dan mendapati tubuh Annia yang masih tertidur di sofa. Memang pada saat itu waktu masih menunjukkan pukul 05.30.

"Woi!!"
Ucap Azmi sembari membangunkan Annia.
Melihat yang dibangun kan tak kunjung memberi respon, Azmi mengambil air dan menyiramnya ke wajah Annia. Tidak banyak, tapi mampu membuat orang yang tersiram terjaga dari mimpinya.

"Banjiiir, tolongin Annia!!!" pekik Annia histeris sembari mengangka- angkat tangannya seperti orang yang tenggelam.

"Toloong!!"

Terukir senyum kecil di sudut bibir Azmi melihat tingkah Annia kecilnya yang terkaget karena air yang ia siram tadi.
Annia tersadar kalau itu bukan banjir, melainkan siraman dari si Tuan Es.

"Kakak siram Annia?"

"Menurut lo?" ucapnya datar.

"Ooo... Kirain Banjir."ucap annia tak kalah datar, namun di dalam hatinya tertawa lebar karena melihat wajah Azmi yang dia permak semalam.

"Lo yang lakuin ini kan?!" geram Azmi.

"Siapa suruh kakak tidur di kamar, disuruh bangun gak bangun.." picik Annia.

"Kamar, kamar gua, rumah rumah gua, lu mau apa?" ucap Azmi naik pitam.

"Ya, ngalah dikit kek sama istri!" lirih Annia sembari menundukkan kepalanya. Ada rasa pedih kala Azmi mengatakan hal tadi.

D o u b l e A | TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang