"..... Dasar Kamu."
(Annia~)
Malam telah larut, membawa suasana dingin yang menerpa kulit. Annia terbangun kala merasa sesaknya buang air kecil yang telah berada pada level terakhir.
Dilihatnya jam tengah menunjukkan pukul
02.00.
Dengan cepat Annia turun dari kasur dan melangkahkan kaki menuju toilet kamar.
Setelah selesai dengan urusan panggilan alam, Annia kembali melangkahkan kakinya menuju kasur. Namun hal itu terhenti saat ia mendengar suara orang yang sedang berbicara dengan berbisik, walaupun berbisik, suara itu tetap terdengar karena heningnya malam.
Annia penasaran, ia menunda langkahnya ke kasur dan mendekati pintu keluar.
Saat ia membuka pintu, Annia berdiri di depan pintu untuk memastikan bahwa benar adanya bisikan itu.Kakinya melangkah mencari arah suara itu, tanpa disadari ia telah sampai di depan pintu kedua anaknya.
"iya.. Besok pagi Shashi akan kesana kok..."
DEG!
Annia mendengar suara Shashi sedang berbicara kepada seseorang, namun entah siapa itu.
Annia mendekati pintu dan menempelkan telinganya dan benar! Ada yang sedang berbincang-bincang disana.
Semakin lama, Annia semakin penasaran dan alhasil Annia dengan perlahan menggenggam gagang pintu.Yang ditakutkan Annia adalah nantinya ada orang yang menyusup masuk ke dalam rumahnya dan mungkin saja orang itu mempunyai niat buruk.
Ceklek
"Arusha, Shashi... Kenapa kalian belum tidur?" tanya Annia saat melihat anak-anaknya tengah duduk berdampingan.
Sunyi.
Tak ada yang menjawab, seakan-akan mereka tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Annia.
Annia melangkahkan kakinya perlahan mendekati tempat dimana anak anaknya duduk."Arusha?"
Tidak ada jawaban.
"Ashi?"
Tidak ada jawaban.
Annia merasa ada yang aneh terhadap anaknya.
Kini ia sudah berada di belakang anak-anaknya, namun anehnya tidak satupun dari mereka yang menoleh kebelakang. Annia terus memanggil Anaknya.Saat Annia ingin menyentuh bahu Shashi, ada rasa yang timbul dalam hatinya. Khawatir, takut, penasaran. Semua perasaan itu bercampur aduk menjadi satu.
"Shashi," panggil Annia dengan sembari menyentuh bahu anaknya.
Dingin, itu satu hal yang dirasakan oleh Annia saat ia menyentuh bahu Shashi, karena hal itu pula Annia menarik kembali tangannya.
"Arusha, Ashi, kenapa kali... "
Belum Annia menyelesaikan kalimatnya, Arusha dan Shashi telah membalikkan tubuhnya dan terlihatlah.
Wajah mereka hancur, darah mengalir dari setiap luka yang ada di tubuhnya.
"Amii!!!"
Annia membeku, matanya terbelalak seakan ada sesuatu yang mengganjal matanya.
"Amii!!"
Annia tersadar. Dengan bersusah payah ia mencoba berlari sekencang mungkin keluar dari kamar anak-anaknya.
Namun baru beberapa langkah ia menjauh, Annia merasa ada sesuatu yang lembek dan berair memegang tangannya. Annia menoleh, Annia menoleh kebelakang dan mendapatkan Arusha yang tengah memegang tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
D o u b l e A | TERBIT
RomansaWAJIB FOLLOW TERLEBIH DAHULU!!! U17+⚠ ~Annia Ganisha Robert~ Kisah cinta yang tak ada ujungnya. Gadis berusia sembilan belas tahun ini yang dijodohkan kepada lelaki kaku, datar dan dingin. Namun siapa yang menyangka bahwa lelaki yang dijodohkan ke...